Pemkot Jayapura Ajak Pedangang Keliling Bentuk Koperasi
pada tanggal
Tuesday, 26 May 2015
KOTA JAYAPURA - Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, Papua, mendorong para pedagang sayur dan ikan keliling untuk dapat membentuk koperasi, agar bisa mendapatkan kemudahan dalam peningkatan modal usaha.
"Kami harapkan para pedagang keliling, di masing-masing distrik (kecamatan) bisa membentuk koperasi yang akan dibina oleh teman-teman di sini (Disperindakop)," ujar Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Dsperindagkop) Kota Jayapura Robert L Awi, di Jayapura, Senin.
Dalam wadah tersebut, terang Awi, Disperindagkop akan lebih mudah melayani para pedagang keliling, baik yang berjualan sayur ataupun ikan, termasuk hingga pada pemberian bantuan bagi mereka.
"Dengan berkoperasi, kami mudah melakukan pembinaan, kami juga mudah melakukan pemantaun dan pengawasan, termasuk mungkin pemberian bantuan-bantuan yang dibutuhkan teman-teman pedagang keliling tersebut," tuturnya.
Dalam waktu dekat, ungkap Awi, para pedagang keliling akan dipertemukan dengan Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano, agar mereka mendapatkan penjelasan langsung mengenai isu larangan bagi mereka untuk berjualan di Kota Jayapura.
"Seharusnya minggu ini ada pertemuan antara pedagang keliling dengan Walikota, kami minta penjelasan kepada wali kota untuk menjelaskan secara langsung tentang kekhawatiran para pedagang keliling ini terkait informasi sesat yang beberapa waktu lalu sempat beredar, Pak Wali Kota juga sudah menyampaikan kesediaannya," ujar Awi.
Sebelumnya, ucap Awi, Disperindagkop telah menyelesaikan proses pendataan pedagang keliling, dan hasilnya ratusan pedagaang telah resmi terdata, dan 150 orang diantaranya berstatus sebagai pedagang ikan keliling.
"Pedagang yaang sudah terdata di kami hampir 500 pedagang, termasuk didalamnya pedagang sayur dan ikan, yang banyak memang pedagang sayur," imbuhnya.
Setelah proses pendataan ini, terang Awi, pihaknya akan melakukan penataan untuk memperjelas lokasi operasional mereka seteah didata di tiap distrik.
"Kami inginkan ada ciri khas khusus yang bisa dikenali, sekarang kita bingung sama pedagang keliling karena semua sama, ke depan kita bedakan, mungkin dari keranjang jualannya, tiap distrik menggunakan warna berbeda," terangnya. [Antara]
"Kami harapkan para pedagang keliling, di masing-masing distrik (kecamatan) bisa membentuk koperasi yang akan dibina oleh teman-teman di sini (Disperindakop)," ujar Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Dsperindagkop) Kota Jayapura Robert L Awi, di Jayapura, Senin.
Dalam wadah tersebut, terang Awi, Disperindagkop akan lebih mudah melayani para pedagang keliling, baik yang berjualan sayur ataupun ikan, termasuk hingga pada pemberian bantuan bagi mereka.
"Dengan berkoperasi, kami mudah melakukan pembinaan, kami juga mudah melakukan pemantaun dan pengawasan, termasuk mungkin pemberian bantuan-bantuan yang dibutuhkan teman-teman pedagang keliling tersebut," tuturnya.
Dalam waktu dekat, ungkap Awi, para pedagang keliling akan dipertemukan dengan Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano, agar mereka mendapatkan penjelasan langsung mengenai isu larangan bagi mereka untuk berjualan di Kota Jayapura.
"Seharusnya minggu ini ada pertemuan antara pedagang keliling dengan Walikota, kami minta penjelasan kepada wali kota untuk menjelaskan secara langsung tentang kekhawatiran para pedagang keliling ini terkait informasi sesat yang beberapa waktu lalu sempat beredar, Pak Wali Kota juga sudah menyampaikan kesediaannya," ujar Awi.
Sebelumnya, ucap Awi, Disperindagkop telah menyelesaikan proses pendataan pedagang keliling, dan hasilnya ratusan pedagaang telah resmi terdata, dan 150 orang diantaranya berstatus sebagai pedagang ikan keliling.
"Pedagang yaang sudah terdata di kami hampir 500 pedagang, termasuk didalamnya pedagang sayur dan ikan, yang banyak memang pedagang sayur," imbuhnya.
Setelah proses pendataan ini, terang Awi, pihaknya akan melakukan penataan untuk memperjelas lokasi operasional mereka seteah didata di tiap distrik.
"Kami inginkan ada ciri khas khusus yang bisa dikenali, sekarang kita bingung sama pedagang keliling karena semua sama, ke depan kita bedakan, mungkin dari keranjang jualannya, tiap distrik menggunakan warna berbeda," terangnya. [Antara]