Kadis Pariwisata Papua Barat Buka Focus Group Discussion Raja Ampat
pada tanggal
Thursday, 4 June 2015
WAISAI (RAJA AMPAT) - Penyempurnaan Dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RAPPERDA) Kabupaten Raja Ampat. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Raja Ampat, Selasa (26/5).
Pengembangan induk kepariwisataan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat.
“Semoga dengan diskusi ini bisa kita dapat banyak pertanyaan, yang mana memunculkan banyak jawaban, maka akan terjawab dan terrealisasi dengan baik serta berjalan lancar sesuai harapan kita semua,” ungkapnya dalam sambutannya.
Disini, terang Kadis Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat telah mendorong pengembangan pemberdayaan masyarakat paling depan bersama dengan pengembangan induk kepariwisataan.
Asisten Satu Kab.Raja Ampat, Drs.Yusup Salim mengatakan dirinya berharap agar diskusi ini tidak hanya diatas kertas.
“Saya tidak terlalu banyak bicara panjang lebar, namun yang kami harapkan agar pertemuan Diskusi ini, tidak hanya di atas kertas putih saja”,ungkapnya.
Kedepan, lanjut Salim dengan semua yang sudah dibahas hari ini semoga kedepannya bisa terjawab.
”Sesuai hasil diskusi hari ini, yang mana akan mendorong Program Induk Kepariwisataan Daerah dan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat, agar sampai ke puncak finish atau membawa informasi penuh harap untuk kita semua, atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat mengucapkan terima kasih banyak pada, Kementrian Pariwisata,”tuturnya.
Turut hadir dalam pertemuan Focus Grup Discusion ini Kementrian Pariwisata, Drs.Agus Priyono,MM, Asisten I, Drs.Yusup Salim, M.SI, Kepala Dinas Pariwisata Papua Barat, Kadis Pariwisata kota,dan Kepala-kepala SKPD terkait serta tamu undang lainnya.
Sementara itu Kementrian Pariwisata, Drs.Agus Priyono,MMl. “Ini kan Perintah Undang-ungdang No.10 tahun 2009 tentang pembangunan pariwisata dilaksanakan berdasarkan pariwisata induk,” kata Agus.
Apalagi di Raja Ampat ini adalah salah satu daerah destinasi wisata yang sangat dikenal didunia. “Tapi bagaimana konservasi, jangan sampai Konservasi tapi masyarakat miskin, karna ini adalah persoalan yang sering terjadi sehingga setiap konservasi juga diimbangi dengan peningkatan pembangunan pemberdayaan masyarakat,” tandasnya. [RajaAmpatPos]
Pengembangan induk kepariwisataan ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat.
“Semoga dengan diskusi ini bisa kita dapat banyak pertanyaan, yang mana memunculkan banyak jawaban, maka akan terjawab dan terrealisasi dengan baik serta berjalan lancar sesuai harapan kita semua,” ungkapnya dalam sambutannya.
Disini, terang Kadis Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat telah mendorong pengembangan pemberdayaan masyarakat paling depan bersama dengan pengembangan induk kepariwisataan.
Asisten Satu Kab.Raja Ampat, Drs.Yusup Salim mengatakan dirinya berharap agar diskusi ini tidak hanya diatas kertas.
“Saya tidak terlalu banyak bicara panjang lebar, namun yang kami harapkan agar pertemuan Diskusi ini, tidak hanya di atas kertas putih saja”,ungkapnya.
Kedepan, lanjut Salim dengan semua yang sudah dibahas hari ini semoga kedepannya bisa terjawab.
”Sesuai hasil diskusi hari ini, yang mana akan mendorong Program Induk Kepariwisataan Daerah dan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat, agar sampai ke puncak finish atau membawa informasi penuh harap untuk kita semua, atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat mengucapkan terima kasih banyak pada, Kementrian Pariwisata,”tuturnya.
Turut hadir dalam pertemuan Focus Grup Discusion ini Kementrian Pariwisata, Drs.Agus Priyono,MM, Asisten I, Drs.Yusup Salim, M.SI, Kepala Dinas Pariwisata Papua Barat, Kadis Pariwisata kota,dan Kepala-kepala SKPD terkait serta tamu undang lainnya.
Sementara itu Kementrian Pariwisata, Drs.Agus Priyono,MMl. “Ini kan Perintah Undang-ungdang No.10 tahun 2009 tentang pembangunan pariwisata dilaksanakan berdasarkan pariwisata induk,” kata Agus.
Apalagi di Raja Ampat ini adalah salah satu daerah destinasi wisata yang sangat dikenal didunia. “Tapi bagaimana konservasi, jangan sampai Konservasi tapi masyarakat miskin, karna ini adalah persoalan yang sering terjadi sehingga setiap konservasi juga diimbangi dengan peningkatan pembangunan pemberdayaan masyarakat,” tandasnya. [RajaAmpatPos]