Bank Mandiri Incar Kredit Rp 5,4 T di Tanah Papua
pada tanggal
Monday, 8 June 2015
MERAUKE - Wilayah Papua dan Papua Barat punya potensi ekonomi yang tinggi untuk terus dikembangkan. Selain sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tengah berkembang, sektor jasa konstruksi juga cukup berpotensi di sana.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Regional XII yang menaungi wilayah Papua dan Papua Barat memproyeksikan penyaluran kredit sebesar Rp 5,4 triliun di tahun ini atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 4,2 triliun.
Kepala Regional XII Jayapura Bank Mandiri Harry Gale menyebutkan, hingga Maret 2015, total kredit yang telah disalurkan mencapai Rp 4,380 triliun untuk wilayah Papua dan Papua Barat, atau naik 32,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 3,3 triliun.
"Proyeksi kredit keseluruhan tahun ini Rp 5,4 triliun untuk Papua dan Papua Barat. Papua Rp 3,96 triliun, Papua Barat Rp1,548 triliun," ujar dia di Merauke, Senin (8/6).
Harry menjelaskan, proyeksi kredit tersebut, selain disalurkan untuk UMKM, juga akan disalurkan untuk berbagai sektor seperti sektor perdagangan, jasa dunia usaha, jasa sosial, konstruksi, listrik dan air, pengangkutan, pergudangan, perindustrian, pertanian, perburuan, dan sarana pertanian.
Untuk wilayah Papua saja, total kredit yang disalurkan hingga Maret 2015 mencapai Rp 3,144 triliun. Dari angka tersebut, sebesar 51% atau Rp 1,6 triliun disalurkan ke sektor UMKM, sementara sisanya sebesar Rp 1,5 triliun atau 49% disalurkan ke sektor lainnya.
"Kita mendorong Papua dengan memberikan kredit. Debitur kita 43.276 secara keseluruhan, Papua dan Papua Barat," terang dia.
Harry menyebutkan, kualitas kredit Bank Mandiri terbilang baik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet di sektor UMKM yang terus menurun.
Maret 2015, angka kredit macet UMKM berhasil diturunkan menjadi 2,33% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,68%.
"UMKM semakin membaik. Kita memberdayakan warga Papua melalui kredit UMKM," ucap Harry.
Di samping itu, Harry menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Papua cukup baik mencapai 5,79% di triwulan pertama 2015. Pertumbuhan ini terutama didorong sektor konstruksi atau infrastruktur yang menyumbang 13,96%, disusul sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial sebesar 10,07%, perikanan, pertanian dan kehutanan 6,89%.
"Dari data itu infrastruktur jadi pendorong utama, kami membiayai sektor kontraktor, bisnis ini mendrive pertumbuhan ekonomi," katanya.
Harry menyebutkan, perseroan juga membidik perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk wilayah Papua dan Papua Barat sebesar Rp 10,5 triliun hingga akhir tahun 2015, atau lebih tinggi dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 9,5 triliun.
Perolehan DPK ini akan dikontribusi dari dana murah atau CASA yaitu tabungan dan giro yang ditargetkan mencapai Rp 8,4 triliun hingga akhir tahun ini, sementara sisanya diperoleh dari dana mahal alias deposito.
"Bunga deposito kita 4,25% yang 1 bulan, untuk yang 3 bulan 7,5%, maksimal 7,75%," sebut Harry. [Detik]
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Regional XII yang menaungi wilayah Papua dan Papua Barat memproyeksikan penyaluran kredit sebesar Rp 5,4 triliun di tahun ini atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 4,2 triliun.
Kepala Regional XII Jayapura Bank Mandiri Harry Gale menyebutkan, hingga Maret 2015, total kredit yang telah disalurkan mencapai Rp 4,380 triliun untuk wilayah Papua dan Papua Barat, atau naik 32,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 3,3 triliun.
"Proyeksi kredit keseluruhan tahun ini Rp 5,4 triliun untuk Papua dan Papua Barat. Papua Rp 3,96 triliun, Papua Barat Rp1,548 triliun," ujar dia di Merauke, Senin (8/6).
Harry menjelaskan, proyeksi kredit tersebut, selain disalurkan untuk UMKM, juga akan disalurkan untuk berbagai sektor seperti sektor perdagangan, jasa dunia usaha, jasa sosial, konstruksi, listrik dan air, pengangkutan, pergudangan, perindustrian, pertanian, perburuan, dan sarana pertanian.
Untuk wilayah Papua saja, total kredit yang disalurkan hingga Maret 2015 mencapai Rp 3,144 triliun. Dari angka tersebut, sebesar 51% atau Rp 1,6 triliun disalurkan ke sektor UMKM, sementara sisanya sebesar Rp 1,5 triliun atau 49% disalurkan ke sektor lainnya.
"Kita mendorong Papua dengan memberikan kredit. Debitur kita 43.276 secara keseluruhan, Papua dan Papua Barat," terang dia.
Harry menyebutkan, kualitas kredit Bank Mandiri terbilang baik tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet di sektor UMKM yang terus menurun.
Maret 2015, angka kredit macet UMKM berhasil diturunkan menjadi 2,33% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,68%.
"UMKM semakin membaik. Kita memberdayakan warga Papua melalui kredit UMKM," ucap Harry.
Di samping itu, Harry menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Papua cukup baik mencapai 5,79% di triwulan pertama 2015. Pertumbuhan ini terutama didorong sektor konstruksi atau infrastruktur yang menyumbang 13,96%, disusul sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial sebesar 10,07%, perikanan, pertanian dan kehutanan 6,89%.
"Dari data itu infrastruktur jadi pendorong utama, kami membiayai sektor kontraktor, bisnis ini mendrive pertumbuhan ekonomi," katanya.
Harry menyebutkan, perseroan juga membidik perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk wilayah Papua dan Papua Barat sebesar Rp 10,5 triliun hingga akhir tahun 2015, atau lebih tinggi dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 9,5 triliun.
Perolehan DPK ini akan dikontribusi dari dana murah atau CASA yaitu tabungan dan giro yang ditargetkan mencapai Rp 8,4 triliun hingga akhir tahun ini, sementara sisanya diperoleh dari dana mahal alias deposito.
"Bunga deposito kita 4,25% yang 1 bulan, untuk yang 3 bulan 7,5%, maksimal 7,75%," sebut Harry. [Detik]