Persipuramania Pertanyakan Diskriminasi Pemerintah Pusat Kepada Orang Papua lewat Bola Kaki
pada tanggal
Friday, 29 May 2015
KOTA JAYAPURA – “Persipura adalah bagian NKRI Kenapa ada diskriminasi, Apakah Persib saja Indonesia, Persipura bukan Indonesia?. AFC No, Pasific Yes. Persipura adalah harkat dan martabat Orang Papua. Jangan Diskriminasi Tim Kami Persipura”. Demikian antara lain tulisan sejumlah spanduk yang dibawa massa persipuramania saat menggelar demo damai ke DPR Papua, Selasa (26/5).
Seperti diketahui, Selasa (26/5) lalu ribuan Persipuramania dari berbagai daerah Provinsi Papua, melakukan aksi demo damai atas kekecewaan mereka terhadap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi yang dinilai penyebab gagalnya pertandingan Persipura vs Pahang FA dalam laga 16 besar AFC yang seharusnya digelar Selasa (26/5).
Dengan menggunakan kostum dan simbol-simbol kebesaran Persipura datang dengan menggunakan berbagai kendaraan memadati Kota Jayapura yang merupakan ibu Kota Provinsi Papua untuk melakukan orasi mereka terhadap sikap Menpora tersebut.
Bahkan dalam orasi mereka meminta kepada Presiden RI agar mencopot jabatan Menpora yang tidak becus dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persepakbolaan di seluruh Indonesia hancur dan imbasnya kepada tim Persipura yang gagal melaksanakan laga 16 besar AFC Cup melawan Pahang FA di stadion Mandala-Kota Jayapura-Papua, pada Selasa (26/5)
Koordinator Persipuramania, Irawan mengaku kecewa dengan gagal dilaksanakannya laga 16 besar AFC Cup antara tim kebanggaan Persipura Jayapura menjamu Pahang FA di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Selasa (26/5) sore. Kekecewaan itu disampaikan langsung dalam orasinya melalui alat pengeras suara.
“Kami kecewa. Kecewa sekali dengan situasi ini. Laga 16 besar AFC Cup di Mandala, gagal dilaksanakan,” kata disambut teriak persipuramania.
Menurutnya, apa yang menimpa tim Mutiara Hitam yang sudah empat kali juara liga Indonesia dan semifinalis musim lalu AFC Cup merupakan pukulan telah terhadap wajah persepak bolaan di tanah air.
“Ini tamparan keras buat sepak bola di tanah air. Bahwa ada diskriminasi dalam olah raga, ada ketidakadilan yang sedang dijalankan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Irawan menyatakan, Boaz TE Salossa dan kawan-kawan yang berlaga di AFC Cup merupakan wakil bangsa dan negara yang seharusnya mendapatkan kemudahan akses, kemudahan jalan untuk menyelenggarakan laga AFC Cup di Mandala. Namun rupanya, ada oknum-oknum tertentu di pusat tidak punya hati, tidak punya mata dan tidak punya sportivitas sehingga Persipura dan dijadikan tumbal buat perseteruan PSSI dan Kemenpora.
Irawan menduga dengan tidak diberikannya visa kepada tiga pemain tim tamu oleh Dirjen Imigrasi merupakan konspirasi besar yang sengaja dibuat demikian, agar Persipura tidak mengukir sejarah besar bagi dunia sepak bola tanah air.
“Iri adalah kata yang tepat. Ketidakmampuan dan ketidakharmonisan Pemerintah Pusat lewat Menpora, BOPI dan Dirjen Imigrasi telah membuktikan bahwa Papua, Persipura dikorbankan,” katanya.
Lanjutnya, Persipura adalah kebanggaan orang Papua untuk mendapat hiburan di olahraga, melepaskan rasa sakit karena dianaktirikan dari pembangunan, kini hal itu direnggut oleh mereka-mereka yang tidak punya hati di sepak bola.
Untuk itu, tegas dia, Presiden Joko Widodo harus segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, karena jika tidak, maka sanksi dari FIFA tinggal menunggu hari dan sudah pasti Indonesia akan dikucilkan dalam dunia sepak bola.
“Sejumlah program jangka panjang di sepak bola akan sia-sia, karena rasa ego dan berkuasa segelintir orang yang akhirnya sepak bola, Persipura jadi korban. Kami hanya berharap kepada Presiden Jokowi untuk selesaikan masalah ini, jika tidak tambah lagi pekerjaan untuk Papua,” pintanya.
Massa pendemo diterima langsung oleh Wakil Ketua I DPR Papua, Edward Kaize bersama anggota DPR Papua, masing-masing, Yan P Mandenas, Tan Wie Long, Yakoba Lokbere, Orwan Tolly Wone, Sinut Busup, Jack Kombo, Thomas Sondegau, Lazarus Siep, Elvis Tabuni, dan Nason Utti.
Namun sebelum memberikan jawaban kepada massa Persipuramania, anggota DPR Papua bersama perwakilan Persipura Mania melakukan pertemuan tertutup di ruang banggar untuk membahas hasil dari aspirasi yang telah disampaikan tersebut.
“Kami dari DPR Papua siap mefasilitas atas aspirasi Persipura dan rencana besok, Rabu (27/5) hari ini red, akan kami berangkat ke Jakarta untuk menyampaikan hal ini kepada Presiden dan kepada Menpora,” kata Edwar di hadapan persipuramania.
Ditempat yang sama, Ketua Komisi V DPR Papua membidangi Olahgraga, Yakoba Lokbere, menyatakan, dirinya siap meminta kepada Presiden RI agar menegur Menpora atas sikap yang dilakukan selama ini, sehingga persupura Jayapura dalam ajang pertandingan AFC Cup melawan Pahang FA di Stadion Mandala.
“Apa yang dialami Persipuramania begitu juga kami rasakan di DPR Papua, sehingga kami juga tidak mau Persipura dikorbankan hanya karena perilaku dari Menpora itu sendiri. Bila perlu hari ini juga meminta kepada Presiden untuk menegur Menpora dan meminta untuk mencabut surat pembekeuan PSSI,” katanya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Hanura, Yan Mandenas juga sangat menyayangkan pertandingan persipura harus batal karena masalah visa pemain.
“Kami menilai bahwa ada diskriminasi dengan Persipura, karena jelas-jelas Persib Bandung yang sama bertanding di AFC di loloskan, sementara Perspipura gagal melakukan pertandingan,” katanya.
Dia meminta agar menpora tidak boleh melakukan diskriminasi yang dilakukan secara tersistem terutama, kepada penanggung jawab pelaksana liga dan perangkat pendukung lainya termasuk keimigrasian.
Persib yang nota bene masuk dalam pertandingan AFC Cup tetap berjalan dan tidak miliki kendala. Sementara, Persipura dibatalkan setelah dibekukannya surat dari Menpora.
“Jadi tidak alasan untuk menghandel pertandingan persipura melawan tim dari Malaysia. Masalah administrasi itu bukan menjadi alasan sehingga kami minta pertandingan kembali dilaksanakan,” katanya. [Antara]
Seperti diketahui, Selasa (26/5) lalu ribuan Persipuramania dari berbagai daerah Provinsi Papua, melakukan aksi demo damai atas kekecewaan mereka terhadap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi yang dinilai penyebab gagalnya pertandingan Persipura vs Pahang FA dalam laga 16 besar AFC yang seharusnya digelar Selasa (26/5).
Dengan menggunakan kostum dan simbol-simbol kebesaran Persipura datang dengan menggunakan berbagai kendaraan memadati Kota Jayapura yang merupakan ibu Kota Provinsi Papua untuk melakukan orasi mereka terhadap sikap Menpora tersebut.
Bahkan dalam orasi mereka meminta kepada Presiden RI agar mencopot jabatan Menpora yang tidak becus dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persepakbolaan di seluruh Indonesia hancur dan imbasnya kepada tim Persipura yang gagal melaksanakan laga 16 besar AFC Cup melawan Pahang FA di stadion Mandala-Kota Jayapura-Papua, pada Selasa (26/5)
Koordinator Persipuramania, Irawan mengaku kecewa dengan gagal dilaksanakannya laga 16 besar AFC Cup antara tim kebanggaan Persipura Jayapura menjamu Pahang FA di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Selasa (26/5) sore. Kekecewaan itu disampaikan langsung dalam orasinya melalui alat pengeras suara.
“Kami kecewa. Kecewa sekali dengan situasi ini. Laga 16 besar AFC Cup di Mandala, gagal dilaksanakan,” kata disambut teriak persipuramania.
Menurutnya, apa yang menimpa tim Mutiara Hitam yang sudah empat kali juara liga Indonesia dan semifinalis musim lalu AFC Cup merupakan pukulan telah terhadap wajah persepak bolaan di tanah air.
“Ini tamparan keras buat sepak bola di tanah air. Bahwa ada diskriminasi dalam olah raga, ada ketidakadilan yang sedang dijalankan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Irawan menyatakan, Boaz TE Salossa dan kawan-kawan yang berlaga di AFC Cup merupakan wakil bangsa dan negara yang seharusnya mendapatkan kemudahan akses, kemudahan jalan untuk menyelenggarakan laga AFC Cup di Mandala. Namun rupanya, ada oknum-oknum tertentu di pusat tidak punya hati, tidak punya mata dan tidak punya sportivitas sehingga Persipura dan dijadikan tumbal buat perseteruan PSSI dan Kemenpora.
Irawan menduga dengan tidak diberikannya visa kepada tiga pemain tim tamu oleh Dirjen Imigrasi merupakan konspirasi besar yang sengaja dibuat demikian, agar Persipura tidak mengukir sejarah besar bagi dunia sepak bola tanah air.
“Iri adalah kata yang tepat. Ketidakmampuan dan ketidakharmonisan Pemerintah Pusat lewat Menpora, BOPI dan Dirjen Imigrasi telah membuktikan bahwa Papua, Persipura dikorbankan,” katanya.
Lanjutnya, Persipura adalah kebanggaan orang Papua untuk mendapat hiburan di olahraga, melepaskan rasa sakit karena dianaktirikan dari pembangunan, kini hal itu direnggut oleh mereka-mereka yang tidak punya hati di sepak bola.
Untuk itu, tegas dia, Presiden Joko Widodo harus segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, karena jika tidak, maka sanksi dari FIFA tinggal menunggu hari dan sudah pasti Indonesia akan dikucilkan dalam dunia sepak bola.
“Sejumlah program jangka panjang di sepak bola akan sia-sia, karena rasa ego dan berkuasa segelintir orang yang akhirnya sepak bola, Persipura jadi korban. Kami hanya berharap kepada Presiden Jokowi untuk selesaikan masalah ini, jika tidak tambah lagi pekerjaan untuk Papua,” pintanya.
Massa pendemo diterima langsung oleh Wakil Ketua I DPR Papua, Edward Kaize bersama anggota DPR Papua, masing-masing, Yan P Mandenas, Tan Wie Long, Yakoba Lokbere, Orwan Tolly Wone, Sinut Busup, Jack Kombo, Thomas Sondegau, Lazarus Siep, Elvis Tabuni, dan Nason Utti.
Namun sebelum memberikan jawaban kepada massa Persipuramania, anggota DPR Papua bersama perwakilan Persipura Mania melakukan pertemuan tertutup di ruang banggar untuk membahas hasil dari aspirasi yang telah disampaikan tersebut.
“Kami dari DPR Papua siap mefasilitas atas aspirasi Persipura dan rencana besok, Rabu (27/5) hari ini red, akan kami berangkat ke Jakarta untuk menyampaikan hal ini kepada Presiden dan kepada Menpora,” kata Edwar di hadapan persipuramania.
Ditempat yang sama, Ketua Komisi V DPR Papua membidangi Olahgraga, Yakoba Lokbere, menyatakan, dirinya siap meminta kepada Presiden RI agar menegur Menpora atas sikap yang dilakukan selama ini, sehingga persupura Jayapura dalam ajang pertandingan AFC Cup melawan Pahang FA di Stadion Mandala.
“Apa yang dialami Persipuramania begitu juga kami rasakan di DPR Papua, sehingga kami juga tidak mau Persipura dikorbankan hanya karena perilaku dari Menpora itu sendiri. Bila perlu hari ini juga meminta kepada Presiden untuk menegur Menpora dan meminta untuk mencabut surat pembekeuan PSSI,” katanya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Hanura, Yan Mandenas juga sangat menyayangkan pertandingan persipura harus batal karena masalah visa pemain.
“Kami menilai bahwa ada diskriminasi dengan Persipura, karena jelas-jelas Persib Bandung yang sama bertanding di AFC di loloskan, sementara Perspipura gagal melakukan pertandingan,” katanya.
Dia meminta agar menpora tidak boleh melakukan diskriminasi yang dilakukan secara tersistem terutama, kepada penanggung jawab pelaksana liga dan perangkat pendukung lainya termasuk keimigrasian.
Persib yang nota bene masuk dalam pertandingan AFC Cup tetap berjalan dan tidak miliki kendala. Sementara, Persipura dibatalkan setelah dibekukannya surat dari Menpora.
“Jadi tidak alasan untuk menghandel pertandingan persipura melawan tim dari Malaysia. Masalah administrasi itu bukan menjadi alasan sehingga kami minta pertandingan kembali dilaksanakan,” katanya. [Antara]