Abdul Rahman Diduga Bunuh Diri akibat Malaria
pada tanggal
Tuesday, 5 May 2015
KOTA JAYAPURA - Seorang perwira TNI Makumdam XVII Cendrawasih Letkol Corps Hukum (Chk) Abdul Rahman ditemukan tewas di ruangan Wakil Kepala Hukum Daerah Militer (Wakakumdam) pada Jumat 1 Mei 2015 kemarin. Diduga, hal ini terjadi karena dia tak kuat dengan sakit malaria yang dideritanya.
"Yang bersangkutan masih sakit. Selesai kegiatan, almarhum ikut Sholat Jumat di masjid depan SD Yapis Jayapura. Diperkirakan mengalami sakit yang luar biasa di bagian kepala akibat malaria akut sehingga yang bersangkutan tidak sadar apa yang dilakukannya," jelas Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wuryanto kepada Metrotvnews.com Sabtu (2/4/2015) pagi.
Rahman diduga bunuh diri dengan menggunakan pistolnya sendiri. Pada pukul 13.00 WITA, Rahman mendatangi ruangan piket Kumdam untuk mengecek senjata yang akan digunakan piket. Selanjutnya, dia membawa senjata dan magazine-nya yang berisi lima butir peluru ke dalam ruangannya.
Dia kemudian mengunci ruangan dari dalam. Sekitar pukul 13.45 WITA, terdengar bunyi tembakan dari ruangan Wakakunmdam. Petuga piket dan anggota lain segera mendatangi asal bunyi tembakan. Namun, ruangan terkunci sehingga mereka memecahkan kaca jendela.
Nahas, di dalam ruangan, Rahman sudah ditemukan tak bernyawa lagi dalam posisi terbaring di atas velbed. Darah berkucuran di sekitar kepalanya. Sementara, pistol ada di depan dadanya.
Wuryanto menduga, Rahmat nekat menembakkan peluru ke kepalanya karena sakit Malaria yang dideritanya. Pasalnya empat hari yang lalu, dia baru keluar dari rumah sakit. Namun kemarin pagi, ia memaksakan diri untuk mengikuti upacara memperingati kembalinya Papua ke NKRI.
TNI AD, kata Wuryanto, sudah mengautopsi jenazah Rahman. Dia menegaskan, matra darat TNI akan menyelusuri lebih dalam masalah yang menyelimuti kasus bunuh diri salah satu perwira menengahnya. "Kita akan lakukan cek dan penyelidikan kemungkinan penyebab lainnya," jelas dia.
Jenderal Bintang Satu ini menambahkan, TNI AD juga kan menangani masalah penyakit malaria itu dengan serius. Pasalnya, penyakit ini sering ditemukan di daerah Papua. "Kita mengingatkan ke semua jajaran untuk penanganan sakit, terutama Malaria, khususnya lagi di Papua, harus ditangani dengan baik karena sudah sering terjadi kerugian personil akibat Malaria ini," pungkas dia. [MetroTV]
"Yang bersangkutan masih sakit. Selesai kegiatan, almarhum ikut Sholat Jumat di masjid depan SD Yapis Jayapura. Diperkirakan mengalami sakit yang luar biasa di bagian kepala akibat malaria akut sehingga yang bersangkutan tidak sadar apa yang dilakukannya," jelas Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wuryanto kepada Metrotvnews.com Sabtu (2/4/2015) pagi.
Rahman diduga bunuh diri dengan menggunakan pistolnya sendiri. Pada pukul 13.00 WITA, Rahman mendatangi ruangan piket Kumdam untuk mengecek senjata yang akan digunakan piket. Selanjutnya, dia membawa senjata dan magazine-nya yang berisi lima butir peluru ke dalam ruangannya.
Dia kemudian mengunci ruangan dari dalam. Sekitar pukul 13.45 WITA, terdengar bunyi tembakan dari ruangan Wakakunmdam. Petuga piket dan anggota lain segera mendatangi asal bunyi tembakan. Namun, ruangan terkunci sehingga mereka memecahkan kaca jendela.
Nahas, di dalam ruangan, Rahman sudah ditemukan tak bernyawa lagi dalam posisi terbaring di atas velbed. Darah berkucuran di sekitar kepalanya. Sementara, pistol ada di depan dadanya.
Wuryanto menduga, Rahmat nekat menembakkan peluru ke kepalanya karena sakit Malaria yang dideritanya. Pasalnya empat hari yang lalu, dia baru keluar dari rumah sakit. Namun kemarin pagi, ia memaksakan diri untuk mengikuti upacara memperingati kembalinya Papua ke NKRI.
TNI AD, kata Wuryanto, sudah mengautopsi jenazah Rahman. Dia menegaskan, matra darat TNI akan menyelusuri lebih dalam masalah yang menyelimuti kasus bunuh diri salah satu perwira menengahnya. "Kita akan lakukan cek dan penyelidikan kemungkinan penyebab lainnya," jelas dia.
Jenderal Bintang Satu ini menambahkan, TNI AD juga kan menangani masalah penyakit malaria itu dengan serius. Pasalnya, penyakit ini sering ditemukan di daerah Papua. "Kita mengingatkan ke semua jajaran untuk penanganan sakit, terutama Malaria, khususnya lagi di Papua, harus ditangani dengan baik karena sudah sering terjadi kerugian personil akibat Malaria ini," pungkas dia. [MetroTV]