Distrik Malind Gunakan Dana Gerbangku untuk Membuat Kopra
pada tanggal
Thursday, 4 June 2015
MERAUKE – Kepala Distrik Malind, Martinus Dwi Raharyo mengatakan, masyarakat di tiga kampung lokal dari keseluruhan tujuh kampung termasuk di lokasi eks transmigrasi, mengelola dana Gerakan Pembangunan Kampungku (Gerbangku) untuk pembuatan kopra. Satu kelompok bisa mendapatkan dana antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta.
Demikian disampaikan Martinus saat ditemui pada Rabu (3/6). Dikatakan, tiga kampung lokal tersebut, memanfaatkan dana yang diturunkan pemerintah untuk bidang ekonomi kerakyatan dengan mengelola kelapa menjadi kopra sekaligus dijual kepada para penadah yang akan datang ke kampung-kampung untuk membeli.
Dijelaskan, usaha tersebut dijalankan dengan baik dalam beberapa tahun terakhir. Hanya saja, belakangan yang membuat kopra adalah masyarakat di Kampung Kaiburse. Sedangkan dua kampung lain, tidak menggeluti lagi. Karena harga yang sangat tidak sesuai.
Dalam beberapa bulan terakhir, lanjut dia, harga kopra sangat rendah dan tidak sesuai dengan hasil kerja keras masyarakat setempat. Dimana, satu kilogram hanya dihargai dengan Rp 1.000. “Ya, kalau datang harganya baik, bisa dijual sampai Rp 3.000/kg,” katanya.
“Memang ada keluhan dari masyarakat yang disampaikan secara langsung kepada saya terkait harga kopra yang sangat rendah itu. Mereka meminta agar perlu ada standarisasi harga dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke, sehingga warga tidak terus menerus mengalami kerugian,” tuturnya.
Ditambahkan, secara umum, berbagai kegiatan pembangunan yang menggunakan dana Gerbangku serta sumber dana lain, berjalan dengan baik dan lancar. Banyak kemajuan yang dialami dalam pembangunan.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka beberapa waktu lalu mengatakan, dana Gerbangku dapat dipergunakan dan atau dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pembangunan, termasuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Tinggal saja, disepakati secara bersama-sama dengn warga setempat. [Jubi]