Fransen Siahaan Resmikan Gereja Oikumene Soteria dan Masjid Ba Abul Munawar
pada tanggal
Friday, 12 June 2015
GRASBERG (MIMIKA) - Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan meresmikan dua rumah ibadah milik umat Kristen dan Islam yang terletak di lokasi penambangan bawah tanah atau underground, milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berada di areal Grasberg, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Dalam sambutannya, Pangdam mengatakan, dengan diresmikan kedua tempat ibadah yang berada di kedalaman 1.600 meter dari permukaan tanah itu menunjukkan suatu peningkatan iman dan kerukunan hidup beragama.
"Dalam ajaran Kristen ditekankan cintakasih dan perdamaian. Tegakkan perdamaian bagi semua orang khususnya masyarakat di lingkungan PTFI. Saling menghormati dan hidup secara damai. Dan dalam ajaran agama Islam mengajarkan sikap mengargai agama lainnya. Marilah kita terapkan dalam kehidupan realitas dan kemajemukan masyarakat," katanya.
Fransen juga mengatakan, keimanan terhadap Tuhan yang baik akan mampu menghindarkan kita dari konflik dan kehidupan yang gelap.
"Ingat bekerja di tempat ini antara alam nyata dan maut oleh sebab itu dahulukan Tuhan sebelum bekerja karena Tuhan hanya sejauh doa," kata Fransen.
Jenderal bintang dua itu juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada PTFI, atas kepeduliannya membangun rumah ibadah, apa lagi itu yang pertama dibangun di bawah.
"Itu merupakan bangunan ibadah, mesjid dan gereja pertama di bawah tanah, yang ada di Papua dan bahkan mungkin di Indonesia, yang diresmikan oleh Pangdam Cenderawasih," kata General Manager PTFI, Nur Hadi Sabirin pada Kamis (11/6).
Ia mengatakan, peresmian kedua rumah ibadah itu dilakukan pada Rabu (10/6), dan merupakan suatu hal yang luar biasa bagi para pekerja bawah tanah, bahwa kedua tempat ibadah itu bisa ada.
"Pembangunan gereja yang bersebelahan dengan mesjid itu merupakan suatu refleksi. Dimana ini menunjukkan kebersamaan antar karyawan dalam mencari kehidupan, melakukan aktifitas sosial di tambang bawah tanah selama bekerja 24 jam tiada hentinya, Namun tetap menjalankan kewajiban agama," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tempat ibadah itu benar-benar berada dibawah perut bumi dengan kapasitas 200 orang.
Tempat ibadah itu diberi nama Gereja Oikumene Soteria yang berarti 'bersekutu bersama Keselamatan', yang bermaksud agar karyawan dapat menggantungkan keselamatan sejati bukan dari kemampuan diri, tetapi keselamatan melalui Tuhan.
Sementara itu mesjid diberi nama Ba Abul Munawar yang artinya 'pintu tempat cahaya', dengan harapkan karyawan yang bekerja mendapat cahaya dalam setiap penyelesaian masalah yang dihadapi dan juga dapat bekerja dengan selamat.
"Harapan manajemen, agar tempat ibadah itu dapat digunakan sebaik baiknya, agar semua pekerjaan kita sempurnakan dengan doa," kata Nuhadi Sabirin.
Sementara itu, Senior VP Underground Operation, Christopher Zimmer menyampaikan ucapan terimakasih karena dengan dibangunnya dua tempat ibadah ini, para pekerja akan lebih baik dalam menunaikan tugas mereka.
"Ini suatu kebanggaan. Bawah tanah ini seperti rumah kedua. Oleh sebab itu sebagai pekerja bawah tanah kita wajib mengucap doa bagi Tuhan," katanya. [Antara]
Dalam sambutannya, Pangdam mengatakan, dengan diresmikan kedua tempat ibadah yang berada di kedalaman 1.600 meter dari permukaan tanah itu menunjukkan suatu peningkatan iman dan kerukunan hidup beragama.
"Dalam ajaran Kristen ditekankan cintakasih dan perdamaian. Tegakkan perdamaian bagi semua orang khususnya masyarakat di lingkungan PTFI. Saling menghormati dan hidup secara damai. Dan dalam ajaran agama Islam mengajarkan sikap mengargai agama lainnya. Marilah kita terapkan dalam kehidupan realitas dan kemajemukan masyarakat," katanya.
Fransen juga mengatakan, keimanan terhadap Tuhan yang baik akan mampu menghindarkan kita dari konflik dan kehidupan yang gelap.
"Ingat bekerja di tempat ini antara alam nyata dan maut oleh sebab itu dahulukan Tuhan sebelum bekerja karena Tuhan hanya sejauh doa," kata Fransen.
Jenderal bintang dua itu juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada PTFI, atas kepeduliannya membangun rumah ibadah, apa lagi itu yang pertama dibangun di bawah.
"Itu merupakan bangunan ibadah, mesjid dan gereja pertama di bawah tanah, yang ada di Papua dan bahkan mungkin di Indonesia, yang diresmikan oleh Pangdam Cenderawasih," kata General Manager PTFI, Nur Hadi Sabirin pada Kamis (11/6).
Ia mengatakan, peresmian kedua rumah ibadah itu dilakukan pada Rabu (10/6), dan merupakan suatu hal yang luar biasa bagi para pekerja bawah tanah, bahwa kedua tempat ibadah itu bisa ada.
"Pembangunan gereja yang bersebelahan dengan mesjid itu merupakan suatu refleksi. Dimana ini menunjukkan kebersamaan antar karyawan dalam mencari kehidupan, melakukan aktifitas sosial di tambang bawah tanah selama bekerja 24 jam tiada hentinya, Namun tetap menjalankan kewajiban agama," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tempat ibadah itu benar-benar berada dibawah perut bumi dengan kapasitas 200 orang.
Tempat ibadah itu diberi nama Gereja Oikumene Soteria yang berarti 'bersekutu bersama Keselamatan', yang bermaksud agar karyawan dapat menggantungkan keselamatan sejati bukan dari kemampuan diri, tetapi keselamatan melalui Tuhan.
Sementara itu mesjid diberi nama Ba Abul Munawar yang artinya 'pintu tempat cahaya', dengan harapkan karyawan yang bekerja mendapat cahaya dalam setiap penyelesaian masalah yang dihadapi dan juga dapat bekerja dengan selamat.
"Harapan manajemen, agar tempat ibadah itu dapat digunakan sebaik baiknya, agar semua pekerjaan kita sempurnakan dengan doa," kata Nuhadi Sabirin.
Sementara itu, Senior VP Underground Operation, Christopher Zimmer menyampaikan ucapan terimakasih karena dengan dibangunnya dua tempat ibadah ini, para pekerja akan lebih baik dalam menunaikan tugas mereka.
"Ini suatu kebanggaan. Bawah tanah ini seperti rumah kedua. Oleh sebab itu sebagai pekerja bawah tanah kita wajib mengucap doa bagi Tuhan," katanya. [Antara]