60 Kepala Keluarga di Kampung Sota Belum Miliki Rumah
pada tanggal
Monday, 1 June 2015
MERAUKE - Banyak penduduk di Kabupaten Merauke yang belum memiliki rumah untuk menaungi keluarganya. Umumnya, masyarakat yang belum memiliki rumah adalah penduduk asli Papua yang ekonominya masih dikategorikan ‘lemah’.
Soal perumahan di wilayah Distrik Sota, Kepala Kampung Sota, Kalara Ndiken menuturkan ada 60 kepala keluarga di wilayah kerjanya yang belum memiliki tempat tinggal tetap. Mereka ini masih tinggal menumpang di rumah keluarga.
Kata dia, umumnya warga yang belum memiliki rumah adalah keluarga yang baru terbentuk atau pecahan kepala keluarga dari keluarga induk. Ada 449 KK di kampung Sota, dan sekitar 60 KK belum memiliki rumah.
Jumlah keluarga yang belum memiliki rumah itu terdiri dari masyarakat asli Papua dan penduduk transmigrasi yang berdomisili di kampung Sota.
“Jumlah keluarga masyarakat asli itu ada 424 KK, sedangkan sisanya lagi itu masyarakat trans. Jumlah keseluruhan penduduk di kampung Sota sini itu ada 1.045. Didominasi masyarakat trans sejak tahun 1995,” terang Kalara Ndiken, Jumat (29/5).
Diterangkan, keluarga baru yang belum memiliki rumah itu masih hidup menumpang di rumah keluarga, dan atau di rumah orang tua mereka. Ada juga yang meminjam rumah untuk ditempati sementara.
“Disini memang masyarakat asli tidak ada sistem sewa rumah, kita sistem kekeluargaan saja,” akunya.
Khusus untuk perumahan, bererapa tahun lalu pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kabupaten Merauke telah memberikan bantuan perumahan bagi masyarakat di kampuung Sota. Rumah yang dibantukan itu dengan beberapa model konstruksi yang berbeda.
“Tahun 2014 lalu itu kita ada dapat bantuan perumahan dari Pemda Merauke. Terus ada lagi ada tahun 2013 ada bantuan percontohan 3 buah rumah panggung dari pemerintah provinsi dan tahun 2015 ini ada bantuan beberapa rumah permanen,” ungkap Kalara.
Menurutnya, pemerintah Provinsi Papua merencanakan pembangunan 4 unit rumah, yakni 3 unit untuk warga dan 1 unit untuk pihak distrik pada tahun 2015. “Tahun ini ada 4 unit rumah yang pemerintah akan dibangun. Itu sekitar akhir bulan ini atau awal bulan depan,” terangnya. [BintangPapua]
Soal perumahan di wilayah Distrik Sota, Kepala Kampung Sota, Kalara Ndiken menuturkan ada 60 kepala keluarga di wilayah kerjanya yang belum memiliki tempat tinggal tetap. Mereka ini masih tinggal menumpang di rumah keluarga.
Kata dia, umumnya warga yang belum memiliki rumah adalah keluarga yang baru terbentuk atau pecahan kepala keluarga dari keluarga induk. Ada 449 KK di kampung Sota, dan sekitar 60 KK belum memiliki rumah.
Jumlah keluarga yang belum memiliki rumah itu terdiri dari masyarakat asli Papua dan penduduk transmigrasi yang berdomisili di kampung Sota.
“Jumlah keluarga masyarakat asli itu ada 424 KK, sedangkan sisanya lagi itu masyarakat trans. Jumlah keseluruhan penduduk di kampung Sota sini itu ada 1.045. Didominasi masyarakat trans sejak tahun 1995,” terang Kalara Ndiken, Jumat (29/5).
Diterangkan, keluarga baru yang belum memiliki rumah itu masih hidup menumpang di rumah keluarga, dan atau di rumah orang tua mereka. Ada juga yang meminjam rumah untuk ditempati sementara.
“Disini memang masyarakat asli tidak ada sistem sewa rumah, kita sistem kekeluargaan saja,” akunya.
Khusus untuk perumahan, bererapa tahun lalu pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kabupaten Merauke telah memberikan bantuan perumahan bagi masyarakat di kampuung Sota. Rumah yang dibantukan itu dengan beberapa model konstruksi yang berbeda.
“Tahun 2014 lalu itu kita ada dapat bantuan perumahan dari Pemda Merauke. Terus ada lagi ada tahun 2013 ada bantuan percontohan 3 buah rumah panggung dari pemerintah provinsi dan tahun 2015 ini ada bantuan beberapa rumah permanen,” ungkap Kalara.
Menurutnya, pemerintah Provinsi Papua merencanakan pembangunan 4 unit rumah, yakni 3 unit untuk warga dan 1 unit untuk pihak distrik pada tahun 2015. “Tahun ini ada 4 unit rumah yang pemerintah akan dibangun. Itu sekitar akhir bulan ini atau awal bulan depan,” terangnya. [BintangPapua]