Mensesneg dan Mendikbud Lepas Guru Penggerak yang Bertugas di Kabupaten Puncak
pada tanggal
Monday, 25 May 2015
YOGYAKARTA - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies R Baswedan melepas 64 orang guru yang akan ditugaskan di daerah terpencil di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua. Sebanyak 64 guru akan di tugas di berbagai sekolah di 8 distrik di Kabupaten Puncak.
Acara pelepasan dilakukan di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Minggu (24/5/2015). Turut hadir dalam acara itu Rektor UGM, Prof Dwikorita Karnawati, Bupati Puncak Willem Wandik, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni, Dr Paripurna.
Sebanyak 64 guru tersebut merupakan hasil saringan lebih dari 400 orang pelamar yang rata-rata berusia di bawah 30 tahun. Mereka juga telah menjalani pelatihan selama dua minggu. Rencananya mereka akan berangkat pada hari Senin (25/5/2015) menuju Timika.
Pratikno di hadapan peserta berpesan membuka isolasi daerah-daerah terpencil bukan hal yang mudah, terutuma membuka mobilitas orang. Dia berharap jangan sampai terulang harga satu sak semen Rp 40 ribu di Pulau Jawa, tapi di Papua menjadi rp 2 juta.
Menurutnya para guru yang ditugaskan tersebut tidak hanya mengurusi anak didik namun juga berbagai pengalaman. Masyarakat Papua juga mempunyai kearifan lokal dan ilmu pengetahuan sesuai dengan kondisi masyarakat di sana.
"Tugas saudara bukan hanya mengurusi anak didik saja tapi juga berbagai pengalaman. Buatlah masyarakat menjadi masyarakat pembelajar. Jadi tempat bertanya dan saling berbagi sehingga ada transfer atau tukar menukar pengetahuan," kata mantan Rektor UGM itu.
Dia menambahkan para guru yang masuk ke pedalaman itu, bukan hanya menjadi guru sebentar atau hanya mengajar sebentar. Namun menjadi guru tetap. Hal ini merupakan terobosan luar biasa. Sebab yang masuk ke pedalaman adalah anak-anak muda.
"Ini bukan hal mudah. Ini saya apresiasi dan menghargai kesediaan dan antusiasme mereka. Mereka akan tinggal permanen yang cukup lama di daerah terpencil. Dan saya yakin suatu saat tidak lagi jadi daerah terpencil lagi," tegas Pratikno. [Detik]
Acara pelepasan dilakukan di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Minggu (24/5/2015). Turut hadir dalam acara itu Rektor UGM, Prof Dwikorita Karnawati, Bupati Puncak Willem Wandik, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni, Dr Paripurna.
Sebanyak 64 guru tersebut merupakan hasil saringan lebih dari 400 orang pelamar yang rata-rata berusia di bawah 30 tahun. Mereka juga telah menjalani pelatihan selama dua minggu. Rencananya mereka akan berangkat pada hari Senin (25/5/2015) menuju Timika.
Pratikno di hadapan peserta berpesan membuka isolasi daerah-daerah terpencil bukan hal yang mudah, terutuma membuka mobilitas orang. Dia berharap jangan sampai terulang harga satu sak semen Rp 40 ribu di Pulau Jawa, tapi di Papua menjadi rp 2 juta.
Menurutnya para guru yang ditugaskan tersebut tidak hanya mengurusi anak didik namun juga berbagai pengalaman. Masyarakat Papua juga mempunyai kearifan lokal dan ilmu pengetahuan sesuai dengan kondisi masyarakat di sana.
"Tugas saudara bukan hanya mengurusi anak didik saja tapi juga berbagai pengalaman. Buatlah masyarakat menjadi masyarakat pembelajar. Jadi tempat bertanya dan saling berbagi sehingga ada transfer atau tukar menukar pengetahuan," kata mantan Rektor UGM itu.
Dia menambahkan para guru yang masuk ke pedalaman itu, bukan hanya menjadi guru sebentar atau hanya mengajar sebentar. Namun menjadi guru tetap. Hal ini merupakan terobosan luar biasa. Sebab yang masuk ke pedalaman adalah anak-anak muda.
"Ini bukan hal mudah. Ini saya apresiasi dan menghargai kesediaan dan antusiasme mereka. Mereka akan tinggal permanen yang cukup lama di daerah terpencil. Dan saya yakin suatu saat tidak lagi jadi daerah terpencil lagi," tegas Pratikno. [Detik]