Pelatihan Pelatih Senam Jantung Sehat, Masyarakat Diharapkan Sadar Kesehatan
pada tanggal
Monday, 1 June 2015
KOTA JAYAPURA - Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua menggelar pelatihan dasar (PO) dan pelatihan lanjutan (P1) jantung sehat di Gedung Olahraga Waringin Abepura Jayapura, Rabu (25/5)
James Modouw selaku Katua Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua dalam kesempatan tersebut mengatakan, pelatihan yang dilakukan untuk menyiapkan estafet pelatih senam jantung indonesi untuk dapat terus berkelanjutan di masyarakat dan dengan mempersiapkannya pelatih yang baik dan upaya promosi preventif penyakit jantung dan pembuluh darah di masyarakat dapat terus digalang, sebagai wujud peningkatan indeks kesehatan manusia Papua.
"Pelatihan ini sebagai wujud estafet keberlangsungan senam jantung sehat di Papua, dan kami berharap banyak masyarakat yang terlibat dan mengambil bagian dalam kegiatan ini dan senam jantung sehat. Jangan berfikir dengan kita tidak pernah olahraga dan tidak pernah menjaga kesehatan secara prima kita dapat melakukan segala aktifitas, itu salah. jika kita ngin sehat maka kita harus berolahraga dan senam jantung sehatbsalah satunya," katanya.
Sementara Ni Made Karniasih selaku ketua panitia dan juga selaku sekretaris Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua mengatakan, pelatihan dasar (P0) dan pelatihan lanjutan (P1) senam jantung sehat merupakan pelatihan yang berkesinambungan.
Sebagai wujud untuk menciptakan pelatih-pelatih senam baru maupun untuk pelatih senam lanjutan yang lebih professional. Karena diakuinya saat ini Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua hanya memiliki 15 pelatih.
"Latar belakang dilakukannyan pelatihan ini untuk Kwalitas dan Kwantitas pelatih, karena kami hanya memiliki pelatih profesional sebanyak 15 orang saja, sehingga kami rasa perlu untuk meningkatkan jumlah pelatih senam jantung sehat ini," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, selain untuk pelatih, senam jantung sehat merupakan salah satu aspek dalam meningkatkan indek Kesehatan Manusia, yang dikatakan wilayah Papua terendah dibanding daerah lain di Indonesia.
"Tingkat kebugaran atau kesehatan umumnya di Papua ini rendah dibanding daerah lain di Indonesia, sehingga yayasan jantung indonesia berupaya terus mendidik masyarakat Papua untuk mampu memahami dan terhindar dari penyakit jantung dan pembuluh darah ini melalui senam jantung sehat," katanya.
Senada dengan James Modow, dirinya juga berharap tidak hanya kalangan ibu-ibu saja yang antusias mengikuti senam jantung sehat, namun partisipasi dari kaum pria juga sangat diharapkan, sebagai wujud pemberian pemahaman akan pentingnya berolah raga untuk terhindar dari penyakit jantung dan pembuluh darah.
"Kalau kaum pria kebanyakan beralasan malu karena banyak perempuan atau kaum ibu-ibu yang ikut di senam jantung sehat, padahal sesungguhnya kesehatan jantung banyak diderita kaum pria, oleh karena itu kami berharap para pria juga ikut berpartisipasi," ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, pelatihan dasar (PO) dan pelatihan lanjutan (P1) jantung sehat Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua yang digelar kali ini, diikuti sekitar 80 orang, dengan perincian 50 orang untuk pelatihan dasar, dan 30 orang untuk pelatihan lanjutan. [PasifikPos]
James Modouw selaku Katua Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua dalam kesempatan tersebut mengatakan, pelatihan yang dilakukan untuk menyiapkan estafet pelatih senam jantung indonesi untuk dapat terus berkelanjutan di masyarakat dan dengan mempersiapkannya pelatih yang baik dan upaya promosi preventif penyakit jantung dan pembuluh darah di masyarakat dapat terus digalang, sebagai wujud peningkatan indeks kesehatan manusia Papua.
"Pelatihan ini sebagai wujud estafet keberlangsungan senam jantung sehat di Papua, dan kami berharap banyak masyarakat yang terlibat dan mengambil bagian dalam kegiatan ini dan senam jantung sehat. Jangan berfikir dengan kita tidak pernah olahraga dan tidak pernah menjaga kesehatan secara prima kita dapat melakukan segala aktifitas, itu salah. jika kita ngin sehat maka kita harus berolahraga dan senam jantung sehatbsalah satunya," katanya.
Sementara Ni Made Karniasih selaku ketua panitia dan juga selaku sekretaris Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua mengatakan, pelatihan dasar (P0) dan pelatihan lanjutan (P1) senam jantung sehat merupakan pelatihan yang berkesinambungan.
Sebagai wujud untuk menciptakan pelatih-pelatih senam baru maupun untuk pelatih senam lanjutan yang lebih professional. Karena diakuinya saat ini Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua hanya memiliki 15 pelatih.
"Latar belakang dilakukannyan pelatihan ini untuk Kwalitas dan Kwantitas pelatih, karena kami hanya memiliki pelatih profesional sebanyak 15 orang saja, sehingga kami rasa perlu untuk meningkatkan jumlah pelatih senam jantung sehat ini," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, selain untuk pelatih, senam jantung sehat merupakan salah satu aspek dalam meningkatkan indek Kesehatan Manusia, yang dikatakan wilayah Papua terendah dibanding daerah lain di Indonesia.
"Tingkat kebugaran atau kesehatan umumnya di Papua ini rendah dibanding daerah lain di Indonesia, sehingga yayasan jantung indonesia berupaya terus mendidik masyarakat Papua untuk mampu memahami dan terhindar dari penyakit jantung dan pembuluh darah ini melalui senam jantung sehat," katanya.
Senada dengan James Modow, dirinya juga berharap tidak hanya kalangan ibu-ibu saja yang antusias mengikuti senam jantung sehat, namun partisipasi dari kaum pria juga sangat diharapkan, sebagai wujud pemberian pemahaman akan pentingnya berolah raga untuk terhindar dari penyakit jantung dan pembuluh darah.
"Kalau kaum pria kebanyakan beralasan malu karena banyak perempuan atau kaum ibu-ibu yang ikut di senam jantung sehat, padahal sesungguhnya kesehatan jantung banyak diderita kaum pria, oleh karena itu kami berharap para pria juga ikut berpartisipasi," ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, pelatihan dasar (PO) dan pelatihan lanjutan (P1) jantung sehat Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Papua yang digelar kali ini, diikuti sekitar 80 orang, dengan perincian 50 orang untuk pelatihan dasar, dan 30 orang untuk pelatihan lanjutan. [PasifikPos]