Henoch Ibo Klaim Para Pelaku Penembakan di Kampung Usir adalah Anak Muda
pada tanggal
Monday, 1 June 2015
KOTA JAYAPURA - Pasca penembakan 6 warga sipil di Kampung Usir, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Aparat gabungan mengejar kelompok yang diduga menjadi pelaku penembakan yakni kelompok kriminal bersenjata Yambi pimpinan Tengahmati Telenggen..
Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya mengungkapkan bahwa kelompok Yambi yang terlibat kasus penembakan tersebut merupakan golongan anak muda yang berusia sekitar 16-25 tahun. Bupati Puncak Jaya Henock Ibo mengaku kesulitan dalam mendekati kelompok ini. Salah satunya lantaran usia para anggota kelompok yang masih muda dan ingin terus diakui eksistensinya.
"Kita terus mendekati kelompok ini. Belum pernah ada kesepakatan antara pemerintah dengan kelompok tersebut," jelas Ibo ketika ditemui di Jayapura, Papua, Minggu (31/5).
Dia juga sempat membahas soal denda adat yang diminta keluarga korban. Menurut Ibo, perjanjian denda adat itu dilakukan antara kelompok keluarga penembak dengan korban. Tak ada campur tangan pemda setempat.
"Ini kan antar-mereka saja, kami hanya memfasilitasi. Pemerintah telah memberikan tanggungan dengan cara mengevakuasi korban penembakan untuk perawatan di Jayapura dan semua pengobatannya ditanggung oleh kami," ujar dia.
Pemkab Puncak Jaya, kata dia, menyerahkan sepenuhnya upaya penyelesaian penembakan warga sipil ini kepada aparat keamanan setempat.
Penembakan kelompok bersenjata dengan sasaran warga sipil di Puncak Jaya hampir terhenti selama lebih dari satu tahun lamanya. Ibo mengatakan, kasus terbaru ini memiliki motif yang sama dengan peristiwa-peristiwa penembakan yang terjadi sejak 2004 di Puncak Jaya.
"Sekitar satu tahun satu bulan lamanya, keadaan di daerah Puncak Jaya mulai membaik. Peristiwa penembakan kepada warga sipil tak lagi terjadi. Ini upaya kami yang terus dilakukan untuk menciptakan kedamaian di sana," ujar dia.
"Kita juga flash back ke belakang lagi sejak adanya penembakan 2004 silam dan motifnya hampir sama, untuk memisahkan diri dari NKRI," imbuh Ibo.
Seorang perwira yang enggan disebutkan namanya di Kodam Cenderawasih kepada Liputan6.com menyebutkan, kelompok Yambi pimpinan Tengahmati Telenggen yang diduga melakukan penembakan kepada warga sipil tersebut, saat ini berada di daerah Yambi. Aparat gabungan masih mengejar kelompok tersebut, namun karena kondisi geografis yang sulit, aparat kesulitan menangkap mereka.
"Suhu di daerah Yambi sekitar 6-8 derajat Celsius. Topografi wilayahnya menanjak gunung, di atas ketinggian. Walaupun begitu, pengejaran terus dilakukan," ujar dia.
Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende pernah menyebutkan bahwa kelompok Telenggen hanya memiliki 18 anak buah yang masih muda. Kelompok ini juga memiliki 6-8 senjata.
Penembakan terjadi di belakang bangunan kantor Kodim Baru di Kampung Pagaleme Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya pada Selasa 26 Mei 2015 pukul 23.00 WIT. Akibat penembakan tersebut, 1 orang tewas di tempat dan 5 lainnya kena luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya. [Liputan6]
Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya mengungkapkan bahwa kelompok Yambi yang terlibat kasus penembakan tersebut merupakan golongan anak muda yang berusia sekitar 16-25 tahun. Bupati Puncak Jaya Henock Ibo mengaku kesulitan dalam mendekati kelompok ini. Salah satunya lantaran usia para anggota kelompok yang masih muda dan ingin terus diakui eksistensinya.
"Kita terus mendekati kelompok ini. Belum pernah ada kesepakatan antara pemerintah dengan kelompok tersebut," jelas Ibo ketika ditemui di Jayapura, Papua, Minggu (31/5).
Dia juga sempat membahas soal denda adat yang diminta keluarga korban. Menurut Ibo, perjanjian denda adat itu dilakukan antara kelompok keluarga penembak dengan korban. Tak ada campur tangan pemda setempat.
"Ini kan antar-mereka saja, kami hanya memfasilitasi. Pemerintah telah memberikan tanggungan dengan cara mengevakuasi korban penembakan untuk perawatan di Jayapura dan semua pengobatannya ditanggung oleh kami," ujar dia.
Pemkab Puncak Jaya, kata dia, menyerahkan sepenuhnya upaya penyelesaian penembakan warga sipil ini kepada aparat keamanan setempat.
Penembakan kelompok bersenjata dengan sasaran warga sipil di Puncak Jaya hampir terhenti selama lebih dari satu tahun lamanya. Ibo mengatakan, kasus terbaru ini memiliki motif yang sama dengan peristiwa-peristiwa penembakan yang terjadi sejak 2004 di Puncak Jaya.
"Sekitar satu tahun satu bulan lamanya, keadaan di daerah Puncak Jaya mulai membaik. Peristiwa penembakan kepada warga sipil tak lagi terjadi. Ini upaya kami yang terus dilakukan untuk menciptakan kedamaian di sana," ujar dia.
"Kita juga flash back ke belakang lagi sejak adanya penembakan 2004 silam dan motifnya hampir sama, untuk memisahkan diri dari NKRI," imbuh Ibo.
Seorang perwira yang enggan disebutkan namanya di Kodam Cenderawasih kepada Liputan6.com menyebutkan, kelompok Yambi pimpinan Tengahmati Telenggen yang diduga melakukan penembakan kepada warga sipil tersebut, saat ini berada di daerah Yambi. Aparat gabungan masih mengejar kelompok tersebut, namun karena kondisi geografis yang sulit, aparat kesulitan menangkap mereka.
"Suhu di daerah Yambi sekitar 6-8 derajat Celsius. Topografi wilayahnya menanjak gunung, di atas ketinggian. Walaupun begitu, pengejaran terus dilakukan," ujar dia.
Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende pernah menyebutkan bahwa kelompok Telenggen hanya memiliki 18 anak buah yang masih muda. Kelompok ini juga memiliki 6-8 senjata.
Penembakan terjadi di belakang bangunan kantor Kodim Baru di Kampung Pagaleme Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya pada Selasa 26 Mei 2015 pukul 23.00 WIT. Akibat penembakan tersebut, 1 orang tewas di tempat dan 5 lainnya kena luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya. [Liputan6]