Pemanfaatan Energi Terbarukan Belum Terealisasi akibat Hitungan Bisnis
pada tanggal
Friday, 8 May 2015
KOTA JAYAPURA - Pemerintah Povinsi (Pemprov) Papua menyatakan, pemanfaatan energi terbarukan yang cukup potensial di Papua belum dapat terealisasi karena masih terkendala hitungan bisnis yang belum final.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua Bangun Manurung, di Jayapura, Kamis, mengatakan, rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Urumuka yang diestimasikan bisa menghasilkan 350-400 megawatt, belum juga terealisasi.
Kendala utamanya yakni belum adanya pengelola industri kelistrikan yang memastikan pemanfaatan potensi energi tersebut.
Padahal, untuk membangun PLTMH di Urumuka nilai investasinya mencapai triliunan rupiah.
"Hal itu pula yang menyebabkan rencana pemanfaatan energi terbarukan itu sampai sekarang belum mencapai kesepakatan dengan pihak investor. Ya kita tahu sendiri, kendalanya adalah untuk membangun ini dengan investasi besar tapi nanti siapa yang menggunakannya," ujar Manurung.
"Sekali lagi memang itu menjadi kendala kita karena membangun itu kan nilainya triliunan rupiah dan kalau yang pakai hanya masyarakat pasti investasinya tidak bakal kembali. Apalagi kalau mereka harus bangun jaringan transmisi yang rumit, bahkan kadang-kadang untuk melayani 1 kampung yang berjarak sekian puluh kilometer, jumlah pelanggannya hanya 50-100 rumah," sambungnya.
Menurut Manurung, pembangunan pabrik Smalter di Kabupaten Mimika, bisa menjadi solusi atas kendala tersebut karena kebutuhan daya dari pabrik pengolahan konsentrat itu memerlukan daya yang besar.
"Makanya kalau smelter jadi bisa listriknya diambil melalui PLTA atau PLTMH. Memang kita tidak bisa berandai-andai tapi paling tidak, akan dibangun PLTMH atau tenaga lainnya yang sisa dayanya bisa dialirkan ke perumahan masyarakat," ujarnya.
Masalah energi, tambahnya, kini menjadi hal yang krusial di Papua, bahkan di Kota Jayapura saja kini pasokan daya listrik sudah nyaris tidak bisa memenuhi kebutuhan yang ada sehingga perlu segera dicarikan jalan keluarnya.
"Kini masyarakat di Kota Jayapura masih kekurangan pasokan listrik. Dalam upaya menyiasatinya, PLN Jayapura bahkan memberlakukan pemadaman listrik secara bergilir. Sebenarnya dengan membangun PLTMH, masalah kelistrikan di Jayapura dapat terselesaikan. Hanya saja, menurut hitungan bisnis jika hanya dipergunakan oleh masyarakat maka para investor akan merugi," ujar Manurung. [Antara]
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua Bangun Manurung, di Jayapura, Kamis, mengatakan, rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Urumuka yang diestimasikan bisa menghasilkan 350-400 megawatt, belum juga terealisasi.
Kendala utamanya yakni belum adanya pengelola industri kelistrikan yang memastikan pemanfaatan potensi energi tersebut.
Padahal, untuk membangun PLTMH di Urumuka nilai investasinya mencapai triliunan rupiah.
"Hal itu pula yang menyebabkan rencana pemanfaatan energi terbarukan itu sampai sekarang belum mencapai kesepakatan dengan pihak investor. Ya kita tahu sendiri, kendalanya adalah untuk membangun ini dengan investasi besar tapi nanti siapa yang menggunakannya," ujar Manurung.
"Sekali lagi memang itu menjadi kendala kita karena membangun itu kan nilainya triliunan rupiah dan kalau yang pakai hanya masyarakat pasti investasinya tidak bakal kembali. Apalagi kalau mereka harus bangun jaringan transmisi yang rumit, bahkan kadang-kadang untuk melayani 1 kampung yang berjarak sekian puluh kilometer, jumlah pelanggannya hanya 50-100 rumah," sambungnya.
Menurut Manurung, pembangunan pabrik Smalter di Kabupaten Mimika, bisa menjadi solusi atas kendala tersebut karena kebutuhan daya dari pabrik pengolahan konsentrat itu memerlukan daya yang besar.
"Makanya kalau smelter jadi bisa listriknya diambil melalui PLTA atau PLTMH. Memang kita tidak bisa berandai-andai tapi paling tidak, akan dibangun PLTMH atau tenaga lainnya yang sisa dayanya bisa dialirkan ke perumahan masyarakat," ujarnya.
Masalah energi, tambahnya, kini menjadi hal yang krusial di Papua, bahkan di Kota Jayapura saja kini pasokan daya listrik sudah nyaris tidak bisa memenuhi kebutuhan yang ada sehingga perlu segera dicarikan jalan keluarnya.
"Kini masyarakat di Kota Jayapura masih kekurangan pasokan listrik. Dalam upaya menyiasatinya, PLN Jayapura bahkan memberlakukan pemadaman listrik secara bergilir. Sebenarnya dengan membangun PLTMH, masalah kelistrikan di Jayapura dapat terselesaikan. Hanya saja, menurut hitungan bisnis jika hanya dipergunakan oleh masyarakat maka para investor akan merugi," ujar Manurung. [Antara]