TNI Dituding Lewati Perbatasan RI-PNG di Sandaun secara Ilegal
pada tanggal
Friday, 1 May 2015
PORT MORESBY - Komandan Angkatan Pertahanan Papua Nugini (PNG), Brigadir Jenderal Gilbert Toropo masih menunggu laporan dari petugasnya di Sandaun mengenai laporan beberapa tentara Indonesia yang melintasi perbatasan Indonesia – PNG secara tidak sah, pekan lalu.
Toropo mengatakan, ia telah mengarahkan perwiranya di basis pertahanan Vanimo untuk menyampaikan laporan tentang masalah tersebut.
Pernyataan Toropo ini untuk menanggapi laporan Koran PNG, The National edisi Selasa (15/4/2015) yang melaporkan delapan tentara Indonesia bersenjata dilihat oleh penduduk kampung di Vanimo melintasi perbatasan dekat kampungWutung.
Para prajurit PNG pada waktu itu dikatakan sibuk memeriksa penumpang dan kargo dari Indonesia, sekitar 100 meter dari pos pemeriksaan militer PNG.
Anggota parlemen dari Wutung, Raphael Tungla mengatakan kepada The National bahwa tentara Indonesia melewati monumen perbatasan di pantai dan berjalan ke tepi kampungnya pekan lalu.
Namun dia mengatakan mereka segera berbalik ketika penduduk kampung bertemu mereka. Tungla menyatakan keprihatinannya atas kelemahan tentara PNG dalam menjaga perbatasan negaranya
Ia mengatakan tentara harus berpatroli di perbatasan, bukannya memeriksa penumpang yang kembali dari pasar di perbatasan yang notebene sudah diperiksa oleh Bea Cukai, Imigrasi dan polisi di pos administrasi perbatasan.
Dia mengaku telah melaporkan kejadian tersebut kepada perwira militer senior di pos pemeriksaan.[Jubi]
Toropo mengatakan, ia telah mengarahkan perwiranya di basis pertahanan Vanimo untuk menyampaikan laporan tentang masalah tersebut.
Pernyataan Toropo ini untuk menanggapi laporan Koran PNG, The National edisi Selasa (15/4/2015) yang melaporkan delapan tentara Indonesia bersenjata dilihat oleh penduduk kampung di Vanimo melintasi perbatasan dekat kampungWutung.
Para prajurit PNG pada waktu itu dikatakan sibuk memeriksa penumpang dan kargo dari Indonesia, sekitar 100 meter dari pos pemeriksaan militer PNG.
Anggota parlemen dari Wutung, Raphael Tungla mengatakan kepada The National bahwa tentara Indonesia melewati monumen perbatasan di pantai dan berjalan ke tepi kampungnya pekan lalu.
Namun dia mengatakan mereka segera berbalik ketika penduduk kampung bertemu mereka. Tungla menyatakan keprihatinannya atas kelemahan tentara PNG dalam menjaga perbatasan negaranya
Ia mengatakan tentara harus berpatroli di perbatasan, bukannya memeriksa penumpang yang kembali dari pasar di perbatasan yang notebene sudah diperiksa oleh Bea Cukai, Imigrasi dan polisi di pos administrasi perbatasan.
Dia mengaku telah melaporkan kejadian tersebut kepada perwira militer senior di pos pemeriksaan.[Jubi]