Dua Kubu di BTN Organda Sepakat Berdamai
pada tanggal
Tuesday, 16 June 2015
KOTA JAYAPURA – Keluarga dari kubu warga yang terlibat dalam insiden bentrok di Perumahan BTN Organda, Padang Bulan, Kelurahan Hedam, Distrik Heram, Kota Jayapura pada pekan lalu sepakat berdamai.
Hal itu disepakati ketika perwakilan kedua kubu bertemu di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Papua (DPRP), yang disaksikan oleh pimpinan serta sejumlah anggota DPRP, Kapolres Jayapura Kota, dan perwakilan Polda Papua, Senin (15/6).
Ketua DPR Papua, Yunus Wonda mengatakan, pertemuan itu untuk memperjelas arah penyelesaian masalah. Kedua pihak sepakat berdamai. Sehingga tidak ada lagi saling tuduh.
“Sudah menjadi tugas DPR Papua menfasilitasi semua pihak yang ada di tanah Papua. Lagislator tak hanya mewakili suku atau marga tertentu. Kedua pihak sepakat berdamai,” kata Yunus Wonda usai pertemuan.
Mengenai anggaran untuk tradisi bakar batu, ketika proses perdamaian kata Yunus, jangan selalu berpikir butuh dana besar, dan mengharapkan anggaran APBD.
“Kami anggota DPRP siap membantu. Bukan harus dianggarkan. Ini bukan acara syukuran yang harus ditanggung pemerintah. Ini perdamaian. Bakar batu, satu ekor babi dan 10 ayam sudah tak masalah. Saya sudah minta semua anggota DPRP ikut berpartisipasi,” ucapnya.
Namun katanya, untuk waktu pelaksanaan perdamaian, pihak DPRP menyerahkan ke kepolisian agar menfasilitasi kedua pihak menentukan waktu.
Sementara Wakil Ketua III DPR Papua, Yanni mengatakan, mengapresiasi kepolisian, Pemprov Papua, Pemkot Jayapura, dan paguyuban kedua pihak yang berkomiten segera menyelesaikan masalah itu.
“Kini siapa saja yang tahu dimana oknum pelaku bersembunyi segera laporkan ke pihak berwajib, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kita tak ingin ada dampak berkepanjangan,” kata Yanni.
Ia juga menyarankan, dalam pemberlakuan Sistim Keamanan Keliling (Siskamling) harus melibatkan semua masyarakat.
“Jangan membeda-bedakan. Kami harap perdamaian secepatnya. Ini penting agar masalah tak berlarut – larut,” ucap Yanni. [Jubi]
Hal itu disepakati ketika perwakilan kedua kubu bertemu di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Papua (DPRP), yang disaksikan oleh pimpinan serta sejumlah anggota DPRP, Kapolres Jayapura Kota, dan perwakilan Polda Papua, Senin (15/6).
Ketua DPR Papua, Yunus Wonda mengatakan, pertemuan itu untuk memperjelas arah penyelesaian masalah. Kedua pihak sepakat berdamai. Sehingga tidak ada lagi saling tuduh.
“Sudah menjadi tugas DPR Papua menfasilitasi semua pihak yang ada di tanah Papua. Lagislator tak hanya mewakili suku atau marga tertentu. Kedua pihak sepakat berdamai,” kata Yunus Wonda usai pertemuan.
Mengenai anggaran untuk tradisi bakar batu, ketika proses perdamaian kata Yunus, jangan selalu berpikir butuh dana besar, dan mengharapkan anggaran APBD.
“Kami anggota DPRP siap membantu. Bukan harus dianggarkan. Ini bukan acara syukuran yang harus ditanggung pemerintah. Ini perdamaian. Bakar batu, satu ekor babi dan 10 ayam sudah tak masalah. Saya sudah minta semua anggota DPRP ikut berpartisipasi,” ucapnya.
Namun katanya, untuk waktu pelaksanaan perdamaian, pihak DPRP menyerahkan ke kepolisian agar menfasilitasi kedua pihak menentukan waktu.
Sementara Wakil Ketua III DPR Papua, Yanni mengatakan, mengapresiasi kepolisian, Pemprov Papua, Pemkot Jayapura, dan paguyuban kedua pihak yang berkomiten segera menyelesaikan masalah itu.
“Kini siapa saja yang tahu dimana oknum pelaku bersembunyi segera laporkan ke pihak berwajib, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kita tak ingin ada dampak berkepanjangan,” kata Yanni.
Ia juga menyarankan, dalam pemberlakuan Sistim Keamanan Keliling (Siskamling) harus melibatkan semua masyarakat.
“Jangan membeda-bedakan. Kami harap perdamaian secepatnya. Ini penting agar masalah tak berlarut – larut,” ucap Yanni. [Jubi]