Sail Raja Ampat Diminta Tidak Mengklaim Wisata Teluk Cenderawasih
pada tanggal
Saturday, 27 June 2015
KOTA JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua Barat, terutama dinas yang terkait dengan promosi Wisata Raja Ampat di Kabupaten Raja Ampat agar berhenti gunakkan wilayah Teluk Cenderawasih sebagai wilayah promosi wisata mereka.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Provinsi Papua, David Pagawak yang menegaskan agar para pengelola Sail Raja Ampat dan festival bahari lainnya di Provinsi Papua Barat agar tidak sampai masuk ke wilayah Wisata Ikan Paus Hiu di Kabupaten Nabire dan Ikan Napoleon di Kabupaten Kepulauan Yapen.
“Saat Sail Raja Ampat jalan, mereka masuk secara gelap ke wilayah Nabire dan ke Serui untuk melihat ikan Napoleon. Dua objek wisata ini sudah dijual oleh Raja Ampat, kami tidak mau itu berlanjut,” tegasnya di Kota Jayapura pada Sabtu (27/6).
Dikatakan pihaknya sangat menyayangkan sikap ambil alih tersebut, sebab Dinas Pariwisata Provinsi Papua sendiri telah memiliki program pengelolaan wilayah wisata termasuk dua wilayah strategis itu.
“Ini sangat-sangat menyalahi, karena itu potensi wisata Provinsi Papua,” ujarnya.
Ia menegaskan, pihaknya selama ini telah berusaha memperindah lokasi wisata termasuk di dua kabupaten tersebut. Sehingga ketika diambil oleh Provinsi Papua Barat. Secara tegas ia menegur dan menuntut pengertian bersama.
“Ini potensi, tapi kami yang dirugikan,” ucapnya.
Pagawak menegaskan, pihaknya tidak ingin wilayah tugas mereka dengan sengaja diambil, sedangkan selama ini pihaknya telah bersusah payah mengelolanya.
“Jangan lagi iven Sail Raja Ampat masuk mengambil wilayah kita, karena kami sedang mengembangkan potensi di wilayah itu,” tandasnya. [Papuanesia]
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Provinsi Papua, David Pagawak yang menegaskan agar para pengelola Sail Raja Ampat dan festival bahari lainnya di Provinsi Papua Barat agar tidak sampai masuk ke wilayah Wisata Ikan Paus Hiu di Kabupaten Nabire dan Ikan Napoleon di Kabupaten Kepulauan Yapen.
“Saat Sail Raja Ampat jalan, mereka masuk secara gelap ke wilayah Nabire dan ke Serui untuk melihat ikan Napoleon. Dua objek wisata ini sudah dijual oleh Raja Ampat, kami tidak mau itu berlanjut,” tegasnya di Kota Jayapura pada Sabtu (27/6).
Dikatakan pihaknya sangat menyayangkan sikap ambil alih tersebut, sebab Dinas Pariwisata Provinsi Papua sendiri telah memiliki program pengelolaan wilayah wisata termasuk dua wilayah strategis itu.
“Ini sangat-sangat menyalahi, karena itu potensi wisata Provinsi Papua,” ujarnya.
Ia menegaskan, pihaknya selama ini telah berusaha memperindah lokasi wisata termasuk di dua kabupaten tersebut. Sehingga ketika diambil oleh Provinsi Papua Barat. Secara tegas ia menegur dan menuntut pengertian bersama.
“Ini potensi, tapi kami yang dirugikan,” ucapnya.
Pagawak menegaskan, pihaknya tidak ingin wilayah tugas mereka dengan sengaja diambil, sedangkan selama ini pihaknya telah bersusah payah mengelolanya.
“Jangan lagi iven Sail Raja Ampat masuk mengambil wilayah kita, karena kami sedang mengembangkan potensi di wilayah itu,” tandasnya. [Papuanesia]