DPR RI Sesalkan Pembubaran Persipura Jayapura
pada tanggal
Friday, 5 June 2015
KOTA JAYAPURA - Anggota DPR RI asal Papua Barat, Jimmy Demianus Ijie, menyesalkan pembubaran Tim Persipura Jayapura. Di mata Ijie, tim “Mutiara Hitam” bukan saja merupakan aset bangsa dan menjadi kebanggaan Papua semata, akan tetapi telah menjadi kebanggaan nasional mengingat Persipura telah menjadi corong sepakbola Indonesia di pentas internasional.
“Saya pikir, itu (pembubaran) patut kita sesali bersama kenapa hal itu harus terjadi,” ujar Ijie, Jumat (5/6) siang.
"Persipura telah mengharumkan nama bangsa di beberapa event. Kita lihat, di AFC musim lalu Persipura melaju sampai semifinal. Itu bukan sesuatu yang kebetulan. Itu (memerlukan) proses yang panjang. Kita juga pantas prihatin," tegas Ijie yang juga Koordinator dari Gerakan Papua Optimis, yang menjadi deklarator pertama pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) saat Pilpres 2014.
Menurut Ijie, kepentingan sekelompok orang telah menghentikan kiprah Persipura dalam upayanya membela Negara dan bangsa. Di mata Ijie, persoalan PSSI dipicu persoalan personal atau pribadi, ketidaksenangan antara Menpora dan Ketua Umum PSSI terpilih sebagai pribadi.
“Tapi, jangan kemudian hal itu dibawa ke ranah kepentingan publik," tegas Ijie.
Seharusnya, kata Ijie, jika Ketua Umum PSSI atau oknum dalam organisasi itu ada yang terbukti bersalah, maka dapat dilakukan proses penangkapan seperti yang dilakukan FBI terhadap sejumlah pejabat tinggi FIFA. Bukan dengan cara membekukan organisasi yang berimbas pada kepentingan sepak bola di Tanah Air.
"Jadi, kalau yang salah itu Ketua Umum PSSI, diberhentikan saja dari jabatannya. Tentu, dengan bukti-bukti yang sangat kuat, jika ia dianggap bermasalah. Jangan organisasi dibekukan, seperti di FIFA. Jangan sampai berimbas kepada pemain dan klub, seperti Persipura," tandas Ijie.
Sebelumnya, Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tommy, membubarkan Tim Persipura pada musim ini pasca-pembekuan PSSI oleh Menpora dan sanksi yang dijatuhkan FIFA pada PSSI pada akhir Mei 2015.
Benhur Tommy Mano yang akrab disapa BTM itu mengemukakan bahwa Menpora Imam Nahrawi dan Badan Organisasi Profesional Indonesia (BOPI) harus bertanggung jawab atas gagalnya Mutiara Hitam berlaga di babak 16 besar AFC Cup di Stadion Mandala, Kota Jayapura.
"Menpora dan BOPI, serta Imigrasi, harus bertanggung jawab tentang masalah ini, bertanggung jawab gagalnya Persipura ke AFC Cup 2015. Itu kuncinya mereka harus cabut sanksi kepada PSSI," tandas BTM. [SuaraPembaruan]
“Saya pikir, itu (pembubaran) patut kita sesali bersama kenapa hal itu harus terjadi,” ujar Ijie, Jumat (5/6) siang.
"Persipura telah mengharumkan nama bangsa di beberapa event. Kita lihat, di AFC musim lalu Persipura melaju sampai semifinal. Itu bukan sesuatu yang kebetulan. Itu (memerlukan) proses yang panjang. Kita juga pantas prihatin," tegas Ijie yang juga Koordinator dari Gerakan Papua Optimis, yang menjadi deklarator pertama pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) saat Pilpres 2014.
Menurut Ijie, kepentingan sekelompok orang telah menghentikan kiprah Persipura dalam upayanya membela Negara dan bangsa. Di mata Ijie, persoalan PSSI dipicu persoalan personal atau pribadi, ketidaksenangan antara Menpora dan Ketua Umum PSSI terpilih sebagai pribadi.
“Tapi, jangan kemudian hal itu dibawa ke ranah kepentingan publik," tegas Ijie.
Seharusnya, kata Ijie, jika Ketua Umum PSSI atau oknum dalam organisasi itu ada yang terbukti bersalah, maka dapat dilakukan proses penangkapan seperti yang dilakukan FBI terhadap sejumlah pejabat tinggi FIFA. Bukan dengan cara membekukan organisasi yang berimbas pada kepentingan sepak bola di Tanah Air.
"Jadi, kalau yang salah itu Ketua Umum PSSI, diberhentikan saja dari jabatannya. Tentu, dengan bukti-bukti yang sangat kuat, jika ia dianggap bermasalah. Jangan organisasi dibekukan, seperti di FIFA. Jangan sampai berimbas kepada pemain dan klub, seperti Persipura," tandas Ijie.
Sebelumnya, Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tommy, membubarkan Tim Persipura pada musim ini pasca-pembekuan PSSI oleh Menpora dan sanksi yang dijatuhkan FIFA pada PSSI pada akhir Mei 2015.
Benhur Tommy Mano yang akrab disapa BTM itu mengemukakan bahwa Menpora Imam Nahrawi dan Badan Organisasi Profesional Indonesia (BOPI) harus bertanggung jawab atas gagalnya Mutiara Hitam berlaga di babak 16 besar AFC Cup di Stadion Mandala, Kota Jayapura.
"Menpora dan BOPI, serta Imigrasi, harus bertanggung jawab tentang masalah ini, bertanggung jawab gagalnya Persipura ke AFC Cup 2015. Itu kuncinya mereka harus cabut sanksi kepada PSSI," tandas BTM. [SuaraPembaruan]