Benhur Tomi Mano Resmikan Vihara Numbay Santi Jaya di Entrop
pada tanggal
Wednesday, 3 June 2015
KOTA JAYAPURA - Walikota Jayapura DR. Benhur Tomi Mano, MM kepada umat Budha saat peresmian penggunaan tempat Ibadah sementara Vihara Numbay Santi Jaya mengatakan walau gedung tersebut sifatnya masih sementara namun tidak mengurangi semangat dan motivasi umat Budha untuk menjalani Ibadah dan ritual kerohanian lainnya dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Walikota saat memberikan sambutan pada peringatan Tri suci Waisak 2559BE/2015 M dan peresmian penggunaan tempat ibadah yang dibangun di komplek Yayasan 45 Entrop Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada, Senin (1/6).
Acara tersebut juga dihadiri Sekda kota Jayapura R.D. Siahaya, Asisten II Setda Kota Drs. M. Nurjainudin Konu, MKp, Kepala Kementrian Agama kota Samsudin, Kabag Humas dan Protokoler Setda kota, Rocky Bebena dan Kabag Pemerintahan, Raymond Mandibondibo serta ratusan umat Budha asal Lombok, NTB.
Acara diawali dengan persembahan amissa puja, air suci, bunga dan buah-buahan oleh anak-anak sekolah minggu Vihara Numbay Snti Jaya. Selanjutnya dilakukan pembakaran lilin panca warna yang diawali pembakaran oleh Walikota, Sekda Kota Jayapura, Kepala Kemenag kota,dan Kepala Bimas Budha Kemenag Provinsi Papua.
Walikota dalam sambutannya mengatakan dengan diresmikan gedung ibadah tersebut maka segala pujian bagi Tuhan, sehingga menjadikan umat sebagai insan yang taat kepada Tuhan.
“Salah satu program pembangunan yang dicanangkan Pemerintah Kota adalah membangun kehidupan umat beragama yang semakin baik. Pemerintah juga selalu memperhatikan eksistensi umat beragama sebagai salah satu komponen penting dalam memajukan roda pembangunan yang berkelanjutan,” terangnya.
Lebih lanjut, ungkap Walikota, peringatan Tri Suci Waisak merupakan peristiwa suci dalam kehidupan guru agung Budha Gautama sehingga umat Budha merayakan sebagai hari besar yang mengisahkan lahirnya Pangeran Sidharta, pencapaian pencerahan sempurna dan kemangkatan guru agung Budha.
“Bila mencermati pembangunan berdirinya Vihara Numbay Santi jaya di kota Jayapura, saya sangat terharu dan bangga bahkan hal ini harus menjadi contoh bagi kota lain di Indonesia dalam pembangunan tempat ibadah,” ungkapnya.
Perlu diketahui, tempat Ibadah umat Budha tersebut diberikan oleh seorang Muslim yang memberikan izin sementara untuk kegiatan keagamaan umat Budha.
“Hal ini merupakan sikap dan perilaku serta tindakan yang sangat mulia dan sangat bertoleran.
Nilai kearifan lokal saling menghargai dan menghormati semacam inilah yang patut kita kembangkan, karena Pemerintah Kota Jayapura selalu mengedepankan toleransi umat beragama dan menjadikan sebagai salah satu program prioritas pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya. [Dhapos]
Hal tersebut disampaikan Walikota saat memberikan sambutan pada peringatan Tri suci Waisak 2559BE/2015 M dan peresmian penggunaan tempat ibadah yang dibangun di komplek Yayasan 45 Entrop Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada, Senin (1/6).
Acara tersebut juga dihadiri Sekda kota Jayapura R.D. Siahaya, Asisten II Setda Kota Drs. M. Nurjainudin Konu, MKp, Kepala Kementrian Agama kota Samsudin, Kabag Humas dan Protokoler Setda kota, Rocky Bebena dan Kabag Pemerintahan, Raymond Mandibondibo serta ratusan umat Budha asal Lombok, NTB.
Acara diawali dengan persembahan amissa puja, air suci, bunga dan buah-buahan oleh anak-anak sekolah minggu Vihara Numbay Snti Jaya. Selanjutnya dilakukan pembakaran lilin panca warna yang diawali pembakaran oleh Walikota, Sekda Kota Jayapura, Kepala Kemenag kota,dan Kepala Bimas Budha Kemenag Provinsi Papua.
Walikota dalam sambutannya mengatakan dengan diresmikan gedung ibadah tersebut maka segala pujian bagi Tuhan, sehingga menjadikan umat sebagai insan yang taat kepada Tuhan.
“Salah satu program pembangunan yang dicanangkan Pemerintah Kota adalah membangun kehidupan umat beragama yang semakin baik. Pemerintah juga selalu memperhatikan eksistensi umat beragama sebagai salah satu komponen penting dalam memajukan roda pembangunan yang berkelanjutan,” terangnya.
Lebih lanjut, ungkap Walikota, peringatan Tri Suci Waisak merupakan peristiwa suci dalam kehidupan guru agung Budha Gautama sehingga umat Budha merayakan sebagai hari besar yang mengisahkan lahirnya Pangeran Sidharta, pencapaian pencerahan sempurna dan kemangkatan guru agung Budha.
“Bila mencermati pembangunan berdirinya Vihara Numbay Santi jaya di kota Jayapura, saya sangat terharu dan bangga bahkan hal ini harus menjadi contoh bagi kota lain di Indonesia dalam pembangunan tempat ibadah,” ungkapnya.
Perlu diketahui, tempat Ibadah umat Budha tersebut diberikan oleh seorang Muslim yang memberikan izin sementara untuk kegiatan keagamaan umat Budha.
“Hal ini merupakan sikap dan perilaku serta tindakan yang sangat mulia dan sangat bertoleran.
Nilai kearifan lokal saling menghargai dan menghormati semacam inilah yang patut kita kembangkan, karena Pemerintah Kota Jayapura selalu mengedepankan toleransi umat beragama dan menjadikan sebagai salah satu program prioritas pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya. [Dhapos]