Befa Yigibalom Beberkan Strategi Pengamanan di Kabupaten Lanny Jaya
pada tanggal
Sunday, 21 June 2015
JAKARTA - Lanny Jaya merupakan salah satu kabupaten wilayah Pegunungan Tengah Papua. Kabupaten yang terbentuk Januari 2008 ini tak pernah luput dari peristiwa penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Bukan tugas mudah bagi seorang kepala daerah Lanny Jaya menghadapi mereka. Namun, Bupati Befa Yigibalom punya cara lain melawan aksi para sipil bersenjata yang kerap meresahkan masyarakat itu.
"Langkah yang kami buat adalah tidak kompromi," kata Befa di Jakarta, Jumat (19/6).
Befa menyebut beberapa upaya menekan kelompok sipil bersenjata yang ditelurkannya adalah sebagai langkah tegas. Meski dia sendiri harus menjadi incaran kelompok yang kerap menyasar aparat yang berjaga di wilayah tersebut.
Salah satu strategi yang dilakukannya adalah memberikan denda kepada warga masyarakat yang memberikan perlindungan kepada kelompok bersenjata yang berulah.
Dia mencontohkan ketika kelompok sipil bersenjata tersebut menembaki alat berat sebuah perusahaan di wilayah tersebut. Para pelaku kerap memanfaatkan pegunungan untuk bersembunyi dan berkamuflase dengan penduduk sekitar. Denda yang diterapkan tidak tanggung-tanggung. Dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.
"Penembakan alat berat kami jatuhkan sanksi Rp 500 juta kepada masyarakat yang menampung mereka," kata Befa.
"Bahkan kalau mereka sampai menembak TNI-Polri, maka dimana tempat dia bernaung rakyatnya akan membayar Rp 1 miliar," imbuh Befa.
Dia menganggap, akibat keputusan yang dibuatnya itu menjadikan ruang gerak kelompok bersenjata sempit. Alhasil, ancaman-ancaman beberapa kali dialamatkan kepada Befa.
"Konsekuensi saya karena keputusan itu jadi sorotan mereka, toh ini keputusan publik. Jadi, apa yang kami lakukan itu sudah lebih. Kebijakan yang saya buat mempersempit ruang gerak mereka," kata Befa.
Befa mengakui cara yang dilakukannya tersebut cukup keras. Namun, seberapa efektif cara tersebut menekan ruang gerak kelompok kriminal bersenjata?
Ia tidak menjawab rinci terkait itu. Namun, menurut dia kelompok bersenjata di Lanny Jaya cukup keras.
"Kelompok ini beraliran keras. Dalam pikiran mereka hanya bagaimana merampas senjata. Kelompok ini tidak bisa didekati," kata Befa Jigibalom.
Pendekaran kesejahteraan pun sulit untuk dilakukan. Bahkan, bila cara persuasif digunakan dikhawatirkan menjadi bumerang bagi pemerintah sendiri.
"Kalau dikasih jabatan, kesejahteraan di pemerintahan malah jadi bumerang buat kita," ujarnya. [Detik]
Bukan tugas mudah bagi seorang kepala daerah Lanny Jaya menghadapi mereka. Namun, Bupati Befa Yigibalom punya cara lain melawan aksi para sipil bersenjata yang kerap meresahkan masyarakat itu.
"Langkah yang kami buat adalah tidak kompromi," kata Befa di Jakarta, Jumat (19/6).
Befa menyebut beberapa upaya menekan kelompok sipil bersenjata yang ditelurkannya adalah sebagai langkah tegas. Meski dia sendiri harus menjadi incaran kelompok yang kerap menyasar aparat yang berjaga di wilayah tersebut.
Salah satu strategi yang dilakukannya adalah memberikan denda kepada warga masyarakat yang memberikan perlindungan kepada kelompok bersenjata yang berulah.
Dia mencontohkan ketika kelompok sipil bersenjata tersebut menembaki alat berat sebuah perusahaan di wilayah tersebut. Para pelaku kerap memanfaatkan pegunungan untuk bersembunyi dan berkamuflase dengan penduduk sekitar. Denda yang diterapkan tidak tanggung-tanggung. Dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.
"Penembakan alat berat kami jatuhkan sanksi Rp 500 juta kepada masyarakat yang menampung mereka," kata Befa.
"Bahkan kalau mereka sampai menembak TNI-Polri, maka dimana tempat dia bernaung rakyatnya akan membayar Rp 1 miliar," imbuh Befa.
Dia menganggap, akibat keputusan yang dibuatnya itu menjadikan ruang gerak kelompok bersenjata sempit. Alhasil, ancaman-ancaman beberapa kali dialamatkan kepada Befa.
"Konsekuensi saya karena keputusan itu jadi sorotan mereka, toh ini keputusan publik. Jadi, apa yang kami lakukan itu sudah lebih. Kebijakan yang saya buat mempersempit ruang gerak mereka," kata Befa.
Befa mengakui cara yang dilakukannya tersebut cukup keras. Namun, seberapa efektif cara tersebut menekan ruang gerak kelompok kriminal bersenjata?
Ia tidak menjawab rinci terkait itu. Namun, menurut dia kelompok bersenjata di Lanny Jaya cukup keras.
"Kelompok ini beraliran keras. Dalam pikiran mereka hanya bagaimana merampas senjata. Kelompok ini tidak bisa didekati," kata Befa Jigibalom.
Pendekaran kesejahteraan pun sulit untuk dilakukan. Bahkan, bila cara persuasif digunakan dikhawatirkan menjadi bumerang bagi pemerintah sendiri.
"Kalau dikasih jabatan, kesejahteraan di pemerintahan malah jadi bumerang buat kita," ujarnya. [Detik]