KSAD Gowes Kelilingi Pulau Mansinam dan Bagi-bagi Doorprize ke Warga
pada tanggal
Thursday, 28 May 2015
MANOKWARI - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berkunjung ke Manokwari, Papua Barat. Dia bersepeda santai bersama warga dan membagi-bagikan doorprize. Warga senang.
Sepeda santai digelar warga, anggota TNI, dan Polri di Pulau Mansinam, Manokwari, Senin (26/5). KSAD didampingi Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan. Usai berolahraga, KSAD membagikan 500 lebih doorprize berupa 3 sepeda motor, 5 TV, 5 kulkas, 17 sepeda gunung, puluhan mesin cuci, dan ratusan alat elektronik kepada peserta olahraga.
"Kami sampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasih kepada Bapak KSAD, karena memperhatikan masyarakat di Pulau Mansinam ini," kata Mei Wonsiwor yang mendapat sepeda motor skuter.
Olahraga bersama di Pulau Mansinam, kata KSAD, merupakan hal yang sangat baik terkait sejarah Mansinam. Menurut dia, Pulau Mansinam adalah tempat pertama kali turunnya misionaris yang membawa Injil di Papua.
"Pulau Mansinam mengandung nilai historis yang mencerminkan toleransi beragama. Saat misionaris ingin menyebarkan ajaran kristen di Tidore, Sultan Tidore menyarankan agar jangan disebarkaan di Tidore, karena masyarakat Tidore sudah memeluk Islam. Sultan Tidore berinisiatif mengantar misionaris tersebut agar menyebarkanya di daratan Papua," katanya.
Sejatinya, KSAD juga dijadwalkan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kodam Papua Barat. Namun kegiatan itu urung dilakukan karena Gubernur Papua Barat sedang berdinas ke Jakarta. Menurut dia, Kodam milik rakyat, sehingga peletakan batu pertama harus disaksikan oleh masyarakat yang diwakili gubernur.
Meskipun batal peletakan batu pertama, KSAD berharap pembangunan dilanjutkan. Terkait nama Kodam, KSAD telah memberikan nama Kodam XVIII/Kasuari. Dia membuka diri jika ada usulan dari masyarakat.
"Pemberian nama Kodam diserahkan kepada masyarakat, karena pada hakekatnya yang punya Kodam adalah masyarakat," ujarnya.
Kodam XVIII/Kasuari merupakan Kodam pemekaran dari Kodam XVII/Cenderawasih Papua. Kodam itu dibentuk sesuai kebijakan Presiden Joko Widodo mengingat luas wilayah Papua yang cukup luas 3,5 kali luas pulau Jawa. Apalagi kondisi keamanan Papua belum stabil. [Detik]
Sepeda santai digelar warga, anggota TNI, dan Polri di Pulau Mansinam, Manokwari, Senin (26/5). KSAD didampingi Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan. Usai berolahraga, KSAD membagikan 500 lebih doorprize berupa 3 sepeda motor, 5 TV, 5 kulkas, 17 sepeda gunung, puluhan mesin cuci, dan ratusan alat elektronik kepada peserta olahraga.
"Kami sampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasih kepada Bapak KSAD, karena memperhatikan masyarakat di Pulau Mansinam ini," kata Mei Wonsiwor yang mendapat sepeda motor skuter.
Olahraga bersama di Pulau Mansinam, kata KSAD, merupakan hal yang sangat baik terkait sejarah Mansinam. Menurut dia, Pulau Mansinam adalah tempat pertama kali turunnya misionaris yang membawa Injil di Papua.
"Pulau Mansinam mengandung nilai historis yang mencerminkan toleransi beragama. Saat misionaris ingin menyebarkan ajaran kristen di Tidore, Sultan Tidore menyarankan agar jangan disebarkaan di Tidore, karena masyarakat Tidore sudah memeluk Islam. Sultan Tidore berinisiatif mengantar misionaris tersebut agar menyebarkanya di daratan Papua," katanya.
Sejatinya, KSAD juga dijadwalkan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kodam Papua Barat. Namun kegiatan itu urung dilakukan karena Gubernur Papua Barat sedang berdinas ke Jakarta. Menurut dia, Kodam milik rakyat, sehingga peletakan batu pertama harus disaksikan oleh masyarakat yang diwakili gubernur.
Meskipun batal peletakan batu pertama, KSAD berharap pembangunan dilanjutkan. Terkait nama Kodam, KSAD telah memberikan nama Kodam XVIII/Kasuari. Dia membuka diri jika ada usulan dari masyarakat.
"Pemberian nama Kodam diserahkan kepada masyarakat, karena pada hakekatnya yang punya Kodam adalah masyarakat," ujarnya.
Kodam XVIII/Kasuari merupakan Kodam pemekaran dari Kodam XVII/Cenderawasih Papua. Kodam itu dibentuk sesuai kebijakan Presiden Joko Widodo mengingat luas wilayah Papua yang cukup luas 3,5 kali luas pulau Jawa. Apalagi kondisi keamanan Papua belum stabil. [Detik]