Pelindo Target Tuntaskan Pembangunan Pelabuhan Sorong tahun 2016
pada tanggal
Monday, 11 May 2015
JAKARTA - PT Pelindo II (Persero) menargetkan pembangunan Pelabuhan Sorong tahun depan. Untuk merealisasikanya, BUMN pelabuhan ini menyiapkan investasi sebesar Rp 3 triliun. Sementara, tahap konstruksi akan digarap anak usaha PT Pelindo II di bidang pembangunan dan perbaikan pelabuhan, PT Pembangunan Pelabuhan Indonesia (PPI).
"Dana ini untuk membangun terminal baru sekaligus biaya untuk pembebasan lahan," kata Presiden Direktur PT PPI Dani Rusli Utama, pada detikfinance, Sabtu (9/5/2015).
Dani mengungkapkan, pada tahap awal, perseroan akan membangun dua terminal sekaligus. "Satu terminal peti kemas, yang kedua terminal multi purposed. Tapi target kita satu terminal dulu pada fase pertama," ujar Dani.
Dengan kapasitas tampung kontainer mencapai 500.000 TEUs, kata Dani, Pelabuhan Sorong diproyeksikan menjadi pelabuhan internasional yang menjadi hub transportasi kapal-kapal dari Australia, Jepang, Cina, dan negara-negara Pasifik lainya.
Berjarak 2 jam perjalanan darat dari Kota Sorong, sambung Dani, pelabuhan yang juga dikembangkan menjadi kawasan industri baru (KIB) di Indonesia Timur ini memiliki luas 7.500 hektar.
"Industri kita dorong ke sana. Fasilitas kita siapkan. Beberapa industri potensial yang bisa dikembangkan di Sorong seperti industri kimia dan curah," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pelindo II Orias Petrus Moedak mengatakan, pihaknya terus mengejar kelengkapan perizinan Pelabuhan Sorong.
"Saat ini statusnya masih kerjasama dengan Pemda setempat. Konstruksi dilakukan setelah perizinan selesai," tukasnya.
Menurut Orias, pihaknya telah menjajaki beberapa investor untuk menanamkan investasinya di pelabuhan tersebut. "Beberapa investor dari Jepang dan Australia sudah menunjukan ketertarikan. Tapi kita tunggu tahapan pembangunanya dulu," ungkap Orias.
Jika terealiasi, lanjut Orias, selain hadirnya KIB, Pelabuhan Sorong juga akan memotong lalu lintas kapal dari dan ke Australia.
"Kapal mereka memutar ke Selatan lewat Brisbane. Kalau Sorong dibangun, bisa menjadi keuntungan untuk lalu lintas tersebut dan bisa langsung ke Jepang atau Cina," tambahnya. [Detik]
"Dana ini untuk membangun terminal baru sekaligus biaya untuk pembebasan lahan," kata Presiden Direktur PT PPI Dani Rusli Utama, pada detikfinance, Sabtu (9/5/2015).
Dani mengungkapkan, pada tahap awal, perseroan akan membangun dua terminal sekaligus. "Satu terminal peti kemas, yang kedua terminal multi purposed. Tapi target kita satu terminal dulu pada fase pertama," ujar Dani.
Dengan kapasitas tampung kontainer mencapai 500.000 TEUs, kata Dani, Pelabuhan Sorong diproyeksikan menjadi pelabuhan internasional yang menjadi hub transportasi kapal-kapal dari Australia, Jepang, Cina, dan negara-negara Pasifik lainya.
Berjarak 2 jam perjalanan darat dari Kota Sorong, sambung Dani, pelabuhan yang juga dikembangkan menjadi kawasan industri baru (KIB) di Indonesia Timur ini memiliki luas 7.500 hektar.
"Industri kita dorong ke sana. Fasilitas kita siapkan. Beberapa industri potensial yang bisa dikembangkan di Sorong seperti industri kimia dan curah," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pelindo II Orias Petrus Moedak mengatakan, pihaknya terus mengejar kelengkapan perizinan Pelabuhan Sorong.
"Saat ini statusnya masih kerjasama dengan Pemda setempat. Konstruksi dilakukan setelah perizinan selesai," tukasnya.
Menurut Orias, pihaknya telah menjajaki beberapa investor untuk menanamkan investasinya di pelabuhan tersebut. "Beberapa investor dari Jepang dan Australia sudah menunjukan ketertarikan. Tapi kita tunggu tahapan pembangunanya dulu," ungkap Orias.
Jika terealiasi, lanjut Orias, selain hadirnya KIB, Pelabuhan Sorong juga akan memotong lalu lintas kapal dari dan ke Australia.
"Kapal mereka memutar ke Selatan lewat Brisbane. Kalau Sorong dibangun, bisa menjadi keuntungan untuk lalu lintas tersebut dan bisa langsung ke Jepang atau Cina," tambahnya. [Detik]