PDI Perjuangan Gelar Fit and Proper test Untuk Jaring Calon Kepala Daerah pada Pilkada 2015
pada tanggal
Monday, 1 June 2015
KOTA JAYAPURA – Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Partai PDI Perjuangan menggelar fit and proper test di Hotel Grand Abe Abepura Papua bagi 68 calon kepala daerah di Papua dan Papua Barat yang akan bertarung dalam Pilkada serentak pada Desember 2015 mendatang, Rabu (25/5)
Katua DPP Padtai PDI Perjuangan Komarudin Watubun dalam kesempatan tersebut mengatakan, tes and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon kepala daerah ini dilakukan dengan dua bagian test, yang pertama untuk kepartaian ada psikotest, yang di uji secara keakademian dengan melibatkan 17 orang tim psikologi dari Universitas Indonesia yang akan menilai terkait kepemimpinan, loyalitas dan komitmen para calon kepala daerah ini terhadap partai dan masyarakat. Dan selanjutnya yang dilakukan oleh partai yakni tes wawancara terkait dengan Idiologi, utamanya PDIP sebagai partai yang berazaskan Idiologi Pancasila.
“Kita harus tau isi otak-otak dari calon kepala daerah ini, seperti apa motifasi dan loyalitas kepemimpinan mereka untuk partai, serta bagaimana idiologi dan komitmen kepada rakyat, serta bagaimana jiwa kepemimpinan mereka dan bagaimana persiapan mereka dilapangan,” ungkapnya.
Lanjutnya, fit and propertest juga dilakukan untuk melihat pemahaman mereka terkait komitmen PDIP, dan apakah komitmen calon kepala daerah ini nyambung atau tidak dengan komitmen partai, dan bagaimana pemahaman mereka terkait Trisakti atau prinsip bernegara yang meliputi berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berkepribadian dibidang kebudayaan.
“Kita akan tahu melalui test ini bagaiman mereka calon kepala daerah ini melakukan ketiga prinsip itu di daerah, dan bagaiman kekuasaan yang mereka dapat melalui partai untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.
Terkait dengan penjaringan yang dilakukan, mantan anggota DPR Papua ini mengatakan, penjaringan partai terhadap calon kepala daerah ini terbuka untuk semua, dalam artian, siapa saja boleh bergabung dan memilih PDIP sebagai kendaraan politiknya, yang penting memenuhi dan lolos uji kelayakan dan kepatutan ini.
“Baik dari kader maupun bukan kita terbuka untuk semua masyarakat Indonesia, tergantung dari pemahaman mereka atas idiologi, dan nyambung atau tidak dengan tujuan organisasi,” katanya. [BeritaLima]
Katua DPP Padtai PDI Perjuangan Komarudin Watubun dalam kesempatan tersebut mengatakan, tes and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan calon kepala daerah ini dilakukan dengan dua bagian test, yang pertama untuk kepartaian ada psikotest, yang di uji secara keakademian dengan melibatkan 17 orang tim psikologi dari Universitas Indonesia yang akan menilai terkait kepemimpinan, loyalitas dan komitmen para calon kepala daerah ini terhadap partai dan masyarakat. Dan selanjutnya yang dilakukan oleh partai yakni tes wawancara terkait dengan Idiologi, utamanya PDIP sebagai partai yang berazaskan Idiologi Pancasila.
“Kita harus tau isi otak-otak dari calon kepala daerah ini, seperti apa motifasi dan loyalitas kepemimpinan mereka untuk partai, serta bagaimana idiologi dan komitmen kepada rakyat, serta bagaimana jiwa kepemimpinan mereka dan bagaimana persiapan mereka dilapangan,” ungkapnya.
Lanjutnya, fit and propertest juga dilakukan untuk melihat pemahaman mereka terkait komitmen PDIP, dan apakah komitmen calon kepala daerah ini nyambung atau tidak dengan komitmen partai, dan bagaimana pemahaman mereka terkait Trisakti atau prinsip bernegara yang meliputi berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berkepribadian dibidang kebudayaan.
“Kita akan tahu melalui test ini bagaiman mereka calon kepala daerah ini melakukan ketiga prinsip itu di daerah, dan bagaiman kekuasaan yang mereka dapat melalui partai untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.
Terkait dengan penjaringan yang dilakukan, mantan anggota DPR Papua ini mengatakan, penjaringan partai terhadap calon kepala daerah ini terbuka untuk semua, dalam artian, siapa saja boleh bergabung dan memilih PDIP sebagai kendaraan politiknya, yang penting memenuhi dan lolos uji kelayakan dan kepatutan ini.
“Baik dari kader maupun bukan kita terbuka untuk semua masyarakat Indonesia, tergantung dari pemahaman mereka atas idiologi, dan nyambung atau tidak dengan tujuan organisasi,” katanya. [BeritaLima]