Mahasiswa NEC Kampus Oro Keluhkan Fasilitas Penunjang Pendidikan
pada tanggal
Wednesday, 10 June 2015
POPONDETTA (ORO) - Dalam beberapa bulan terakhir, mahasiswa dari perguruan tinggi di Papua Nugini telah menyuarakan keprihatinan mereka atas miskinnya fasilitas di sekolahnya.
Kali ini, mahasiswa di University of Natural Resources and Environment (NEC) Kampus Oro yang mengekspresikan hal yang sama, melalui Ketua Mahasiswanya, Kevin Kavera dibeberkan semua itu.
Penderitaan mereka mirip dengan siswa rekan mereka dari sekolah tinggi lainnya, yakni ketatnya aturan di dalam kampus yang sangat tidak proposional dengan kondisi kampus. Para siswa sering menyatakan, kehidupan mereka di kampus sebagai seperti cobaan untuk bertahan hidup.
Hal ini terlihat dari tulisan-tulisan yang ada didinding kampus. Mereka menyatakan tidak punya pilihan selain mandi dan menggunakan fasilitas toilet yang ada luar kampus. Sebab fasilitas didalam kamus sangatlah jorok dan tidak dirawat oleh pihak kampus
Ia menyatakan kinerja akademis mereka juga terpengaruh tanpa akses ke sumber daya diperbarui. Bahkan pustakawan mengaku ini. Semua masalah ini mencerminkan kurangnya pembiayaan yang diterima oleh universitas.
Sejak menjadi bagian dari Universitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup pada tahun 2001 lalu, Kampus Oro telah berjuang untuk mempertahankan fasilitas.
NEC baru-baru ini mengumumkan akan merubah nama menjadi Eastern Papua University, tapi hal ini jauh dari kenyataan mengingat dilema saat ini. Universitas ini pernah menjadi kebanggaan warga Papua New Guinea dan Provinsi Utara, namun Kevin menyatakan hanya waktu yang akan memberitahu, kapan status itu akan diraih. [EMTV]
Kali ini, mahasiswa di University of Natural Resources and Environment (NEC) Kampus Oro yang mengekspresikan hal yang sama, melalui Ketua Mahasiswanya, Kevin Kavera dibeberkan semua itu.
Penderitaan mereka mirip dengan siswa rekan mereka dari sekolah tinggi lainnya, yakni ketatnya aturan di dalam kampus yang sangat tidak proposional dengan kondisi kampus. Para siswa sering menyatakan, kehidupan mereka di kampus sebagai seperti cobaan untuk bertahan hidup.
Hal ini terlihat dari tulisan-tulisan yang ada didinding kampus. Mereka menyatakan tidak punya pilihan selain mandi dan menggunakan fasilitas toilet yang ada luar kampus. Sebab fasilitas didalam kamus sangatlah jorok dan tidak dirawat oleh pihak kampus
Ia menyatakan kinerja akademis mereka juga terpengaruh tanpa akses ke sumber daya diperbarui. Bahkan pustakawan mengaku ini. Semua masalah ini mencerminkan kurangnya pembiayaan yang diterima oleh universitas.
Sejak menjadi bagian dari Universitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup pada tahun 2001 lalu, Kampus Oro telah berjuang untuk mempertahankan fasilitas.
NEC baru-baru ini mengumumkan akan merubah nama menjadi Eastern Papua University, tapi hal ini jauh dari kenyataan mengingat dilema saat ini. Universitas ini pernah menjadi kebanggaan warga Papua New Guinea dan Provinsi Utara, namun Kevin menyatakan hanya waktu yang akan memberitahu, kapan status itu akan diraih. [EMTV]