Masyarakat Merauke Harus Manfaatkan Lahan untuk Tanaman Sayuran dan Buah
pada tanggal
Saturday, 30 May 2015
MERAUKE - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Merauke Ir. Dwi Atmoko mengatakan, sejak tahun 2013-2014 telah dikembangkan budi daya tanaman berapa jenis pisang di kampung-kampung local. Hasilnya, saat ini sudah bisa dinikmati buahnya.
Selain pisang, juga ada pengembangan tanaman mangga, rambutan, semangka dan buah naga, serta pengembangan tanaman sayur-sayuran. Selanjutnya, akan terus diupayakan pengembangan buah-buahan lainnya di kampung-kampung.
“ Tujuan adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena kita ingin konsumsi sayur dan buah bisa meningkat dan seimbang selain ikan, telur dan juga nasi.” Demikian disampaikannya di ruang kerjanya, Kamis (28/5/2015).
Khusus untuk petani local telah diberikan bibit sayuran secara gratis seperti kangkung cabut, bayam cabut, sawi, tomat dan cabe. Diharapkan dengan produksi sayuran dan buah yang sudah diterapkan, pola konsumsi masyarakat local akan menjadi baik dan sehat.
Makanan yang sehat harus ada keseimbagang gizi dan vitamin tidak sekedar makan nasi yang banyak tetapi harus mengkonsumsi ikan, telur, sayur dan buah yang cukup.
Bambang menambahkan, masyarakat Merauke terutama masyarakat local sudah pintar mengetahui sisi kesehatan, sisi ekonomi. Bahkan pihaknya kewalahan untuk memenuhi permintaan benih sayur dan buah karena begitu banyaknya permintaan dari masyarakat.
“Dari sisi lain saya bergembira bahwa pemahaman masyarakat tentang pentingnya tanaman sayur dan buah itu makin banyak. Bahkan mereka juga dalam membeli, sudah pandai memilih-milih sayur, buah yang sehat.”
Kendala saat ini, masih saja ada masyarakat local yang terkena gizi buruk. Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi yang mungkin saja masyarakta belum memahami manfaat pangan dan tidak mengetahui cara mengakses sumber pangan.
“Jangan sampai dia mengalami gizi buruk sementara sumber pangan didekatnya itu ada, Inilah pentingnya penyuluhan. Dulu waktu kami belum masuk Kampung Sabon Distrik Waan, hampir tiap tahun bencana kelaparan. Setelah kami masuk mereka bisa panen, bisa menanam berbagai komoditas pertanian, ya saya melihat ada perubahaan.”
Kondisi ini sangat diharapkan tidak ada lagi bencana kelaparan yang terjadi di kampung-kampung local. Pendampingan terus dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian melalui para PPL.
Masyarakat dihimbau untuk memanfaatkan pekarangan atau lahan yang dimiliki untuk menanam komoditas pertanian guna kebutuhan ekonomi dan juga sebagi makanan yang bisa dikonsumsi setiap hari agar terjadi keseimbangan gizi dalam keluarga. [SuaraMerauke]
Selain pisang, juga ada pengembangan tanaman mangga, rambutan, semangka dan buah naga, serta pengembangan tanaman sayur-sayuran. Selanjutnya, akan terus diupayakan pengembangan buah-buahan lainnya di kampung-kampung.
“ Tujuan adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena kita ingin konsumsi sayur dan buah bisa meningkat dan seimbang selain ikan, telur dan juga nasi.” Demikian disampaikannya di ruang kerjanya, Kamis (28/5/2015).
Khusus untuk petani local telah diberikan bibit sayuran secara gratis seperti kangkung cabut, bayam cabut, sawi, tomat dan cabe. Diharapkan dengan produksi sayuran dan buah yang sudah diterapkan, pola konsumsi masyarakat local akan menjadi baik dan sehat.
Makanan yang sehat harus ada keseimbagang gizi dan vitamin tidak sekedar makan nasi yang banyak tetapi harus mengkonsumsi ikan, telur, sayur dan buah yang cukup.
Bambang menambahkan, masyarakat Merauke terutama masyarakat local sudah pintar mengetahui sisi kesehatan, sisi ekonomi. Bahkan pihaknya kewalahan untuk memenuhi permintaan benih sayur dan buah karena begitu banyaknya permintaan dari masyarakat.
“Dari sisi lain saya bergembira bahwa pemahaman masyarakat tentang pentingnya tanaman sayur dan buah itu makin banyak. Bahkan mereka juga dalam membeli, sudah pandai memilih-milih sayur, buah yang sehat.”
Kendala saat ini, masih saja ada masyarakat local yang terkena gizi buruk. Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi yang mungkin saja masyarakta belum memahami manfaat pangan dan tidak mengetahui cara mengakses sumber pangan.
“Jangan sampai dia mengalami gizi buruk sementara sumber pangan didekatnya itu ada, Inilah pentingnya penyuluhan. Dulu waktu kami belum masuk Kampung Sabon Distrik Waan, hampir tiap tahun bencana kelaparan. Setelah kami masuk mereka bisa panen, bisa menanam berbagai komoditas pertanian, ya saya melihat ada perubahaan.”
Kondisi ini sangat diharapkan tidak ada lagi bencana kelaparan yang terjadi di kampung-kampung local. Pendampingan terus dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian melalui para PPL.
Masyarakat dihimbau untuk memanfaatkan pekarangan atau lahan yang dimiliki untuk menanam komoditas pertanian guna kebutuhan ekonomi dan juga sebagi makanan yang bisa dikonsumsi setiap hari agar terjadi keseimbangan gizi dalam keluarga. [SuaraMerauke]