Menpora Imam Nahrawi ingin ajak Persipura Jayapura Tuntut AFC
pada tanggal
Friday, 5 June 2015
JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, berencana akan mengambil langkah hukum terhadap keputusan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Hal tersebut, akibat batalnya pertandingan Persipura Jayapura melawan Pahang FA di babak 16 besar Piala AFC 2015, yang sebelumnya direncanakan digelar 26 Mei.
Salah satu penyebab kegagalan, yakni adanya sanksi dari FIFA. Dalam surat keputusannya, FIFA menjelaskan bahwa sanksi membuat PSSI kehilangan hak sebagai anggota dan seluruh wakil Indonesia tidak bisa mengikuti kompetisi FIFA dan AFC, termasuk Persipura.
AFC juga sudah menegaskan, Indonesia tidak dapat mengikuti event seperti Kualifikasi bersama Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019, Kualifikasi Piala Asia U-16 dan U-19, serta Piala Asia U-14 Wanita, dan Piala Asia Futsal Wanita 2015.
"Kami sudah berusaha dan saya jadi pihak tertuduh bahwa Kemenpora menghambat. Kami sudah meminta AFC menjadwalkan tanding ulang, tapi belum direspon. Saya sudah kontak duta besar agar bertemu dengan AFC, tapi belum direspon," terang Menpora Imam Nahrawi pada Kamis (4/6).
Laga Persipura melawan Pahang FA sebetulnya sempat punya peluang untuk dijadwal ulang setelah gagal dilaksanakan sesuai jadwal karena tiga pemain asing Pahang tidak mendapat visa masuk ke Indonesia. Peluang untuk dijadwal ulang, masih ada jika FIFA tak menjatuhkan sanksi untuk PSSI.
"Kita tuntut bersama-sama AFC. Masa Pahang menang dengan cara begitu. Toh, semua bukan kesalahan Persipura dan Indonesia. Itu kesalahan mereka karena tak mau menyelesaikan visa. Jangan salahkan Persipura atau Indonesia," tutupnya.
Pertandingan babak 16 besar Piala AFC 2015 antara Persipura dan Pahang FA, di Stadion Mandala, Jayapura, batal digelar pada Selasa (26/5) lalu. Penyebabnya, tiga pemain Pahang FA tidak mendapatkan visa on arrival di Indonesia.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun telah memberikan surat kepada AFC untuk menggelar pertandingan ulang. Namun, menurut media officer Persipura, Ridwan Bento, surat itu tidak akan direspon AFC.
Dalam pandangan Bento, AFC hanya mengakui federasi sepak bola yang sah di Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun sayangnya, PSSI sudah dibekukan oleh Kemenpora melalui Surat Keputusan (SK) nomor 01307.
"AFC hanya melihat federasi yang sah. Jika Kemenpora yang memberikan surat, itu akan percuma. Kami hanya menginginkan pertandingan ulang meski pun tidak bermain di kandang sendiri, Stadion Mandala," ungkap Ridwan dengan melanjut, "Kami tidak mau jika kami harus kalah walk over (WO). Bermain di mana pun kami siap. Artinya kalau kami kalah, kami tidak rugi karena sudah bertanding."
Lebih jauh diutarakannya, jika pertandingan ulang tidak ada, maka hal tersebut menjadi kerugian besar bagi Persipura. Bahkan, adanya pertandingan ulang merupakan harapan masyarakat Papua, terutama kepada pihak yang terkait bertanggung jawab.
"Kami hanya meminta kepada pemerintah bertanggung jawab atas kejadian ini. Jika pertandingan ulang itu tidak ada, hal tersebut akan menjadi kerugian besar buat kami. Artinya, kami kalah walk over (WO). Apalagi, kami sudah memastikan bahwa Persipura tidak bersalah atas kejadian itu," pungkasnya. [Bola]
Salah satu penyebab kegagalan, yakni adanya sanksi dari FIFA. Dalam surat keputusannya, FIFA menjelaskan bahwa sanksi membuat PSSI kehilangan hak sebagai anggota dan seluruh wakil Indonesia tidak bisa mengikuti kompetisi FIFA dan AFC, termasuk Persipura.
AFC juga sudah menegaskan, Indonesia tidak dapat mengikuti event seperti Kualifikasi bersama Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019, Kualifikasi Piala Asia U-16 dan U-19, serta Piala Asia U-14 Wanita, dan Piala Asia Futsal Wanita 2015.
"Kami sudah berusaha dan saya jadi pihak tertuduh bahwa Kemenpora menghambat. Kami sudah meminta AFC menjadwalkan tanding ulang, tapi belum direspon. Saya sudah kontak duta besar agar bertemu dengan AFC, tapi belum direspon," terang Menpora Imam Nahrawi pada Kamis (4/6).
Laga Persipura melawan Pahang FA sebetulnya sempat punya peluang untuk dijadwal ulang setelah gagal dilaksanakan sesuai jadwal karena tiga pemain asing Pahang tidak mendapat visa masuk ke Indonesia. Peluang untuk dijadwal ulang, masih ada jika FIFA tak menjatuhkan sanksi untuk PSSI.
"Kita tuntut bersama-sama AFC. Masa Pahang menang dengan cara begitu. Toh, semua bukan kesalahan Persipura dan Indonesia. Itu kesalahan mereka karena tak mau menyelesaikan visa. Jangan salahkan Persipura atau Indonesia," tutupnya.
Pertandingan babak 16 besar Piala AFC 2015 antara Persipura dan Pahang FA, di Stadion Mandala, Jayapura, batal digelar pada Selasa (26/5) lalu. Penyebabnya, tiga pemain Pahang FA tidak mendapatkan visa on arrival di Indonesia.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun telah memberikan surat kepada AFC untuk menggelar pertandingan ulang. Namun, menurut media officer Persipura, Ridwan Bento, surat itu tidak akan direspon AFC.
Dalam pandangan Bento, AFC hanya mengakui federasi sepak bola yang sah di Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun sayangnya, PSSI sudah dibekukan oleh Kemenpora melalui Surat Keputusan (SK) nomor 01307.
"AFC hanya melihat federasi yang sah. Jika Kemenpora yang memberikan surat, itu akan percuma. Kami hanya menginginkan pertandingan ulang meski pun tidak bermain di kandang sendiri, Stadion Mandala," ungkap Ridwan dengan melanjut, "Kami tidak mau jika kami harus kalah walk over (WO). Bermain di mana pun kami siap. Artinya kalau kami kalah, kami tidak rugi karena sudah bertanding."
Lebih jauh diutarakannya, jika pertandingan ulang tidak ada, maka hal tersebut menjadi kerugian besar bagi Persipura. Bahkan, adanya pertandingan ulang merupakan harapan masyarakat Papua, terutama kepada pihak yang terkait bertanggung jawab.
"Kami hanya meminta kepada pemerintah bertanggung jawab atas kejadian ini. Jika pertandingan ulang itu tidak ada, hal tersebut akan menjadi kerugian besar buat kami. Artinya, kami kalah walk over (WO). Apalagi, kami sudah memastikan bahwa Persipura tidak bersalah atas kejadian itu," pungkasnya. [Bola]