Emus Gwijangge Persilahkan Masyarakat Papua Peringati 1 Juli
pada tanggal
Friday, 26 June 2015
JAKARTA - Politisi asal Papua yang menjadi anggota Komisi I DPR RI, Emus Gwijangge menyatakan tidak melarang masyarakat Papua merayakan lahirnya Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Menurutnya untuk semua masyarakat papua silahkan jika ada yang ingin memperingati 1 Juli, tapi harus dengan cara yang tertib dan tidak menggangu masyarakat lain.
”Itu merupakan hak masyarakat jika ada yang ingin memperingati 1 Juli, itu sejarah lahirnya OPM. Silahkan melakukan aktivitas seperti ibadah atau melakukan hal-hal yang positif lainnya. Tapi jangan mengganggu. Hak – hak masyarakat lain, sebab mereka juga harus dihargai, karena biar bagaimanapun Papua masih dalam NKRI,” ungkapnya pada Kamis (25/6).
Lebih lanjut Emus menjelaskan jika kekhawatiran akan adanya aksi-aksi yang berlebihan, tentunya ini akan berakibat tidak baik bagi mereka yang merayakan akan 1 Juli maupun dari aparat keamanan, dan ini akan menjadi alasan aparat keamanan untuk bertindak, sesuai tupoksi mereka.
Namun ia berharap, aparat keamanan dapat bijaksana, dan tak berlebihan melihat momen 1 Juli.
”Jadi aparat keamanan jangan pikir 1 Juli itu adalah hal tabu. Kalau ada pihak yang menilai itu HUT OPM. Tapi selama tak mengganggu tak perlu dipemasalahkan, karena setiap orang kan punya hak berpendapat di muka umum,” katanya.
Bahkan Emus menambahkan, saat perayaan 1 juli nanti akan adanya pengibaran bendera Bintang Kejira (BK) itu merupakan hal yang wajar, namun pengibaran bendera itu harus sesuai dengan prosedur yang ada. Jangan hanya mengibarkan saja lalu pergi begitu saja, itu namanya orang yang tidak benar-benar berjuang untuk kemerdekaan Papua. [RadjaWarta]
Menurutnya untuk semua masyarakat papua silahkan jika ada yang ingin memperingati 1 Juli, tapi harus dengan cara yang tertib dan tidak menggangu masyarakat lain.
”Itu merupakan hak masyarakat jika ada yang ingin memperingati 1 Juli, itu sejarah lahirnya OPM. Silahkan melakukan aktivitas seperti ibadah atau melakukan hal-hal yang positif lainnya. Tapi jangan mengganggu. Hak – hak masyarakat lain, sebab mereka juga harus dihargai, karena biar bagaimanapun Papua masih dalam NKRI,” ungkapnya pada Kamis (25/6).
Lebih lanjut Emus menjelaskan jika kekhawatiran akan adanya aksi-aksi yang berlebihan, tentunya ini akan berakibat tidak baik bagi mereka yang merayakan akan 1 Juli maupun dari aparat keamanan, dan ini akan menjadi alasan aparat keamanan untuk bertindak, sesuai tupoksi mereka.
Namun ia berharap, aparat keamanan dapat bijaksana, dan tak berlebihan melihat momen 1 Juli.
”Jadi aparat keamanan jangan pikir 1 Juli itu adalah hal tabu. Kalau ada pihak yang menilai itu HUT OPM. Tapi selama tak mengganggu tak perlu dipemasalahkan, karena setiap orang kan punya hak berpendapat di muka umum,” katanya.
Bahkan Emus menambahkan, saat perayaan 1 juli nanti akan adanya pengibaran bendera Bintang Kejira (BK) itu merupakan hal yang wajar, namun pengibaran bendera itu harus sesuai dengan prosedur yang ada. Jangan hanya mengibarkan saja lalu pergi begitu saja, itu namanya orang yang tidak benar-benar berjuang untuk kemerdekaan Papua. [RadjaWarta]