Walikota Jayapura Lepas Tim Enumerator Buta Aksara
pada tanggal
Monday, 1 June 2015
KOTA JAYAPURA - Pendidikan merupakan pintu utama untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial warga suatu negara.
Karena dengan pendidikan, sehingga dapat menghilangkan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan serta ketidakberdayaan.
Pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan kepada warga negaranya termasuk upaya terstruktur dalam pemberantasan buta aksara.
Buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan menulis, ketidakmampuan ini niscaya menempatkan seseorang atau suatu kelompok masyarakat dalam ketertinggalan.
Kota Jayapura meskipun merupakan daerah di mana angka buta aksara paling rendah di Provinsi Papua yakni 0,14 persen yang merupakan data terakhir Statistik tahun 2013. Sementara di tahun sebelumnya sekitar 0,16 persen sehingga berpengaruh pada angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota Jayapura terus meningkat.
Terkait dengan hal tersebut, Walikota Jayapura DR. Benhur Tomi Mano, MM secara resmi melepaskan tim Enumerator (Surveyor) Buta Aksara kota Jayapura pada Rabu (27/5) di Main Hall kantor Walikota Jayapura.
Tim ini berasal dari Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) Ilalang Papua yang digandeng oleh Dinas Pendidikan Kota yang terdiri dari 17 orang yang akan melaksanakan survei selama tiga bulan.
Survei tersebut dimulai dari Mei - Agustus 2015 dan dilakukan dalam tiga tahap di seluruh distrik yang ada di kota Jayapura.
Walikota dalam arahannya mengatakan pendataan yang dilakukan tersebut harus dilakukan secara akurat dengan menggunakan metode serta indikator yang telah ditentukan sehingga dapat melakukan analisa dengan baik.
“Saya minta agar tim bekerja dengan baik dan berkualitas sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik pula,” imbuhnya.
Dirinya juga percaya tim tersebut akan bekerja dengan baik dan maksimal sehingga akan mendapatkan laporan yang akurat.
Sebagai tanda pelepasan, Walikota menyematkan tanda pengenal peserta bagi dua perwakilan tim Enumerator. [Dharapos]
Karena dengan pendidikan, sehingga dapat menghilangkan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan serta ketidakberdayaan.
Pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan kepada warga negaranya termasuk upaya terstruktur dalam pemberantasan buta aksara.
Buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan menulis, ketidakmampuan ini niscaya menempatkan seseorang atau suatu kelompok masyarakat dalam ketertinggalan.
Kota Jayapura meskipun merupakan daerah di mana angka buta aksara paling rendah di Provinsi Papua yakni 0,14 persen yang merupakan data terakhir Statistik tahun 2013. Sementara di tahun sebelumnya sekitar 0,16 persen sehingga berpengaruh pada angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota Jayapura terus meningkat.
Terkait dengan hal tersebut, Walikota Jayapura DR. Benhur Tomi Mano, MM secara resmi melepaskan tim Enumerator (Surveyor) Buta Aksara kota Jayapura pada Rabu (27/5) di Main Hall kantor Walikota Jayapura.
Tim ini berasal dari Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) Ilalang Papua yang digandeng oleh Dinas Pendidikan Kota yang terdiri dari 17 orang yang akan melaksanakan survei selama tiga bulan.
Survei tersebut dimulai dari Mei - Agustus 2015 dan dilakukan dalam tiga tahap di seluruh distrik yang ada di kota Jayapura.
Walikota dalam arahannya mengatakan pendataan yang dilakukan tersebut harus dilakukan secara akurat dengan menggunakan metode serta indikator yang telah ditentukan sehingga dapat melakukan analisa dengan baik.
“Saya minta agar tim bekerja dengan baik dan berkualitas sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik pula,” imbuhnya.
Dirinya juga percaya tim tersebut akan bekerja dengan baik dan maksimal sehingga akan mendapatkan laporan yang akurat.
Sebagai tanda pelepasan, Walikota menyematkan tanda pengenal peserta bagi dua perwakilan tim Enumerator. [Dharapos]