UP2KP Diminta Awasi Pelaksanaan Pelayanan Penerbangan Rujukan dari Pedalaman Papua
pada tanggal
Sunday, 14 June 2015
KOTA JAYAPURA - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg Aloysius Giyai meminta Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) mengawasi realisasi kerja sama dengan empat maskapai penerbangan misionaris untuk memudahkan akses pelayanan rujukan dari daerah pedalaman Papua ke kota dan sebaliknya.
Empat maskapai itu adalah Associated Mission Aviation (AMA), Mission Aviation Fellowship (MAF), Yayasan Jasa Aviasi Indonesia (Yajasi) dan Helimission.
"Mulai tahun ini, dalam rangka pelayanan terbang kita sudah taruh duit di maskapai penerbangan AMA sebesar 1 miliar rupiah, maskapai penerbangan MAF, 1 miliar rupiah, maskapai penerbangan Yajasi, 750 juta rupiah, dan Heli Mission 750 juta rupiah," kata Giyai, di Kota Jayapura, Sabtu (13/6).
Menurut dia, pengawasan terhadap empat maskapai penerbangan itu menjadi tanggung jawab UP2KP dan Ombudsman Perwakilan Papua yang sudah menjalin kerja sama.
"Jadi di Papua susah apa sekarang? tinggal kami minta UP2KP awasi, jalan atau tidak," sambung dia.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Papua melakukan penandatanganan kerja sama dengan maskapai penerbangan AMA, maskapai penerbangan MAF, maskapai penerbangan Kajazi, dan heli mission di salah satu hotel ternama di Jayapura pada Selasa (26/5).
Kerja sama dengan empat maskapai penerbangan itu, untuk memudahkan akses pelayanan rujukan dari daerah pedalaman Papua ke kota dan sebaliknya.
Selain itu, keempat maskapai penerbangan itu bisa sampai ke kampung-kampung. Sehingga, kedepan tidak lagi pasien yang susah dirujuk dari pedalaman ke kota.
Gubernur Papua Lukas Enembe menganggarkan sekitar Rp3,5 miliar untuk membiayai penerbangan itu, guna mengangkut pasien yang sudah meninggal di pedalaman Papua ke kota ataupun sebaliknya dari kota ke daerah pedalaman.
Aloysius mengatakan Pemerintah Papua berupaya menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan misionaris agar tidak ada lagi pasien, terutama orang asli Papua di daerah pedalaman, mengalami kesulitan ketika hendak dirujuk ke kota. [Antara]
Empat maskapai itu adalah Associated Mission Aviation (AMA), Mission Aviation Fellowship (MAF), Yayasan Jasa Aviasi Indonesia (Yajasi) dan Helimission.
"Mulai tahun ini, dalam rangka pelayanan terbang kita sudah taruh duit di maskapai penerbangan AMA sebesar 1 miliar rupiah, maskapai penerbangan MAF, 1 miliar rupiah, maskapai penerbangan Yajasi, 750 juta rupiah, dan Heli Mission 750 juta rupiah," kata Giyai, di Kota Jayapura, Sabtu (13/6).
Menurut dia, pengawasan terhadap empat maskapai penerbangan itu menjadi tanggung jawab UP2KP dan Ombudsman Perwakilan Papua yang sudah menjalin kerja sama.
"Jadi di Papua susah apa sekarang? tinggal kami minta UP2KP awasi, jalan atau tidak," sambung dia.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Papua melakukan penandatanganan kerja sama dengan maskapai penerbangan AMA, maskapai penerbangan MAF, maskapai penerbangan Kajazi, dan heli mission di salah satu hotel ternama di Jayapura pada Selasa (26/5).
Kerja sama dengan empat maskapai penerbangan itu, untuk memudahkan akses pelayanan rujukan dari daerah pedalaman Papua ke kota dan sebaliknya.
Selain itu, keempat maskapai penerbangan itu bisa sampai ke kampung-kampung. Sehingga, kedepan tidak lagi pasien yang susah dirujuk dari pedalaman ke kota.
Gubernur Papua Lukas Enembe menganggarkan sekitar Rp3,5 miliar untuk membiayai penerbangan itu, guna mengangkut pasien yang sudah meninggal di pedalaman Papua ke kota ataupun sebaliknya dari kota ke daerah pedalaman.
Aloysius mengatakan Pemerintah Papua berupaya menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan misionaris agar tidak ada lagi pasien, terutama orang asli Papua di daerah pedalaman, mengalami kesulitan ketika hendak dirujuk ke kota. [Antara]