Ratusan eksPSK dari Dolly Surabaya Berada di Tanah Papua
pada tanggal
Monday, 22 June 2015
KOTA JAYAPURA - Ratusan eks Pekerja Seks Komersil (PSK) Dolly Surabaya ditengarai sudah masuk Papua, dan beroperasi khususnya di Jayapura. Bahkan mereka diduga sudah menuju beberapa kabupaten lainnya. Untuk itu, pemerintah kabupaten/kota di Papua diminta meningkatkan pendataan terhadap penduduk baru.
Anggota DPR Papua Fraksi Pikiran Rakyat, Sinup Busup, mengatakan, indikasinya masuknya puluhan PSK sudah terlihat. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus mewaspadai masuknya para PSK itu.
"Saya kira ini harus diwaspadai, jangan sampai mereka masuk Ke seluruh wilayah Papua, melahirkan kembali berbagai penyakit masyarakat," katanya pada Senin.
Menurut Sinup Busup, dirinya mengaku pernah menginventigasi dan membuktikan langsung keberadaan eks PSK Dolly di Jayapura.
"Saya pernah bertemu mereka di Lingkaran Abepura, dan mengaku eks PSK Dolly, bahkan mereka sudah ada puluhan orang di Papua dan menyebar di sejumlah kabupaten," ungkapnya.
Untuk itu, ia meminta pemerintah kabupaten dan kota di Papua harus rutin menggelar operasi Yustisi atau pemeriksaan data penduduk, guna mengetahui sejauh mana eksodus eks PSK Dolly ke Papua.
"Pemerintah Provinsi harus giat operasi yustisi, jangan sampai menimbulkan masalah baru, apalagi penyebaran HIV/AIDS di Papua sudah sangat memprihatinkannya," jelas Sinup.
Selain itu, sambungnya, harus juga diselidiki jangan sampai ada pihak yang menyuplai para pelacur itu ke Papua, untuk diperkejakan di sejumlah tempat hiburan.
Penolakan terhadap Eks PSK Dolly sebelumnya dilontarkan oleh masyarakat Suku Kamoro Kabupaten Mimika, Marianus Maknaipeku.
"Kami tidak terima, sebab mereka bukan guru, tenaga medis, dosen yang ingin membangun Papua, tapi mereka hanya merusak generasi muda Papua,"ucapnya.
Sementara itu, pihak Kepolisian belum menerima ada laporan masuknya puluhan eks PSK itu. [Viva]
Anggota DPR Papua Fraksi Pikiran Rakyat, Sinup Busup, mengatakan, indikasinya masuknya puluhan PSK sudah terlihat. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus mewaspadai masuknya para PSK itu.
"Saya kira ini harus diwaspadai, jangan sampai mereka masuk Ke seluruh wilayah Papua, melahirkan kembali berbagai penyakit masyarakat," katanya pada Senin.
Menurut Sinup Busup, dirinya mengaku pernah menginventigasi dan membuktikan langsung keberadaan eks PSK Dolly di Jayapura.
"Saya pernah bertemu mereka di Lingkaran Abepura, dan mengaku eks PSK Dolly, bahkan mereka sudah ada puluhan orang di Papua dan menyebar di sejumlah kabupaten," ungkapnya.
Untuk itu, ia meminta pemerintah kabupaten dan kota di Papua harus rutin menggelar operasi Yustisi atau pemeriksaan data penduduk, guna mengetahui sejauh mana eksodus eks PSK Dolly ke Papua.
"Pemerintah Provinsi harus giat operasi yustisi, jangan sampai menimbulkan masalah baru, apalagi penyebaran HIV/AIDS di Papua sudah sangat memprihatinkannya," jelas Sinup.
Selain itu, sambungnya, harus juga diselidiki jangan sampai ada pihak yang menyuplai para pelacur itu ke Papua, untuk diperkejakan di sejumlah tempat hiburan.
Penolakan terhadap Eks PSK Dolly sebelumnya dilontarkan oleh masyarakat Suku Kamoro Kabupaten Mimika, Marianus Maknaipeku.
"Kami tidak terima, sebab mereka bukan guru, tenaga medis, dosen yang ingin membangun Papua, tapi mereka hanya merusak generasi muda Papua,"ucapnya.
Sementara itu, pihak Kepolisian belum menerima ada laporan masuknya puluhan eks PSK itu. [Viva]