Lokalisasi Yobar Belum Steril dari Anak-anak
pada tanggal
Sunday, 10 May 2015
MERAUKE - Berdasarkan aturannya, daerah lokalisasi pekerja seks komersial (PSK) harus steril dari jangkauan anak-anak. Seperti kenyataan di Lokalisasi Yobar Merauke, masih ditemukan cukup banyak anak-anak yang tinggal bersama-sama dengan orang tua mereka yang bekerja sebagai PSK.
“Hal ini sangat disayangkan oleh kita, bahwa tempat-tempat seperti itu seharusnya tidak boleh ada anak-anak. Karena anak-anak ini kan generasi penerus, bagaimana kalau mereka melihat itu dan mereka mempraktekannya lagi, tutur Sekertaris Dinas Sosial Kabupaten Merauke, Kristian Isir kepada media ini di ruang kerjanya Rabu (6/5/2015).
Menurutnya, kenyataan ini bukan hanya di Merauke saja, tetapi termasuk didaerah Papua lainnya ditemukan kasus yang sama. Ke depan Dinas Sosial berupaya untuk menertibkan agar lokalisasi Yobar benar-benar bersih dari anak-anak dan tidak ada lagi yang berkeluarga tinggal didalamnya.
Diakuinya, Dinas Sosial Merauke sudah melakukan peneguran kepada penghuni lokalisasi tetapi mereka dihadapkan dengan kendala tidak memiliki lahan dan rumah untuk pindah dari tempat tersebut. Untuk itu, Pemda Merauke mau tidak mau harus mencarikan lokasi baru untuk pindahkan pekerja seks agar terlepas keluarga dan anak-anak.
“Kalau yang mau jadikan istri lebih baik keluar. Yang berkeluarga tidak boleh tinggal di dalam lingkungan ini. Saya sendiri sudah sampaikan kepada pak RT untuk memindahkan yang berkeluarga terutama yang punya anak harus keluar,” tambah dia. Secepatnya, Dinsos akan turun ke lokasi untuk mendata jumlah PSK yang berkeluarga dan memiliki anak.
Kesemkpatan berikutnnya Sekertaris KPA Kabupaten Merauke, Henny Astuti Suparman menanggapi kondisi tersebut, bahwa kenyataan ini membutuhkan perhatian serius dari Dinas Sosial dan Badan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Merauke.
KPA dan Dinas Kesehatan hanya vokus pada pembinaan dari sisi kesehatan PSK tidak termasuk pembinaan social dan pemberdayaan serta keberadaan dari PSK itu sendiri. Kata Henny, seharusnya jumlah lokasi Yobar pekerjanya menurun, tetapi tiap tahun selalu bertambah.
“Kalau saya sih, prihatin ya. Tapi setahu saya anak-anak yang ada di situ juga anak-anak dari para pekerja. Mereka tinggal sama orang tuanya. Tinggal bagaimana peran instansi terkait dari sisi social dan pemberdayaan mereka,” tambah Henny. [SuaraMerauke]
“Hal ini sangat disayangkan oleh kita, bahwa tempat-tempat seperti itu seharusnya tidak boleh ada anak-anak. Karena anak-anak ini kan generasi penerus, bagaimana kalau mereka melihat itu dan mereka mempraktekannya lagi, tutur Sekertaris Dinas Sosial Kabupaten Merauke, Kristian Isir kepada media ini di ruang kerjanya Rabu (6/5/2015).
Menurutnya, kenyataan ini bukan hanya di Merauke saja, tetapi termasuk didaerah Papua lainnya ditemukan kasus yang sama. Ke depan Dinas Sosial berupaya untuk menertibkan agar lokalisasi Yobar benar-benar bersih dari anak-anak dan tidak ada lagi yang berkeluarga tinggal didalamnya.
Diakuinya, Dinas Sosial Merauke sudah melakukan peneguran kepada penghuni lokalisasi tetapi mereka dihadapkan dengan kendala tidak memiliki lahan dan rumah untuk pindah dari tempat tersebut. Untuk itu, Pemda Merauke mau tidak mau harus mencarikan lokasi baru untuk pindahkan pekerja seks agar terlepas keluarga dan anak-anak.
“Kalau yang mau jadikan istri lebih baik keluar. Yang berkeluarga tidak boleh tinggal di dalam lingkungan ini. Saya sendiri sudah sampaikan kepada pak RT untuk memindahkan yang berkeluarga terutama yang punya anak harus keluar,” tambah dia. Secepatnya, Dinsos akan turun ke lokasi untuk mendata jumlah PSK yang berkeluarga dan memiliki anak.
Kesemkpatan berikutnnya Sekertaris KPA Kabupaten Merauke, Henny Astuti Suparman menanggapi kondisi tersebut, bahwa kenyataan ini membutuhkan perhatian serius dari Dinas Sosial dan Badan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Merauke.
KPA dan Dinas Kesehatan hanya vokus pada pembinaan dari sisi kesehatan PSK tidak termasuk pembinaan social dan pemberdayaan serta keberadaan dari PSK itu sendiri. Kata Henny, seharusnya jumlah lokasi Yobar pekerjanya menurun, tetapi tiap tahun selalu bertambah.
“Kalau saya sih, prihatin ya. Tapi setahu saya anak-anak yang ada di situ juga anak-anak dari para pekerja. Mereka tinggal sama orang tuanya. Tinggal bagaimana peran instansi terkait dari sisi social dan pemberdayaan mereka,” tambah Henny. [SuaraMerauke]