Peter O’Neill Temui Ratu Elizabeth
pada tanggal
Sunday, 21 June 2015
LONDON (INGGRIS) - Perdana Menteri Papua Niugini, Peter O'Neill menyatakan bahwa Pemimpin Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II sangat dicintai oleh rakyat Papua Niugini
Hal tersebut dikatakan PM saat melakukan pertemuan tertutup dengan Ratu Elizabeth di Kastil Windsor, London, Inggris pada Selasa (16/6).
"Semua masyarakat PNG selama hidup mereka sangat tahu bahwa hanya ada satu kerajaan saja di dunia ini, dan masyarakat sangat menghormati Ratu sebagai pemimpinnya," kata O'Neill usai pertemuan marathon dengan keluarga kerajaan Inggris.
Ia mengakui sangat terkesan dengan sikap Ratu yang sangat bijak dan tenang, serta sangat mengenal Papua Niugini.
"Ratu memiliki kedalaman pengetahuan dan ketelitian tentang PNG. Yang Mulia juga sangat akrab dengan sejarah serta perkembangan Papua Niugini saat ini," kata O'Neill.
Ratu Elizabeth mengunjungi PNG untuk pertama kalinya pada bulan Februari 1974. Kunjungan kedua pada tahun 1977 dilakukan saat mengadakan tur perak tahta kekuasaannya. Di PNG, Ratu pernah mengunjungi Port Moresby, Popondetta dan Alotau.
Kemudian, bersama Pangeran Philip, Ratu kembali ke PNG pada Oktober 1982.
Terkait rincian pembicaaraan antara dirinya dengan Ratu. Peter O'Neill hanya mengatakan bahwa mereka memiliki pemikiran yang sama.
"Sebuah pandangan penting untuk PNG dan Persemakmuran Inggris," ujarnya.
Selanjutnya, O'Neill bertemu dengan Pangeran Andrew untuk membahas rencana pembukaan Pacific Games 2015 di Port Moresby pada tanggal 4 Juli nanti serta, isu-isu lainnya.
"Dia memiliki kenangan indah dari kunjungan ke Papua New Guinea sebelumnya dan ia telah melakukan perjalanan di seluruh negara kita. Pangeran juga memantau sejumlah masalah regional yang penting untuk perkembangan PNG dan Persemakmuran," ujarnya.
O'Neill mengatakan bahwa Kerajaan Inggris adalah bentuk monarki yang sangat melindungi persemakmurannya lewat Ratu Elizabet.
"Sangat relevan dan penting untuk PNG saat ini, tidak seperti lainnya. Sebab Yang Mulia telah kontribusi untuk menjaga stabilitas dan harmonisasi dalam banyak hal," katanya.
Menutup wawancara, O’Neill menegaskan bahwa Negara Papua Niugini sangat menghormati Kerajaan Inggris dan akan selalu setia dibawah pemerintahannya tersebut.
"Saya menegaskan, kesetiaan kami kepada Ratu sebagai Kepala Negara kami," tegasnya
Peter O'Neill bersama para pebisnis dan pejabat negeri itu akan berangkat ke Eropa guna mempromosikan potensi investasi di Papua Nugini. Kunjungan selama tiga minggu ini akan dilakukan di tiga kota besar benua biru itu, yakni London, Inggris; Brussels, Belgia dan Paris, Perancis.
Selain mempromosikan potensi investsi, Peter bersama rombongan juga akan memperluas investasi dan merangsang peningkatan keterlibatan bisnis dari Eropa di Papua Nugini.
Setelah bertemu dengan Ratu Elizabeth II, dan berterima kasih karena telah mempersilahkan Duke of York, Pangeran Andrew, mengunjungi Papua Nugini guna membuka Olimpiade Pasifik 2015 secara resmi..
Pembahasan program investasi sendiri akan dimulai dengan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron pada Sabtu, (13/6) dan peluncuran perdana Forum Investasi dan Perdagangan Inggris - Papua Nugini di London pada Selasa (16/6).
"Sekitar 250 pengusaha dan investor dari Eropa dan Amerika Utara akan menghadiri Forum Perdagangan dan Investasi Inggris-PNG. Karena banyak dari mereka yang baru mendengar tentang potensi Papua New Guinea untuk pertama kalinya," kata O'Neill.
Dikatakan sumber untuk investasi di Papua Nugini akan terus diperluas, terutama dengan produksi LNG dan peluang pertambangan yang melimpah.
"Kami beroperasi di pasar benar-benar global saat ini yang tidak terikat oleh geografi, dan perusahaan dari Eropa dan Amerika Utara lah yang selaras dengan peluang investasi kami,” katanya.
"Papua Nugini menawarkan potensi investasi dengan perkembangan ekonomi yang kuat dan mampu bertahan dari dampak krisis ekonomi global, dan menunjukkan pula lingkungan politik yang stabil," sanbung O’Neill.
Perdana Menteri dan delegasi juga akan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, dan Menteri Luar Negeri dan Pembangunan Internasional Perancis, Laurent Fabius serta perwakilan pebisnis di Paris.
"Ada isu-isu perdagangan yang saat ini sedang berlangsung, dan kita akan sukses dalam pertemuan-pertemuan dengan Uni Eropa. Kami mengantisipasi semua perkembangan akan dibuat dengan berbagai persiapan," kata PM O'Neill.
Menurut PM, Eropa merupakan pasar baru untuk Papua Nugini guna menawarkan potensi bisnis yang dimilikinya,
"Kita perlu memastikan bahwa kita dapat meraih kesempatan ini untuk meningkatkan investasi di daerah termasuk produksi energi dan memperluas perdagangan melalui perikanan, kelapa sawit, industri pertanian dan pariwisata kita,” ujarnya.
Menurut dia sektor- sektor inilah yang sedang bertumbuh. Sebab saat ini jutaan warga PNG bekerja melalui kegiatan ekonomi yang langsung dan terkait dengan hal-hal ini, dan menurut dia PNG memiliki banyak ruang untuk dikembangkan lebih.
Setelah bertemu denga Fabius, Perdana Menteri akan bertemu dengan manajemen senior dari Perusahaan Minyak dan Gas Perancis, Total SA dan Puma Energy untuk membicaraakan kelanjutan investasi di Papua. [TheNational/Papuanesia]
Hal tersebut dikatakan PM saat melakukan pertemuan tertutup dengan Ratu Elizabeth di Kastil Windsor, London, Inggris pada Selasa (16/6).
"Semua masyarakat PNG selama hidup mereka sangat tahu bahwa hanya ada satu kerajaan saja di dunia ini, dan masyarakat sangat menghormati Ratu sebagai pemimpinnya," kata O'Neill usai pertemuan marathon dengan keluarga kerajaan Inggris.
Ia mengakui sangat terkesan dengan sikap Ratu yang sangat bijak dan tenang, serta sangat mengenal Papua Niugini.
"Ratu memiliki kedalaman pengetahuan dan ketelitian tentang PNG. Yang Mulia juga sangat akrab dengan sejarah serta perkembangan Papua Niugini saat ini," kata O'Neill.
Ratu Elizabeth mengunjungi PNG untuk pertama kalinya pada bulan Februari 1974. Kunjungan kedua pada tahun 1977 dilakukan saat mengadakan tur perak tahta kekuasaannya. Di PNG, Ratu pernah mengunjungi Port Moresby, Popondetta dan Alotau.
Kemudian, bersama Pangeran Philip, Ratu kembali ke PNG pada Oktober 1982.
Terkait rincian pembicaaraan antara dirinya dengan Ratu. Peter O'Neill hanya mengatakan bahwa mereka memiliki pemikiran yang sama.
"Sebuah pandangan penting untuk PNG dan Persemakmuran Inggris," ujarnya.
Selanjutnya, O'Neill bertemu dengan Pangeran Andrew untuk membahas rencana pembukaan Pacific Games 2015 di Port Moresby pada tanggal 4 Juli nanti serta, isu-isu lainnya.
"Dia memiliki kenangan indah dari kunjungan ke Papua New Guinea sebelumnya dan ia telah melakukan perjalanan di seluruh negara kita. Pangeran juga memantau sejumlah masalah regional yang penting untuk perkembangan PNG dan Persemakmuran," ujarnya.
O'Neill mengatakan bahwa Kerajaan Inggris adalah bentuk monarki yang sangat melindungi persemakmurannya lewat Ratu Elizabet.
"Sangat relevan dan penting untuk PNG saat ini, tidak seperti lainnya. Sebab Yang Mulia telah kontribusi untuk menjaga stabilitas dan harmonisasi dalam banyak hal," katanya.
Menutup wawancara, O’Neill menegaskan bahwa Negara Papua Niugini sangat menghormati Kerajaan Inggris dan akan selalu setia dibawah pemerintahannya tersebut.
"Saya menegaskan, kesetiaan kami kepada Ratu sebagai Kepala Negara kami," tegasnya
Peter O'Neill bersama para pebisnis dan pejabat negeri itu akan berangkat ke Eropa guna mempromosikan potensi investasi di Papua Nugini. Kunjungan selama tiga minggu ini akan dilakukan di tiga kota besar benua biru itu, yakni London, Inggris; Brussels, Belgia dan Paris, Perancis.
Selain mempromosikan potensi investsi, Peter bersama rombongan juga akan memperluas investasi dan merangsang peningkatan keterlibatan bisnis dari Eropa di Papua Nugini.
Setelah bertemu dengan Ratu Elizabeth II, dan berterima kasih karena telah mempersilahkan Duke of York, Pangeran Andrew, mengunjungi Papua Nugini guna membuka Olimpiade Pasifik 2015 secara resmi..
Pembahasan program investasi sendiri akan dimulai dengan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron pada Sabtu, (13/6) dan peluncuran perdana Forum Investasi dan Perdagangan Inggris - Papua Nugini di London pada Selasa (16/6).
"Sekitar 250 pengusaha dan investor dari Eropa dan Amerika Utara akan menghadiri Forum Perdagangan dan Investasi Inggris-PNG. Karena banyak dari mereka yang baru mendengar tentang potensi Papua New Guinea untuk pertama kalinya," kata O'Neill.
Dikatakan sumber untuk investasi di Papua Nugini akan terus diperluas, terutama dengan produksi LNG dan peluang pertambangan yang melimpah.
"Kami beroperasi di pasar benar-benar global saat ini yang tidak terikat oleh geografi, dan perusahaan dari Eropa dan Amerika Utara lah yang selaras dengan peluang investasi kami,” katanya.
"Papua Nugini menawarkan potensi investasi dengan perkembangan ekonomi yang kuat dan mampu bertahan dari dampak krisis ekonomi global, dan menunjukkan pula lingkungan politik yang stabil," sanbung O’Neill.
Perdana Menteri dan delegasi juga akan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, dan Menteri Luar Negeri dan Pembangunan Internasional Perancis, Laurent Fabius serta perwakilan pebisnis di Paris.
"Ada isu-isu perdagangan yang saat ini sedang berlangsung, dan kita akan sukses dalam pertemuan-pertemuan dengan Uni Eropa. Kami mengantisipasi semua perkembangan akan dibuat dengan berbagai persiapan," kata PM O'Neill.
Menurut PM, Eropa merupakan pasar baru untuk Papua Nugini guna menawarkan potensi bisnis yang dimilikinya,
"Kita perlu memastikan bahwa kita dapat meraih kesempatan ini untuk meningkatkan investasi di daerah termasuk produksi energi dan memperluas perdagangan melalui perikanan, kelapa sawit, industri pertanian dan pariwisata kita,” ujarnya.
Menurut dia sektor- sektor inilah yang sedang bertumbuh. Sebab saat ini jutaan warga PNG bekerja melalui kegiatan ekonomi yang langsung dan terkait dengan hal-hal ini, dan menurut dia PNG memiliki banyak ruang untuk dikembangkan lebih.
Setelah bertemu denga Fabius, Perdana Menteri akan bertemu dengan manajemen senior dari Perusahaan Minyak dan Gas Perancis, Total SA dan Puma Energy untuk membicaraakan kelanjutan investasi di Papua. [TheNational/Papuanesia]