17 Pasien di RSUD Dok II Jayapura Terlantar
pada tanggal
Thursday, 11 June 2015
KOTA JAYAPURA – Sedikitnya 17 pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura terlantar karena belum melakukan pembedahan hingga satu bulan. Pasalnya, alat Ortopedi, di rumah sakit tersebut sangat kekurangan.
Hal itu terungkap dalam kunjungan kerja yang dilakukan Wakil Ketua Komisi V DPR Papua bidang kesehatan, Nioluen Kotouki didampingi Sekretaris, Nason Utti di RSUD Dok II Jayapura, Selasa (9/6).
“Kami melakukan kunjungan ini berdasarkan laporan masyarakat. Ternyata hasil kunjungan kami di beberapa tempat RSUD Dok II Jayapura, seperti ruang ortopedi menemukan sebanyak 17 pasien belum dapat dilayani secara cepat karena kekurangan alat,” kata sekretaris Komisi V, Nason Utti.
Selain itu, kata Nasson Utti, bahwa ruang infeksi di RSUD Dok II Jayapura menemukan ketidak adanya pelayanan terhadap wanita hamil. “Kami menemukan pasien yang tidak dilayani secara penuh sehingga melahirkan di luar dari rumah sakit,” katanya.
Untuk itu, pihak meminta agar RSUD yang merupakan rujukan nasional agar dipersiapkan mulai dari grand desain, kelayakan lokasi, pendanaan dan masukan dari masyarakat. “Rumah Sakit rujukan nasional harus perlu dilakukan pembahasan anggaran, penempatan lokasi dan akan membentuk tim untuk menyiapkan persiapan grand desain,” kata dia.
Sementara itu, Direktur RSUD Dok II Jayapura, dr. Yerry Msen mengakui bahwa masalah kekurangan alat di rumah sakit sangat kompleks. Pasalnya, rumah sakit ini menjadi rujukan nasional sehingga harus mengalami pergeseran.
“Kami baru menyiapkan rel dan harus menginvetarisir apa-apa yang kurang di dalam rumah sakit ini sampai ke manajemen agar sistemnya sangat baik. Masalah pelayanan untuk pasien melahirkan, memang merasa trauma bagi petugas, karena peristiwa pemukulan yang dilakukan dari keluarga pasien. Ini sedang kami upayakan agar perawat bisa aktif kembali,” katanya. [BintangPapua]
Hal itu terungkap dalam kunjungan kerja yang dilakukan Wakil Ketua Komisi V DPR Papua bidang kesehatan, Nioluen Kotouki didampingi Sekretaris, Nason Utti di RSUD Dok II Jayapura, Selasa (9/6).
“Kami melakukan kunjungan ini berdasarkan laporan masyarakat. Ternyata hasil kunjungan kami di beberapa tempat RSUD Dok II Jayapura, seperti ruang ortopedi menemukan sebanyak 17 pasien belum dapat dilayani secara cepat karena kekurangan alat,” kata sekretaris Komisi V, Nason Utti.
Selain itu, kata Nasson Utti, bahwa ruang infeksi di RSUD Dok II Jayapura menemukan ketidak adanya pelayanan terhadap wanita hamil. “Kami menemukan pasien yang tidak dilayani secara penuh sehingga melahirkan di luar dari rumah sakit,” katanya.
Untuk itu, pihak meminta agar RSUD yang merupakan rujukan nasional agar dipersiapkan mulai dari grand desain, kelayakan lokasi, pendanaan dan masukan dari masyarakat. “Rumah Sakit rujukan nasional harus perlu dilakukan pembahasan anggaran, penempatan lokasi dan akan membentuk tim untuk menyiapkan persiapan grand desain,” kata dia.
Sementara itu, Direktur RSUD Dok II Jayapura, dr. Yerry Msen mengakui bahwa masalah kekurangan alat di rumah sakit sangat kompleks. Pasalnya, rumah sakit ini menjadi rujukan nasional sehingga harus mengalami pergeseran.
“Kami baru menyiapkan rel dan harus menginvetarisir apa-apa yang kurang di dalam rumah sakit ini sampai ke manajemen agar sistemnya sangat baik. Masalah pelayanan untuk pasien melahirkan, memang merasa trauma bagi petugas, karena peristiwa pemukulan yang dilakukan dari keluarga pasien. Ini sedang kami upayakan agar perawat bisa aktif kembali,” katanya. [BintangPapua]