Persipura Jayapura adalah Aset Bangsa dan Kebanggan Indonesia
pada tanggal
Sunday, 7 June 2015
KOTA JAYAPURA - Tokoh politik Papua Barat, Jimmy Demianus Ijie mengatakan, tim Persipura Jayapura merupakan aset bangsa dan kebanggaan Indonesia yang telah menjadi corong bagi sepak bola Tanah Air di pentas internasional.
"Saya pikir itu (pembubaran tim Persipura) sesuatu yang patut kita sesali bersama kenapa hal itu harus terjadi," kata Ijie di Kota Jayapura, Papua, Jumat, ketika menanggapi pembubaran skuad "Mutiara Hitam" oleh manajemen Persipura beberapa saat lalu.
Menurut dia, beberapa kali Persipura mewakili bangsa dan negara ke ajang internasional namun kiprahnya terhenti karena kepentingan sekelompok orang.
"Persipura telah mengharumkan bangsa ini di beberapa even, kita lihat di AFC pada musim lalu sampai pada semifinal. Itu bukan sesuatu yang kebetulan, itu suatu proses yang panjang. Kita juga patut prihatin," katanya.
Jika membandingkan bahwa bangsa dan negara Indonesia pernah keluar dari PBB, dan mengapa harus takut keluar dari FIFA, menurut politisi dari partai berlambang kepala banteng itu, substansinya beda.
"Saya pikir, tidak semudah itu kita kembali ke FIFA setelah keluar, ada prosesnya. Nah, saya minta supaya pemimpin bangsa, menempatkan kepentingan bangsa ini diatas kepentingan kelompok atau golongan," katanya.
"Persoalan PSSI itu semula dipicu oleh persoalan personal atau pribadi, ketidaksenangan antara Menpora dan Ketua PSSI terpilih sebagai pribadi, tapi jangan kemudian hal itu dibawah ke ranah kepentingan publik," lanjutnya.
Seharusnya, kata Ijie, jika Ketua PSSI atau oknum di dalam organisasi itu ada yang salah, maka ditangkap seperti yang dilakukan oleh FBI kepada FIFA bukan organisasi dibekukan sehingga berimbas kepada sepak bola Tanah Air.
"Jadi kalau yang salah itu ketua PSSI, diberhentikan saja dari jabatannya tentunya dengan bukti-bukti kuat jika dianggap ada masalah dalam tubuh itu. Jangan organisasi dibekukan, seperti di FIFA. Jangan sampai berimbas kepada pemain dan klub, seperti Persipura," kata Ijie yang juga Koordinator dari Gerakan Papua Optimis.
Sebelumnya, Ketua Umum Persipura Jayapura Benhur Tommy Mano menyatakan membubarkan Tim Persipura pada musim ini pascapembekuan PSSI oleh Menpora dan sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA kepada PSSI pada akhir Mei 2015.
"Hari ini, jam ini, dan detik ini, Tim Persipura Jayapura dibubarkan," kata Benhur Tommy Mano didampingi Sekum Rocky Bebena dan Manejer Rudi Maswi saat jumpa pers di salah satu hotel di Kota Jayapura, Papua, Jumat pagi.
Benhur Tommy Mano yang akrab disapa BTM itu mengemukakan bahwa Menpora Imam Nahrawi dan Badan Organisasi Profesional Indonesia (BOPI) harus bertanggung jawab atas gagalnya Mutiara Hitam berlaga di babak 16 besar AFC Cup di Stadion Mandala, Kota Jayapura, karena tiga pemain asing tim tamu Pahang FA tidak mendapat visa.
"Menpora dan BOPI harus bertanggung jawab tentang masalah ini, bertanggung jawab gagalnya Persipura ke AFC Cup 2015. Itu kuncinya mereka harus cabut sanksi kepada PSSI," katanya. [Antara]
"Saya pikir itu (pembubaran tim Persipura) sesuatu yang patut kita sesali bersama kenapa hal itu harus terjadi," kata Ijie di Kota Jayapura, Papua, Jumat, ketika menanggapi pembubaran skuad "Mutiara Hitam" oleh manajemen Persipura beberapa saat lalu.
Menurut dia, beberapa kali Persipura mewakili bangsa dan negara ke ajang internasional namun kiprahnya terhenti karena kepentingan sekelompok orang.
"Persipura telah mengharumkan bangsa ini di beberapa even, kita lihat di AFC pada musim lalu sampai pada semifinal. Itu bukan sesuatu yang kebetulan, itu suatu proses yang panjang. Kita juga patut prihatin," katanya.
Jika membandingkan bahwa bangsa dan negara Indonesia pernah keluar dari PBB, dan mengapa harus takut keluar dari FIFA, menurut politisi dari partai berlambang kepala banteng itu, substansinya beda.
"Saya pikir, tidak semudah itu kita kembali ke FIFA setelah keluar, ada prosesnya. Nah, saya minta supaya pemimpin bangsa, menempatkan kepentingan bangsa ini diatas kepentingan kelompok atau golongan," katanya.
"Persoalan PSSI itu semula dipicu oleh persoalan personal atau pribadi, ketidaksenangan antara Menpora dan Ketua PSSI terpilih sebagai pribadi, tapi jangan kemudian hal itu dibawah ke ranah kepentingan publik," lanjutnya.
Seharusnya, kata Ijie, jika Ketua PSSI atau oknum di dalam organisasi itu ada yang salah, maka ditangkap seperti yang dilakukan oleh FBI kepada FIFA bukan organisasi dibekukan sehingga berimbas kepada sepak bola Tanah Air.
"Jadi kalau yang salah itu ketua PSSI, diberhentikan saja dari jabatannya tentunya dengan bukti-bukti kuat jika dianggap ada masalah dalam tubuh itu. Jangan organisasi dibekukan, seperti di FIFA. Jangan sampai berimbas kepada pemain dan klub, seperti Persipura," kata Ijie yang juga Koordinator dari Gerakan Papua Optimis.
Sebelumnya, Ketua Umum Persipura Jayapura Benhur Tommy Mano menyatakan membubarkan Tim Persipura pada musim ini pascapembekuan PSSI oleh Menpora dan sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA kepada PSSI pada akhir Mei 2015.
"Hari ini, jam ini, dan detik ini, Tim Persipura Jayapura dibubarkan," kata Benhur Tommy Mano didampingi Sekum Rocky Bebena dan Manejer Rudi Maswi saat jumpa pers di salah satu hotel di Kota Jayapura, Papua, Jumat pagi.
Benhur Tommy Mano yang akrab disapa BTM itu mengemukakan bahwa Menpora Imam Nahrawi dan Badan Organisasi Profesional Indonesia (BOPI) harus bertanggung jawab atas gagalnya Mutiara Hitam berlaga di babak 16 besar AFC Cup di Stadion Mandala, Kota Jayapura, karena tiga pemain asing tim tamu Pahang FA tidak mendapat visa.
"Menpora dan BOPI harus bertanggung jawab tentang masalah ini, bertanggung jawab gagalnya Persipura ke AFC Cup 2015. Itu kuncinya mereka harus cabut sanksi kepada PSSI," katanya. [Antara]