Pembukaan Festival Danau Sentani 2015 Sepi Pengunjung
pada tanggal
Saturday, 20 June 2015
HARAPAN (JAYAPURA) - Pembukaan Pameran Budaya Festival Danau Sentani VII tahun 2015 di Pantai Kalkhotte, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura yang secara resmi di buka oleh oleh Asisten Bidang Umum Sekda Provinsi Papua, Rosina Upessy mewakili Gubernur Provinsi Papua dan dihadiri Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty pada Kamis (19/6).
"Melalui pameran ini ada satu hal yang ditampilkan ke masyarakat umum, sekaligus sebagai kesempatan untuk memamerkan pada masyarakat luar," ujar Upessy saat memberikan sambutan pembukaan.
Pameran yang telah diselenggarakan untuk yang ke delapan kalinya ini mengusung tema 'budayaku sejahteraku.' Acara pameran pun dibuka dengan pengguntingan pita dan tari-tarian khas Papua oleh pemuda-pemudi setempat.
"Pameran ini juga merupakan satu hal yang bisa memotivasi kita semua dan masyarakat, agar lebih lagi berkarya," ujar Rosina.
Hadir berbagai UKM lokal Papua yang menampilkan kerajinan hingga kuliner khas Papua. Pengunjung pun sudah dapat menikmati keseruan dari rangkaian acara Festival Danau Sentani. Acara akan semakin meriah pada pembukaan Festival Danau Sentani esok hari.
Sayangnya pembukaan festival kali ini dinilai sepi pengunjung oleh masyarakat setempat dan juga para pedagang dan juga pemilik stand pameran.
“Sebenarnya pembangunan stand – stand diareal FDS ini belum seratus persen dibangun secara baik untuk ditempati, persiapan – persiapan untuk penempatannya saja baru kemarin di rampungkan dan itu belum semuanya, penataan panggung dan dekorasinya hanya biasa – biasa saja. Lebih parah lagi hari pertama ini sepi pengunjung, mungkin hari jumat dan ada saudara – saudara kita yang muslim sedang menjalankan ibadah puasa,” ungkap Karel salah satu pemilik stand pameran budaya di tempat kegiatan, Jumat (19/6).
Kata dia, Festival Danau Sentani yang sudah kedelapan tahun ini masih saja ada kesan terburu – buru dan kurang siap dalam pelaksanaannya, padahal ini sudah kedelapan kali.
Senada dengan hal ini, Dorkas Kere penjual makanan kuliner khas Papua mengaku kalau pengunjung FDS tahun ini termasuk sepi dibandingkan dua tahun lalu.
“Dua tahun lalu, sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan, masyarakat sudah memadati areal FDS, tahun ini memang agak sunyi,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Sien Muxin Ketua Galery Photography Region Jayapura Papua di standnya yang menampilkan sejumlah foto – foto pelaksanaan FDS 1-7, mengatakan bahwa iven budaya seperti ini hendaknya dimenej secara baik oleh Pemerintah Daerah, menurutnya Budaya merupakan ciri khas kehidupan suku bangsa yang ada disini.
“Melalui budaya kita akan bisa dikenal oleh siapa saja di muka bumi ini, melalui budaya kita bisa menceritakan, mengabadikan semua tentang kehidupan kita, hal – hal ini yang harus diperhatikan secara serius oleh Pemerintah Daerah,” tandasnya. [Detik/Jubi]
"Melalui pameran ini ada satu hal yang ditampilkan ke masyarakat umum, sekaligus sebagai kesempatan untuk memamerkan pada masyarakat luar," ujar Upessy saat memberikan sambutan pembukaan.
Pameran yang telah diselenggarakan untuk yang ke delapan kalinya ini mengusung tema 'budayaku sejahteraku.' Acara pameran pun dibuka dengan pengguntingan pita dan tari-tarian khas Papua oleh pemuda-pemudi setempat.
"Pameran ini juga merupakan satu hal yang bisa memotivasi kita semua dan masyarakat, agar lebih lagi berkarya," ujar Rosina.
Hadir berbagai UKM lokal Papua yang menampilkan kerajinan hingga kuliner khas Papua. Pengunjung pun sudah dapat menikmati keseruan dari rangkaian acara Festival Danau Sentani. Acara akan semakin meriah pada pembukaan Festival Danau Sentani esok hari.
Sayangnya pembukaan festival kali ini dinilai sepi pengunjung oleh masyarakat setempat dan juga para pedagang dan juga pemilik stand pameran.
“Sebenarnya pembangunan stand – stand diareal FDS ini belum seratus persen dibangun secara baik untuk ditempati, persiapan – persiapan untuk penempatannya saja baru kemarin di rampungkan dan itu belum semuanya, penataan panggung dan dekorasinya hanya biasa – biasa saja. Lebih parah lagi hari pertama ini sepi pengunjung, mungkin hari jumat dan ada saudara – saudara kita yang muslim sedang menjalankan ibadah puasa,” ungkap Karel salah satu pemilik stand pameran budaya di tempat kegiatan, Jumat (19/6).
Kata dia, Festival Danau Sentani yang sudah kedelapan tahun ini masih saja ada kesan terburu – buru dan kurang siap dalam pelaksanaannya, padahal ini sudah kedelapan kali.
Senada dengan hal ini, Dorkas Kere penjual makanan kuliner khas Papua mengaku kalau pengunjung FDS tahun ini termasuk sepi dibandingkan dua tahun lalu.
“Dua tahun lalu, sebelum tanggal pelaksanaan kegiatan, masyarakat sudah memadati areal FDS, tahun ini memang agak sunyi,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Sien Muxin Ketua Galery Photography Region Jayapura Papua di standnya yang menampilkan sejumlah foto – foto pelaksanaan FDS 1-7, mengatakan bahwa iven budaya seperti ini hendaknya dimenej secara baik oleh Pemerintah Daerah, menurutnya Budaya merupakan ciri khas kehidupan suku bangsa yang ada disini.
“Melalui budaya kita akan bisa dikenal oleh siapa saja di muka bumi ini, melalui budaya kita bisa menceritakan, mengabadikan semua tentang kehidupan kita, hal – hal ini yang harus diperhatikan secara serius oleh Pemerintah Daerah,” tandasnya. [Detik/Jubi]