Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Negeri di Tanah Papua Siap Cetak Seniman Berbakat
pada tanggal
Tuesday, 9 June 2015
WAENA (KOTA JAYAPURA) – Kordinator Bidang Akademik Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Negeri di Tanah Papua, Syafiuddin Halid mengatakan, pihaknya bertekad untuk mengorbitkan seniman berbakat melalui proses pendidikan dan latihan pengembangan bakat.
“Kampus ini hadir untuk mengorbitkan seniman berbakat,” kata Syafiuddin Halid di Waena, Kota Jayapura.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah mempersiapkan tenaga pengajar lokal dan tenaga pengajar dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
“Kami telah rekrut putra daerah Papua sebanyak 25 orang yang betul-betul terbukti di semua bidang seni untuk menjadi tenaga pengajar di kampus ini,” tutur menurut Syafiuddin.
Sejak didirikan tahun 2003 melalui proses yang cukup panjang dibawah Yayasan Bina Seni Budaya Papua dengan mewisudakan 50 orang mahasiswa dalam tiga angkatan, dinilai sudah memberi satu harapan baik masa depan kampus ini.
“Kini ada penambahan program studi seiring perubahan status kampus. Sekarang di sini kami punya lima program studi, yaitu Seni Murni, Seni Kriya, Seni Musik, Desain Komunikasi Visual, dan Seni Pertunjukan.”
Dikatakan, hingga kini banyak orang belum tahu informasi terkait kehadiran kampus tersebut. Wajar saja jika kemudian beberapa pemerintah daerah mengirim putra daerahnya kuliah di ISI Bali, Yogyakarta dan Jakarta.
“Kami berharap agar keberadaan kampus ini semakin dikenal di seluruh Tanah Papua. Dan, perlu diketahui bersama bahwa di kampus ini belajar tentang seni dan budaya Tanah Papua,” jelasnya.
Seorang mahasiswa ISBI, Johan mengaku, sebagai putra daerah yang punya kemampuan seni dapat dapat dipertajam lagi melalui proses pendidikan dan pelatihan di kampus yang terletak di kawasan Expo, Distrik Heram.
“Kami orang Papua ini sudah alamiah dengan seni, hanya saja kita belum diasah. Sehingga saya harap teman-teman kaum muda untuk mengembang bakat seni di kampus ini,” katanya. [Jubi]
“Kampus ini hadir untuk mengorbitkan seniman berbakat,” kata Syafiuddin Halid di Waena, Kota Jayapura.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah mempersiapkan tenaga pengajar lokal dan tenaga pengajar dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
“Kami telah rekrut putra daerah Papua sebanyak 25 orang yang betul-betul terbukti di semua bidang seni untuk menjadi tenaga pengajar di kampus ini,” tutur menurut Syafiuddin.
Sejak didirikan tahun 2003 melalui proses yang cukup panjang dibawah Yayasan Bina Seni Budaya Papua dengan mewisudakan 50 orang mahasiswa dalam tiga angkatan, dinilai sudah memberi satu harapan baik masa depan kampus ini.
“Kini ada penambahan program studi seiring perubahan status kampus. Sekarang di sini kami punya lima program studi, yaitu Seni Murni, Seni Kriya, Seni Musik, Desain Komunikasi Visual, dan Seni Pertunjukan.”
Dikatakan, hingga kini banyak orang belum tahu informasi terkait kehadiran kampus tersebut. Wajar saja jika kemudian beberapa pemerintah daerah mengirim putra daerahnya kuliah di ISI Bali, Yogyakarta dan Jakarta.
“Kami berharap agar keberadaan kampus ini semakin dikenal di seluruh Tanah Papua. Dan, perlu diketahui bersama bahwa di kampus ini belajar tentang seni dan budaya Tanah Papua,” jelasnya.
Seorang mahasiswa ISBI, Johan mengaku, sebagai putra daerah yang punya kemampuan seni dapat dapat dipertajam lagi melalui proses pendidikan dan pelatihan di kampus yang terletak di kawasan Expo, Distrik Heram.
“Kami orang Papua ini sudah alamiah dengan seni, hanya saja kita belum diasah. Sehingga saya harap teman-teman kaum muda untuk mengembang bakat seni di kampus ini,” katanya. [Jubi]