Mama-mama Pedagang Terancam Pasar Lama dan Pasar Gorong-gorong
pada tanggal
Saturday, 16 May 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Para pedagang bertujuan mencari pembeli, atau berharap agar barang dagangannya terjual, laku di pasar. Bila sepi, mereka bisa bertindak mengambil langkah, termasuk melakukan aksi demo seperti yang terjadi di Mimika Papua.
Di Mimika, para pedagang yang selama ini berjualan di Pasar Sentral, sering disebut pasar sentral, melakukan aksi demonstrasi damai ke Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag), awal pekan ini. Puluhan pedagang itu ternyata bertujuan agar pemerintah menutup beberapa pasar mini di kota Timika, seperti Pasar lama (Eks pasar swadaya) di Pusat Kota Timika beserta pasar gorong-gorong di eks jalan Freeport lama di pinggiran Kota Timika.
Berharap kepada pemerintah agar para pedagang di pasar lama maupun di pasar Gorong-gorong tersebut dipindahkan ke Pasar Sentral Timika, yang berpusat di Jalan Hassanudin Timika, Papua.
“Kami berharap agar pemerintah menertibkan para pedagang di Pasar lama maupun pedagang yang berjualan di sekitar Pasar Gorong-gorong,” ujar Valen Ulahayana, Koordinator aksi para pedagang.
Pedagang Pasar Sentral tak menginginkan bila ada aktivitas penjualan barang dagangan di luar lokasi pasar baru, atau di luar pasar Sentral Timika.
Permintahan itu wajib dieksekusi oleh pemerintah, bila tidak, para pedagang di pasar sentral akan main hakim sendiri. Mereka berjanji akan membongkar pasar-pasar tradisional, lokasi pasar mini tak berijin itu.
Pedagang Pasar sentral juga beralasan, tindakan mereka hanya membantu tugas pemerintah yang seharusnya menertibkan jalan raya serta areal umum dipergunakan sebagai tempat bisnis dan perdagangan barang.
Sementara itu Mama Degei, salah satu pedagang sayur dan hasil perkebunan di pasar Gorong-gorong Timika, mengaku, dirinya merasa terancam dengan pernyataan dan aksi rekan pedagang asal pasar Sentral Timika.
“Kalau jualan disana, uang ojek mahal. Juga jauh, siapa yang mau boros bayar ojek?” jawab Mama Degei.
Senada juga diungkapkan rekan penjual ubi dan sayuran di Pasar Lama Timika. “Pikir gampang jualan di sanakah? Bukan uang ojek saja yang kita keluarkan, tapi tempat juga penuh,” tambah Mama Edowai. Ia mengaku, jualan sayuran dan ubi lebih laku di pasar lama ketimbang berjualan di pasar sentral.
Desakan itu wajar saja, sebab aktivitas kedua pasar tersebut telah berdampak, mengurangi pengunjung dan pembeli di Pasar Sentral Timika. Aksi demo damai itu ditujukan kepada pedagang pakaian, serta perabot rumah.
“Aksi demo damai itu bukan ditujukan kepada mama penjual sayur dan ubi. Tapi lebih-lebih kepada penjual pakaian dan perabot rumah tangga,” papar John Giay, pemerhati sosial di Timika, Jumat (15/5).
Beberapa hari sebelumnya, pihak Diskoperindag mengakui, keterbatasan mengambil keputusan. Pimpinan Diskoperindag sedang berada di luar daerah, sedang melakukan perjalanan dinas.
“Ini kepala dinas lagi keluar daerah, nanti kembali baru kita akan selesaikan Mana yang jalan keluar yang terbaik?” ujar Barnabas Dias, Kepala Bidang Pedagangan Dinas Koperindag Mimika.
Aksi demo itu dianggap sebagai perseturuan kepentingan bisnis dan para pelanggan. Sumber lain Anigouw News, mengungkap, para pembeli terutama pembeli pakaian dan perabot rumah tangga seperti piring,m sendok, serta kebutuhan sembako, lebih warga lokal belanja di lokasi kedua pasar yang diancam oleh para pedagang pasar sentral itu. Alasan kepentingan persaingan itu, persatuan para pedagang pasar sentral Timika diduga mendesak pihak pemerintah setemnpat untuk segera menertibkan penyebaran pedagang lokal di Timika sesuai aturan dan peraturan pemerintah. [Anigou]
Di Mimika, para pedagang yang selama ini berjualan di Pasar Sentral, sering disebut pasar sentral, melakukan aksi demonstrasi damai ke Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag), awal pekan ini. Puluhan pedagang itu ternyata bertujuan agar pemerintah menutup beberapa pasar mini di kota Timika, seperti Pasar lama (Eks pasar swadaya) di Pusat Kota Timika beserta pasar gorong-gorong di eks jalan Freeport lama di pinggiran Kota Timika.
Berharap kepada pemerintah agar para pedagang di pasar lama maupun di pasar Gorong-gorong tersebut dipindahkan ke Pasar Sentral Timika, yang berpusat di Jalan Hassanudin Timika, Papua.
“Kami berharap agar pemerintah menertibkan para pedagang di Pasar lama maupun pedagang yang berjualan di sekitar Pasar Gorong-gorong,” ujar Valen Ulahayana, Koordinator aksi para pedagang.
Pedagang Pasar Sentral tak menginginkan bila ada aktivitas penjualan barang dagangan di luar lokasi pasar baru, atau di luar pasar Sentral Timika.
Permintahan itu wajib dieksekusi oleh pemerintah, bila tidak, para pedagang di pasar sentral akan main hakim sendiri. Mereka berjanji akan membongkar pasar-pasar tradisional, lokasi pasar mini tak berijin itu.
Pedagang Pasar sentral juga beralasan, tindakan mereka hanya membantu tugas pemerintah yang seharusnya menertibkan jalan raya serta areal umum dipergunakan sebagai tempat bisnis dan perdagangan barang.
Sementara itu Mama Degei, salah satu pedagang sayur dan hasil perkebunan di pasar Gorong-gorong Timika, mengaku, dirinya merasa terancam dengan pernyataan dan aksi rekan pedagang asal pasar Sentral Timika.
“Kalau jualan disana, uang ojek mahal. Juga jauh, siapa yang mau boros bayar ojek?” jawab Mama Degei.
Senada juga diungkapkan rekan penjual ubi dan sayuran di Pasar Lama Timika. “Pikir gampang jualan di sanakah? Bukan uang ojek saja yang kita keluarkan, tapi tempat juga penuh,” tambah Mama Edowai. Ia mengaku, jualan sayuran dan ubi lebih laku di pasar lama ketimbang berjualan di pasar sentral.
Desakan itu wajar saja, sebab aktivitas kedua pasar tersebut telah berdampak, mengurangi pengunjung dan pembeli di Pasar Sentral Timika. Aksi demo damai itu ditujukan kepada pedagang pakaian, serta perabot rumah.
“Aksi demo damai itu bukan ditujukan kepada mama penjual sayur dan ubi. Tapi lebih-lebih kepada penjual pakaian dan perabot rumah tangga,” papar John Giay, pemerhati sosial di Timika, Jumat (15/5).
Beberapa hari sebelumnya, pihak Diskoperindag mengakui, keterbatasan mengambil keputusan. Pimpinan Diskoperindag sedang berada di luar daerah, sedang melakukan perjalanan dinas.
“Ini kepala dinas lagi keluar daerah, nanti kembali baru kita akan selesaikan Mana yang jalan keluar yang terbaik?” ujar Barnabas Dias, Kepala Bidang Pedagangan Dinas Koperindag Mimika.
Aksi demo itu dianggap sebagai perseturuan kepentingan bisnis dan para pelanggan. Sumber lain Anigouw News, mengungkap, para pembeli terutama pembeli pakaian dan perabot rumah tangga seperti piring,m sendok, serta kebutuhan sembako, lebih warga lokal belanja di lokasi kedua pasar yang diancam oleh para pedagang pasar sentral itu. Alasan kepentingan persaingan itu, persatuan para pedagang pasar sentral Timika diduga mendesak pihak pemerintah setemnpat untuk segera menertibkan penyebaran pedagang lokal di Timika sesuai aturan dan peraturan pemerintah. [Anigou]