Tokoh Masyarakat Diminta Bekerjasama Cari Pelaku Penyerangan BTN Organda
pada tanggal
Thursday, 11 June 2015
ABEPURA (KOTA JAYAPURA) - Komandan Kodim (Dandim) 1701 Jayapura, Letkol Inf Yoyok Pranowo meminta para seluruh tokoh masyarakat terutama kepala suku di Pegunungan Tengah yang ada di Kota Jayapura agar membantu pihaknya mencari dan menyerahkan para pelaku penyerangan dan pengeroyokan yang menewaskan dua warga Perumahan BTN Organda, Distrik Heram, Kota Jayapura, beberapa waktu lalu.
"Tolong bantu polisi dengan menyerahkan para pelaku yang saat ini masih bersembunyi," tegas Dandim kepada kepala suku dan tokoh masyarakat pegunungan di Polsek Abepura, Rabu (10/6).
Ia mengatakan, tanpa bantuan tokoh masyarakat, polisi sulit untuk menangkap para pelaku penganiayaan.
Yoyok juga meminta para kepala suku untuk meminta kepada saudara dan keluarga yang ada di kampung agar tidak terpengaruh.
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat Pegunungan Tengah, Abner Watipo menegaskan tidak setuju dengan rencana pendataan warganya.
"Selain itu, stigma orang gunung pengacau dan pelaku pengrusakan hendaknya tidak lagi dilekatkan kepada kami," kata Abner Wetipo.
Sebelumnya, Kapolresta Jayapura, AKBP Jermias Rontini menyatakan pasca insiden di BTN Organda, pihaknya masih mengejar para pelaku.
Diakui saat ini kepolisian telah mendapatkan informasi dari para saksi yang dimintai keterangan. Sehingga pelakunya dipastikan akan ditangkap. Ia juga menyatakan akan menjamin keselamatan dari saksi yang memberikan informasi dan juga keluarganya.
“Namun ada kekhawatiran masyarakat, kalau dia menginformasikan kepada kami mereka akan diserang oleh kelompok tersebut. Kami jamin keselamatan mereka, kewajiban kami untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. Sehingga kita minta dari RT/RW, ada saksi yang dapat memastikan kelompok pelaku itu siapa, berikan informasi kepada kami,” kata Kapolresta pada Selasa (9/6).
Rontini mengakui bahwa pihaknya saat ini mendapatkan masukan dari masyarakat BTN Organda yang menginginkan dibangunnya pos gabungan TNI/Polri dikawasan tersebut.
“Mungkin yang diinginkan masyarakat itu adanya pos terpadu, karena Organda ini kan dikelilingi oleh rumah warga yang tidak punya identitas yang membuat warga menjadi resah. Saya sudah berkoordinasi dengan Dandim mudah-mudahan dalam waktu dekat pos terpadu ini bisa segera berjalan,” katanya.
Kepolisian, lanjut Rontini berkomitmen untuk memberikan pengamanan di Kompleks BTN Organda Distrik Abepura, Kota Jayapura selama 24 Jam. Serta telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura terkait pembangunan pos gabungan di Kompleks BTN Organda Distrik Abepura.
“Saya sudah sampaikan kepada Walikota, dan beliau merespon positif, tinggal kita bicarakan nanti dengan Muspida,” katanya.
Sebelumnya, kasus penyerangan dan penganiayaan di Perumahan BTN Organda pada Senin (9/6), mengakibatkan dua orang meninggal yakni Ketua RT 02/RW 04, Fredrik Lasamahu dan seorang warga bernama Simon Souhoka. [Antara]
"Tolong bantu polisi dengan menyerahkan para pelaku yang saat ini masih bersembunyi," tegas Dandim kepada kepala suku dan tokoh masyarakat pegunungan di Polsek Abepura, Rabu (10/6).
Ia mengatakan, tanpa bantuan tokoh masyarakat, polisi sulit untuk menangkap para pelaku penganiayaan.
Yoyok juga meminta para kepala suku untuk meminta kepada saudara dan keluarga yang ada di kampung agar tidak terpengaruh.
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat Pegunungan Tengah, Abner Watipo menegaskan tidak setuju dengan rencana pendataan warganya.
"Selain itu, stigma orang gunung pengacau dan pelaku pengrusakan hendaknya tidak lagi dilekatkan kepada kami," kata Abner Wetipo.
Sebelumnya, Kapolresta Jayapura, AKBP Jermias Rontini menyatakan pasca insiden di BTN Organda, pihaknya masih mengejar para pelaku.
Diakui saat ini kepolisian telah mendapatkan informasi dari para saksi yang dimintai keterangan. Sehingga pelakunya dipastikan akan ditangkap. Ia juga menyatakan akan menjamin keselamatan dari saksi yang memberikan informasi dan juga keluarganya.
“Namun ada kekhawatiran masyarakat, kalau dia menginformasikan kepada kami mereka akan diserang oleh kelompok tersebut. Kami jamin keselamatan mereka, kewajiban kami untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. Sehingga kita minta dari RT/RW, ada saksi yang dapat memastikan kelompok pelaku itu siapa, berikan informasi kepada kami,” kata Kapolresta pada Selasa (9/6).
Rontini mengakui bahwa pihaknya saat ini mendapatkan masukan dari masyarakat BTN Organda yang menginginkan dibangunnya pos gabungan TNI/Polri dikawasan tersebut.
“Mungkin yang diinginkan masyarakat itu adanya pos terpadu, karena Organda ini kan dikelilingi oleh rumah warga yang tidak punya identitas yang membuat warga menjadi resah. Saya sudah berkoordinasi dengan Dandim mudah-mudahan dalam waktu dekat pos terpadu ini bisa segera berjalan,” katanya.
Kepolisian, lanjut Rontini berkomitmen untuk memberikan pengamanan di Kompleks BTN Organda Distrik Abepura, Kota Jayapura selama 24 Jam. Serta telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura terkait pembangunan pos gabungan di Kompleks BTN Organda Distrik Abepura.
“Saya sudah sampaikan kepada Walikota, dan beliau merespon positif, tinggal kita bicarakan nanti dengan Muspida,” katanya.
Sebelumnya, kasus penyerangan dan penganiayaan di Perumahan BTN Organda pada Senin (9/6), mengakibatkan dua orang meninggal yakni Ketua RT 02/RW 04, Fredrik Lasamahu dan seorang warga bernama Simon Souhoka. [Antara]