RSUD Wamena Belum Maksimal Layani Kesehatan Masyarakat
pada tanggal
Thursday, 21 May 2015
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Sejumlah warga yang tinggal di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena, lebih mengutamakan persyaratan administrasi dibanding memberikan pelayanan kesehatan kepada warga yang membutuhkannya.
"Kalau masyarakat ke Puskesmas tidak bawa surat keterangan rujukan ke rumah sakit itu tidak langsung mendapatkan pelayanan kesehatan, tetapi petugas rumah sakit minta melengkapi persyaratan adminitrasi seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) baru dilayani ," kata Welis, salah satu warga di Wamena, Rabu.
Welis mengatakan, jika warga yang sakit dan datang dari Puskesmas itu tidak mengantongi KTP atau KK maka disuruh kembali untuk mengurus dokumen itu, dan baru akan dilayani setelah mengantongi dokumen tersebut.
"Kalau tidak ada KTP atau KK, petugas rumah sakit suruh pulang, tidak bisa dilayani, ya terpaksa masyarakat pulang untuk urus," katanya.
Dia menuturkan, hal tersebut membuat warga yang sakit memilih tetap di rumah, dan mereka enggan ke rumah sakit walau sakit keras, karena pengurusan administrasi yang panjang dan rumit yang harus dipenuhi.
Selain itu, lanjut dia, pelayanan kesehatan yang diberikan kurang baik, kadang warga meninggal ketika masuk rumah sakit.
"Masyarakat yang ke rumah sakit tidak selamat, memang ada yang sembuh tapi hanya beberapa saja, lain dari pada itu meninggal," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Lince, warga lainnya.
Menurut dia, kebanyakan warga memilih tidak ke rumah sakit karena tidak memiliki KTP dan KK.
"Kasihan, kalau masyarakat yang dari kampung-kampung yang jauh dari ibu kota kabupaten, belum tentu dia dapat KTP, dia sudah datang jauh tetapi tidak dilayani karena tidak memiliki KTP," ucap dia.
Selain itu, setiap ruang inap di rumah sakit sangat kotor, terkesan tidak ada petugas kebersihan, setiap ruangan, baunya tak sedap.
"Karena seperti itu maka masyarakat tidak suka ke rumah sakit, karena ketika masuk rumah sakit bukannya sehat, malah sebaliknya tambah sakit," ujarnya.
Kebanyakan masyarakat, kata dia, membeli obat di apotik, karena tidak ada di rumah sakit.
Dari pantauan tim UP2KP di RSUD Wamena, Rabu siang, kebanyakan pasien antre untuk mengurus persyaratan administrasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tempat duduk yang disediakan pihak rumah sakit di sekitar loket pelayanan, dipadati pengunjung. [Antara]
"Kalau masyarakat ke Puskesmas tidak bawa surat keterangan rujukan ke rumah sakit itu tidak langsung mendapatkan pelayanan kesehatan, tetapi petugas rumah sakit minta melengkapi persyaratan adminitrasi seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) baru dilayani ," kata Welis, salah satu warga di Wamena, Rabu.
Welis mengatakan, jika warga yang sakit dan datang dari Puskesmas itu tidak mengantongi KTP atau KK maka disuruh kembali untuk mengurus dokumen itu, dan baru akan dilayani setelah mengantongi dokumen tersebut.
"Kalau tidak ada KTP atau KK, petugas rumah sakit suruh pulang, tidak bisa dilayani, ya terpaksa masyarakat pulang untuk urus," katanya.
Dia menuturkan, hal tersebut membuat warga yang sakit memilih tetap di rumah, dan mereka enggan ke rumah sakit walau sakit keras, karena pengurusan administrasi yang panjang dan rumit yang harus dipenuhi.
Selain itu, lanjut dia, pelayanan kesehatan yang diberikan kurang baik, kadang warga meninggal ketika masuk rumah sakit.
"Masyarakat yang ke rumah sakit tidak selamat, memang ada yang sembuh tapi hanya beberapa saja, lain dari pada itu meninggal," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Lince, warga lainnya.
Menurut dia, kebanyakan warga memilih tidak ke rumah sakit karena tidak memiliki KTP dan KK.
"Kasihan, kalau masyarakat yang dari kampung-kampung yang jauh dari ibu kota kabupaten, belum tentu dia dapat KTP, dia sudah datang jauh tetapi tidak dilayani karena tidak memiliki KTP," ucap dia.
Selain itu, setiap ruang inap di rumah sakit sangat kotor, terkesan tidak ada petugas kebersihan, setiap ruangan, baunya tak sedap.
"Karena seperti itu maka masyarakat tidak suka ke rumah sakit, karena ketika masuk rumah sakit bukannya sehat, malah sebaliknya tambah sakit," ujarnya.
Kebanyakan masyarakat, kata dia, membeli obat di apotik, karena tidak ada di rumah sakit.
Dari pantauan tim UP2KP di RSUD Wamena, Rabu siang, kebanyakan pasien antre untuk mengurus persyaratan administrasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tempat duduk yang disediakan pihak rumah sakit di sekitar loket pelayanan, dipadati pengunjung. [Antara]