Inilah Kesimpulan Investigasi DPRP atas Gagalnya Laga Persipura-Pahang FA
pada tanggal
Monday, 22 June 2015
JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPRP) telah menuntaskan investigasi mereka terkait gagalnya laga Persipura Jayapura kontra Pahang FA di babak 16 besar Piala AFC 2015, yang sedianya digelar di Stadion Mandala, Jayapura, 26 Mei lalu.
Seperti diketahui, laga tersebut batal terlaksana lantaran tiga pemain asing Pahang tidak mendapatkan visa untuk masuk ke Indonesia. Polemik pun terjadi terkait siapa yang berhak disalahkan lantaran kelalaian tersebut.
Pihak DPR Papua sendiri akhirnya ikut turun tangan menginvestigasi hal ini, setelah mendapatkan tekanan dari Persipura Mania, kelompok suporter Persipura. Pada 12 Juni 2015 perwakilan DPR Papua yaitu Yan P. Mandenas dan Jack Komboy bersama pihak Kemenpora dan KBRI di Malaysia melakukan pertemuan dengan AFC di AFC House, Kuala Lumpur, Malaysia.
AFC sendiri dalam pertemuan itu diwakili oleh Dato' Windsor John (deputi sekjen AFC), Sanjeevan Balasinggam (Direktur Bidang Asosiasi dan Pengembangan Anggota AFC), dan Benoit Pasquier (Direktur Legal AFC).
"Pada pertemuan itu AFC juga memberikan penjelasan mengenai kebijakan sanksi yang diberikan. Bahwa menurut AFC, sanksi kekalahan Persipura secara WO atas Pahang FA tidak ada kaitannya dengan sanksi FIFA atas sepakbola Indonesia, akibat pembekuan oleh Menpora atas PSSI," tulis Yan Mandenas dalam laman facebooknya.
Politisi dari Partai Hanura itu menambahkan, AFC menilai kegagalan pertandingan Persipura versus Pahang adalah murni kesalahan dari manajemen Persipura dan PSSI.
"AFC menilai Persipura dan PSSI tidak menaati atau melanggar aturan dan perjanjian terkait persiapan pelaksanaan pertandingan," tambahnya.
Tidak puas sampai di situ, Yan Mandenas dan Jack Komboy kembali meminta klarifikasi kepada mantan sekjen PSSI, Joko Driyono. Menurut Yan Mandenas, Joko yang saat ini menjabat CEO PT Liga Indonesia itu turut meyakinkan bahwa yang menyebabkan gagalnya laga tersebut adalah PSSI.
"Menurutnya, PSSI adalah lembaga yang berperan sebagai SPONSOR liga AFC dalam bertanggung jawab pada setiap tim tamu yang bertanding ke Indonesia. Oleh karena itu PSSI harus memberikan pertangungjawabannya terhadap hal itu kepada publik Indonesia dan khususnya kepada Persipura Mania," jelasnya.
"Semua dokumen rekaman pertemuan kami dari hasil penyelidikan tim DPR Papua dan aturan yang berlaku di AFC dapat menjamin kesimpulan kami, untuk membantah spekulasi pendapat publik yang terbangun selama ini."
"Kami menilai Persipura hanya sebagai alat konspirasi PSSI untuk dibenturkan dengan Pemerintah (Kemenpora RI) oleh mereka yang tidak bertanggung jawab," tegasnya. [Goal]
Seperti diketahui, laga tersebut batal terlaksana lantaran tiga pemain asing Pahang tidak mendapatkan visa untuk masuk ke Indonesia. Polemik pun terjadi terkait siapa yang berhak disalahkan lantaran kelalaian tersebut.
Pihak DPR Papua sendiri akhirnya ikut turun tangan menginvestigasi hal ini, setelah mendapatkan tekanan dari Persipura Mania, kelompok suporter Persipura. Pada 12 Juni 2015 perwakilan DPR Papua yaitu Yan P. Mandenas dan Jack Komboy bersama pihak Kemenpora dan KBRI di Malaysia melakukan pertemuan dengan AFC di AFC House, Kuala Lumpur, Malaysia.
AFC sendiri dalam pertemuan itu diwakili oleh Dato' Windsor John (deputi sekjen AFC), Sanjeevan Balasinggam (Direktur Bidang Asosiasi dan Pengembangan Anggota AFC), dan Benoit Pasquier (Direktur Legal AFC).
"Pada pertemuan itu AFC juga memberikan penjelasan mengenai kebijakan sanksi yang diberikan. Bahwa menurut AFC, sanksi kekalahan Persipura secara WO atas Pahang FA tidak ada kaitannya dengan sanksi FIFA atas sepakbola Indonesia, akibat pembekuan oleh Menpora atas PSSI," tulis Yan Mandenas dalam laman facebooknya.
Politisi dari Partai Hanura itu menambahkan, AFC menilai kegagalan pertandingan Persipura versus Pahang adalah murni kesalahan dari manajemen Persipura dan PSSI.
"AFC menilai Persipura dan PSSI tidak menaati atau melanggar aturan dan perjanjian terkait persiapan pelaksanaan pertandingan," tambahnya.
Tidak puas sampai di situ, Yan Mandenas dan Jack Komboy kembali meminta klarifikasi kepada mantan sekjen PSSI, Joko Driyono. Menurut Yan Mandenas, Joko yang saat ini menjabat CEO PT Liga Indonesia itu turut meyakinkan bahwa yang menyebabkan gagalnya laga tersebut adalah PSSI.
"Menurutnya, PSSI adalah lembaga yang berperan sebagai SPONSOR liga AFC dalam bertanggung jawab pada setiap tim tamu yang bertanding ke Indonesia. Oleh karena itu PSSI harus memberikan pertangungjawabannya terhadap hal itu kepada publik Indonesia dan khususnya kepada Persipura Mania," jelasnya.
"Semua dokumen rekaman pertemuan kami dari hasil penyelidikan tim DPR Papua dan aturan yang berlaku di AFC dapat menjamin kesimpulan kami, untuk membantah spekulasi pendapat publik yang terbangun selama ini."
"Kami menilai Persipura hanya sebagai alat konspirasi PSSI untuk dibenturkan dengan Pemerintah (Kemenpora RI) oleh mereka yang tidak bertanggung jawab," tegasnya. [Goal]