Kondisi Keamanan Tak akan Ganggu Proyek Pengelolaan Alam
pada tanggal
Tuesday, 26 May 2015
KOTA JAYAPURA - Duta besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel mengakui bahwa isu tentang keamanan di Papua, tak akan mengganggu penggarapan proyek pengelola keanekaragaman hayati dan lingkungan..
"Saya tahu banyak isu keamanan di Papua. Tetapi saya yakin itu hanya terjadi di beberapa wilayah yang ada di Papua, tidak semua wilayah Papua berbahaya," ucap Georg Senin (25/5).
Buktinya, lanjut dia, tempatnya menginap beberapa hari di Wamena tidak ada masalah. Kota dengan julukan Lembah Baliem ini juga sangat indah.
"Beberapa lokasi juga kami kunjungi di sana dan semua aman-aman saja. Begitu juga dengan wilayah Raja Ampat dan Sorong, semua daerah itu aman-aman saja dan buktinya saat ini, kita berada di Kabupaten Jayapura dan tak ada gangguan apapun," urai Georg.
Usai blusukan di hutan tersebut, Georg melakukan tatap muka dengan penduduk Kampung Yepase dan berjanji akan memberikan project untuk Papua.
"Fokus kami sementara ini adalah di Sumatera dan Kalimantan. Namun kami yakin akan memberikan dana bantuan kepada Papua kedepan," ucap dia.
Georg menyebut sejak 2007 silam, Pemerintah Jerman telah menggelontorkan lebih dari 1 miliar euro untuk perubahan iklim dan energi di Indonesia, khusunya Sumatera dan Kalimantan. Begitu juga dana 1.000 euro untuk infrastruktur dan sejumlah dana lainnya.
Kunjungan kerja ini sebagai tindak lanjut upaya pemerintah Jerman dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua.
Dukungan tersebut melalui Deutsche Gesellschaft fürInternationale Zusammenarbeit (GIZ) di wujudkan dalam program Locally Action Mitigation In Indonesia (LAMA-I) dan Green Economy and Locally Action Mitigation In Indonesia (GE-LAMA-I) dengan dana dukungan dari DANIDA dan Kementerian LingkunganHidup Pemerintah Jerman (BMUB).
Kepala Kampung Yepase, Yohan Hendrik Yepassdanya menyebutkan kampung dengan mayoritas bermata pencaharian bertani dan nelayan itu ditempati oleh 315 jiwa atau 77 kepala keluarga.
"Dengan adanya pelatiahn sejumlah program ini, sedikit banyak kami sudah mengetahui tentang fungsi hutan dan kandungan yang ada didalam hutan ini untuk apa saja. Ada beberapa kelompok yang melakukan pengukuran emisi karbon di hutan adat kami dan praktik ini masih terus dilakukan," kata Yohan. [Liputan6]
"Saya tahu banyak isu keamanan di Papua. Tetapi saya yakin itu hanya terjadi di beberapa wilayah yang ada di Papua, tidak semua wilayah Papua berbahaya," ucap Georg Senin (25/5).
Buktinya, lanjut dia, tempatnya menginap beberapa hari di Wamena tidak ada masalah. Kota dengan julukan Lembah Baliem ini juga sangat indah.
"Beberapa lokasi juga kami kunjungi di sana dan semua aman-aman saja. Begitu juga dengan wilayah Raja Ampat dan Sorong, semua daerah itu aman-aman saja dan buktinya saat ini, kita berada di Kabupaten Jayapura dan tak ada gangguan apapun," urai Georg.
Usai blusukan di hutan tersebut, Georg melakukan tatap muka dengan penduduk Kampung Yepase dan berjanji akan memberikan project untuk Papua.
"Fokus kami sementara ini adalah di Sumatera dan Kalimantan. Namun kami yakin akan memberikan dana bantuan kepada Papua kedepan," ucap dia.
Georg menyebut sejak 2007 silam, Pemerintah Jerman telah menggelontorkan lebih dari 1 miliar euro untuk perubahan iklim dan energi di Indonesia, khusunya Sumatera dan Kalimantan. Begitu juga dana 1.000 euro untuk infrastruktur dan sejumlah dana lainnya.
Kunjungan kerja ini sebagai tindak lanjut upaya pemerintah Jerman dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Papua.
Dukungan tersebut melalui Deutsche Gesellschaft fürInternationale Zusammenarbeit (GIZ) di wujudkan dalam program Locally Action Mitigation In Indonesia (LAMA-I) dan Green Economy and Locally Action Mitigation In Indonesia (GE-LAMA-I) dengan dana dukungan dari DANIDA dan Kementerian LingkunganHidup Pemerintah Jerman (BMUB).
Kepala Kampung Yepase, Yohan Hendrik Yepassdanya menyebutkan kampung dengan mayoritas bermata pencaharian bertani dan nelayan itu ditempati oleh 315 jiwa atau 77 kepala keluarga.
"Dengan adanya pelatiahn sejumlah program ini, sedikit banyak kami sudah mengetahui tentang fungsi hutan dan kandungan yang ada didalam hutan ini untuk apa saja. Ada beberapa kelompok yang melakukan pengukuran emisi karbon di hutan adat kami dan praktik ini masih terus dilakukan," kata Yohan. [Liputan6]