Badan Pusat Statistik (BPS) Nilai Isu 'Beras Plastik' Tidak Pengaruhi Papua
pada tanggal
Tuesday, 2 June 2015
KOTA JAYAPURA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan, isu beras plastik yang selama ini beredar di media massa nasional tidak akan mempengaruhi harga beras di Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua Adriana Robana, mengatakan, di Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke, justru terjadi penurunan harga beras.
"Jadi isu beras plastik ini sama sekali tidak berpengaruh, karena ada gerak turun walaupun tidak signifikan," katanya di Jayapura, Senin (1/6).
Menurut Adriana, belum lama ini dilaksanakan juga panen raya di Kabupaten Merauke dimana beras bulog setempat ternyata merupakan beras lokal sehingga tidak mendatangkan dari luar daerah.
"Mungkin saja di Papua, beras plastik tersebut tidak masuk, atau bahkan belum masuk tapi tidak ada pengaruh apapun untuk harga di sini," ujarnya.
Dia menjelaskan, bahkan pada Mei 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen menjadi 97,07 dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 96,81.
"Kenaikan tersebut terjadi akibat naiknya indeks harga diterima petani (It) lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga dibayar petani (Ib)," katanya lagi.
Dia menambahkan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli pertani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya untuk biaya produksi. [Antara]
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua Adriana Robana, mengatakan, di Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke, justru terjadi penurunan harga beras.
"Jadi isu beras plastik ini sama sekali tidak berpengaruh, karena ada gerak turun walaupun tidak signifikan," katanya di Jayapura, Senin (1/6).
Menurut Adriana, belum lama ini dilaksanakan juga panen raya di Kabupaten Merauke dimana beras bulog setempat ternyata merupakan beras lokal sehingga tidak mendatangkan dari luar daerah.
"Mungkin saja di Papua, beras plastik tersebut tidak masuk, atau bahkan belum masuk tapi tidak ada pengaruh apapun untuk harga di sini," ujarnya.
Dia menjelaskan, bahkan pada Mei 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,26 persen menjadi 97,07 dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 96,81.
"Kenaikan tersebut terjadi akibat naiknya indeks harga diterima petani (It) lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga dibayar petani (Ib)," katanya lagi.
Dia menambahkan, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli pertani di pedesaan, yang menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya untuk biaya produksi. [Antara]