Jimmy Affar dan Blandina Ongge akan Gelar Pameran Batik Papua
pada tanggal
Thursday, 25 June 2015
KOTA JAYAPURA - Designer dan pembatik Papua, Jimmy Hendrick Afaar dan Blandina Ongge berencana menggelar pameran batik hasil karya mereka. Pameran rencananya dilakukan pada hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2015 mendatang.
“Kami akan gelar karya kami dari 2005 hingga 2015. Kami akan gelar karya kami kepada pemerintah, dan kepada publik di Papua.Perjuangan kami meski banyak tantangan dari batik Papua yang masuk, kami tetap eksis hingga kini. Untuk lokasi nanti akan kami lihat dimana baiknya,” kata Jimmy Affar, Kamis (18/6).
Menurutnya, batik adalah salah satu ekonomi berkembang kini. Hal itu harusnya disikapi pemerintah. Batik jangan dipandang sebelah mata. Katanya, selama ini pemerintah hanya memperhatikan hal – hal yang tak mendatangkan nilai ekonomi, bahkan mengeluarkan ekonomi.
“Kenapa ekonomi kreatif seperti batik, yang kini lagi buming tak dikembangkan. Padahal batik Papua sudah dikenal tak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional,” ucapnya.
Sementara Blandina Ongge mengatakan, salah satu bukti batik Papua bisa bersaing dengan batik dari wilayah lain, dimana beberapa waktu lalu, pihaknya mengirim salah satu putra asli Papua untuk mengikuti kompetisi design batik tingkat nasional, dan berhasil meraih juara pertama.
Sebelumnya Jimmy pernah menggelar Fashion Carnaval April 2012 lalu di Taman Imbi, Kota Jayapura. Fashion Carnaval tersebut akan menampilkan motif kebudayaan dari 250 suku yang ada di Papua.
Acara tersebut rencananya didukung 60 model asal Papua yang tenar pada 1980-an hingga model masa kini. termasuk putri Papua, Putri Port Numbay, penyanyi, dan penghibur lainnya.
Jimmy mengatakan, Fashion Carnaval dari Butik Port Numbay di Jayapura merupakan persembahan dari Butik Port Numbay untuk Papua khususnya warga Kota Jayapura agar lebih mengenal corak dan motif batik Papua yang dibuat oleh Butik Batik Port Numbay. Fashion Carnaval dari Butik Port Numbay diharapkan dapat memberi dampak agar kaum muda di Papua selalu berusaha dan berkarya dalam bidang apa saja terutama mempertahankan adat-istiadat yang positif.
Butik Batik Port Numbay mempertahankan motif dan corak berbagai daerah di Papua yang memiliki nilai budaya tinggi. Motif itu berasal dari beragam budaya masyarakat Papua, baik di pegunungan maupun pesisir hingga kota. Motif-motif batik itu terinspirasi peninggalan arkeologi yang ada di daerah Papua, seperti burung cendrawasih, motif kamoro, motif sentani, serta ada pula motif yang divariasikan dengan sentuhan garis emas (batik prada). Bahkan, ada pula motif ikan, tempat sirih serta alat musik tifa.
Melalui motif batik karyanya, Jimmy Hendrick Afaar ingin mengingatkan kembali masyarakat dan warga Papua untuk kembali berdialog, bermusyawarah untuk menyelesaikan segala persoalan yang kini berkembang di Papua. [Jubi/IndonesiaTravel]
“Kami akan gelar karya kami dari 2005 hingga 2015. Kami akan gelar karya kami kepada pemerintah, dan kepada publik di Papua.Perjuangan kami meski banyak tantangan dari batik Papua yang masuk, kami tetap eksis hingga kini. Untuk lokasi nanti akan kami lihat dimana baiknya,” kata Jimmy Affar, Kamis (18/6).
Menurutnya, batik adalah salah satu ekonomi berkembang kini. Hal itu harusnya disikapi pemerintah. Batik jangan dipandang sebelah mata. Katanya, selama ini pemerintah hanya memperhatikan hal – hal yang tak mendatangkan nilai ekonomi, bahkan mengeluarkan ekonomi.
“Kenapa ekonomi kreatif seperti batik, yang kini lagi buming tak dikembangkan. Padahal batik Papua sudah dikenal tak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional,” ucapnya.
Sementara Blandina Ongge mengatakan, salah satu bukti batik Papua bisa bersaing dengan batik dari wilayah lain, dimana beberapa waktu lalu, pihaknya mengirim salah satu putra asli Papua untuk mengikuti kompetisi design batik tingkat nasional, dan berhasil meraih juara pertama.
Sebelumnya Jimmy pernah menggelar Fashion Carnaval April 2012 lalu di Taman Imbi, Kota Jayapura. Fashion Carnaval tersebut akan menampilkan motif kebudayaan dari 250 suku yang ada di Papua.
Acara tersebut rencananya didukung 60 model asal Papua yang tenar pada 1980-an hingga model masa kini. termasuk putri Papua, Putri Port Numbay, penyanyi, dan penghibur lainnya.
Jimmy mengatakan, Fashion Carnaval dari Butik Port Numbay di Jayapura merupakan persembahan dari Butik Port Numbay untuk Papua khususnya warga Kota Jayapura agar lebih mengenal corak dan motif batik Papua yang dibuat oleh Butik Batik Port Numbay. Fashion Carnaval dari Butik Port Numbay diharapkan dapat memberi dampak agar kaum muda di Papua selalu berusaha dan berkarya dalam bidang apa saja terutama mempertahankan adat-istiadat yang positif.
Butik Batik Port Numbay mempertahankan motif dan corak berbagai daerah di Papua yang memiliki nilai budaya tinggi. Motif itu berasal dari beragam budaya masyarakat Papua, baik di pegunungan maupun pesisir hingga kota. Motif-motif batik itu terinspirasi peninggalan arkeologi yang ada di daerah Papua, seperti burung cendrawasih, motif kamoro, motif sentani, serta ada pula motif yang divariasikan dengan sentuhan garis emas (batik prada). Bahkan, ada pula motif ikan, tempat sirih serta alat musik tifa.
Melalui motif batik karyanya, Jimmy Hendrick Afaar ingin mengingatkan kembali masyarakat dan warga Papua untuk kembali berdialog, bermusyawarah untuk menyelesaikan segala persoalan yang kini berkembang di Papua. [Jubi/IndonesiaTravel]