Mayoritas dari 147 Puskesmas Pembantu di Merauke Belum Terisi Petugas
pada tanggal
Friday, 22 May 2015
MERAUKE - Sebanyak 147 Pustu yang tersebar di 160 Kampung dan 8 Kelurahan di Kabupaten Merauke sebagian besar masih belum terisi petugas tetap kesehatan.
Kenyataan ini kebanyakan terjadi di kampung-kampung yang kendalanya, petugas kesehatan dihadapkan dengan beberapa masalah diantaranya masalah tanah, keamanan lingkungan dan tidak didukung oleh lingkungan (kampung sering kosong).
“Biasa kendalanya, kalau kita tempatkan mereka lari, kendalanya karena sepi. Karena mereka merasa tidak didukung oleh lingkungan, misalkan kampung sering kosong. Kadang-kadang juga alasan keamanan dan ketika dia di ganggu orang mabuk aparat kampung setempat seakan malas tau, jadi petugas kita merasa tidak aman.” Demikian ini disampaikan Kadinkes Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Stevanus E. Ossok,M.Kes.MM di ruang kerjanya, Senin (18/5/2015).
Berhadapan dengan kendala diatas, petugas kesehatan mengambil langkah untuk melakukan kunjungan dilakukan sekali dalam sebulan. Sedangkan, terkait masalah keamanan, selaku Kepala Dinas Kesehatan, dirinya berharap agar Bupati Merauke dan bagian pemerintahan untuk melakukan pembinaan terhadap managemen kampung.
“Supaya aparat kampung , bamuskam peduli soal-soal begini. Tanah juga kita harus selesaikan, tapi tanah sekarang ditangani oleh pemerintah. Walaupun tidak ada petugas tapi pelayanan rutin dari sisi akses sudah kita jalani semua,” tambah Ossok.
Menangani kesehatan masyarakat, lebih divokuskan pada pencegahan bagaimana pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menjaga lingkungan yang besih. Terdapat 7 program kesehatan wajib yang dilakukan yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, pemberantasan penyakit menular, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, penyuluhan kesehatan, pengobatan dan UKS.
“Kalau program ini relative berjalan. Tapi masalah kesehatan ini tergantung dari perilaku dari masyarakat. Kalu dilihat dari lingkungan memang banyak masalah. Pertama susah air, rumah tidak sehat, rata-rata masih seadanya.”
Kembali lagi ke aparat kampung untuk memperhatikan secara tegas untuk membiasakan masyaraktnya hidup sehat dan bersih. Selanjutnya, harus ada pendampingan dari sector pendidikan, tokoh adat dan tokoh agama.Karena, persoalan kesehatan masyarakat di Kabupaten Merauke hingga saat ini masih cukup banyak yang harus diselesaikan.
Poin berikutnya, masyarakat masih belum sepenuhnya percayakan pelayanan kesehatan kepada petugas kesehatan, mereka masih memakai dukun dan peralatan tidak steril (manual)ketika melahirkan. Sehingga hal ini termasuk masalah yang paling berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat di kampung selain perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat. [SuaraMerauke]
Kenyataan ini kebanyakan terjadi di kampung-kampung yang kendalanya, petugas kesehatan dihadapkan dengan beberapa masalah diantaranya masalah tanah, keamanan lingkungan dan tidak didukung oleh lingkungan (kampung sering kosong).
“Biasa kendalanya, kalau kita tempatkan mereka lari, kendalanya karena sepi. Karena mereka merasa tidak didukung oleh lingkungan, misalkan kampung sering kosong. Kadang-kadang juga alasan keamanan dan ketika dia di ganggu orang mabuk aparat kampung setempat seakan malas tau, jadi petugas kita merasa tidak aman.” Demikian ini disampaikan Kadinkes Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Stevanus E. Ossok,M.Kes.MM di ruang kerjanya, Senin (18/5/2015).
Berhadapan dengan kendala diatas, petugas kesehatan mengambil langkah untuk melakukan kunjungan dilakukan sekali dalam sebulan. Sedangkan, terkait masalah keamanan, selaku Kepala Dinas Kesehatan, dirinya berharap agar Bupati Merauke dan bagian pemerintahan untuk melakukan pembinaan terhadap managemen kampung.
“Supaya aparat kampung , bamuskam peduli soal-soal begini. Tanah juga kita harus selesaikan, tapi tanah sekarang ditangani oleh pemerintah. Walaupun tidak ada petugas tapi pelayanan rutin dari sisi akses sudah kita jalani semua,” tambah Ossok.
Menangani kesehatan masyarakat, lebih divokuskan pada pencegahan bagaimana pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menjaga lingkungan yang besih. Terdapat 7 program kesehatan wajib yang dilakukan yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, pemberantasan penyakit menular, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, penyuluhan kesehatan, pengobatan dan UKS.
“Kalau program ini relative berjalan. Tapi masalah kesehatan ini tergantung dari perilaku dari masyarakat. Kalu dilihat dari lingkungan memang banyak masalah. Pertama susah air, rumah tidak sehat, rata-rata masih seadanya.”
Kembali lagi ke aparat kampung untuk memperhatikan secara tegas untuk membiasakan masyaraktnya hidup sehat dan bersih. Selanjutnya, harus ada pendampingan dari sector pendidikan, tokoh adat dan tokoh agama.Karena, persoalan kesehatan masyarakat di Kabupaten Merauke hingga saat ini masih cukup banyak yang harus diselesaikan.
Poin berikutnya, masyarakat masih belum sepenuhnya percayakan pelayanan kesehatan kepada petugas kesehatan, mereka masih memakai dukun dan peralatan tidak steril (manual)ketika melahirkan. Sehingga hal ini termasuk masalah yang paling berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat di kampung selain perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat. [SuaraMerauke]