Jenderal Moeldoko dan Jenderal Badrodin Haiti Kunjungi Perbatasan RI-PNG
pada tanggal
Saturday, 9 May 2015
KOTA JAYAPURA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meninjau Pos Perbatasan Satgas Pamtas Republik Indonesia (RI)-Papua Nugini (PNG) Batalyon Infanteri (Yonif) 323/Raider. Keduanya memberikan pengarahan kepada personel TNI dan Polri yang sedang bertugas di Pos Kotis (Skouw), Jayapura, Papua, Jumat (8/5/2015).
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel TNI dan Polri yang sudah bekerja keras dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom dari Puspen TNI, Jumat (8/5/2015).
Moeldoko berpesan kepada Komandan Korem dan Komandan Sektor, agar kehadiran pasukan TNI di suatu wilayah operasi atau ke wilayah manapun, harus dapat mengubah wilayah tersebut menjadi lebih positif.
Moeldoko juga memuji langkah Satgas Yonif 323/Raider yang dinilainya sudah melaksanakan teritorial dengan baik. Misalnya saja seperti mengunjungi sekolah-sekolah, memberikan contoh kedisplinan dan menyampaikan bagaimana caranya untuk bisa masuk dan menjadi anggota TNI.
"Kepada putera daerah yang ingin masuk dan menjadi anggota TNI, agar diberikan prioritas. Kalau ada kendala mengenai persyaratan dari awal, sehingga pada saat test banyak gugur, para personel TNI yang berada di daerah harus dapat membantu memberikan pengarahan kepada putera daerah, bagaimana caranya agar dia bisa lulus menjadi anggota TNI," ujar Moeldoko.
Selain itu dalam konteks sosial, lanjut Moeldoko, apabila seorang prajurit TNI menguasai bidang pertanian, hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat setempat agar mereka mengerti. Sehingga kemauan masyarakat bertambah dan tetap semangat karena didorong oleh anggota TNI yang sedang bertugas di daerah tersebut.
"Prajurit TNI tidak boleh menyakiti hati rakyat dan berbuat semena-mena kepada rakyat," tegasnya.
Saat ini, kata Moeldoko, masih ada prajurit TNI yang bertugas di kawasan tersebut dan meninggal karena terjangkit penyakit malaria. Oleh karena itu ia mengimbau kepada seluruh prajurit agar segera menuju ke rumah sakit di Jayapura jika merasakan gejala penyakit mematikan itu. Sebab obat-obatan dan peralatan medis di posko masih terbatas.
"Saya tidak menghendaki kalau masih ada yang meninggal karena sakit malaria, Prajurit TNI yang bertugas di perbatasan adalah sebagai pasukan yang terdepan," ucapnya.
Setelah memberikan pengarahan, Moeldoko yang masih ditemani Badrodin Haiti meninjau Rumah Sakit Apung KRI Soeharso yang berada di Pelabuhan Jayapura. Keduanya menyaksikan bakti sosial berupa pengobatan gratis, seperti operasi katarak, sunatan massal dan pengobatan gigi yang dilaksanakan tanggal 4 hingga 10 Mei 2015.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Asrenum Panglima TNI Mayjen Sumedy, Asintel Panglima TNI Mayjen (Mar) Faridz Washington, Asops Panglima TNI Mayjen Indra Hidayat, Aspers Panglima TNI Laksda Sugeng Darmawan, Aslog Panglima TNI Marsda Nugroho Prang Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen Ngakan Gede Sugiartha Garjitha, dan Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya. [Detik]
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel TNI dan Polri yang sudah bekerja keras dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom dari Puspen TNI, Jumat (8/5/2015).
Moeldoko berpesan kepada Komandan Korem dan Komandan Sektor, agar kehadiran pasukan TNI di suatu wilayah operasi atau ke wilayah manapun, harus dapat mengubah wilayah tersebut menjadi lebih positif.
Moeldoko juga memuji langkah Satgas Yonif 323/Raider yang dinilainya sudah melaksanakan teritorial dengan baik. Misalnya saja seperti mengunjungi sekolah-sekolah, memberikan contoh kedisplinan dan menyampaikan bagaimana caranya untuk bisa masuk dan menjadi anggota TNI.
"Kepada putera daerah yang ingin masuk dan menjadi anggota TNI, agar diberikan prioritas. Kalau ada kendala mengenai persyaratan dari awal, sehingga pada saat test banyak gugur, para personel TNI yang berada di daerah harus dapat membantu memberikan pengarahan kepada putera daerah, bagaimana caranya agar dia bisa lulus menjadi anggota TNI," ujar Moeldoko.
Selain itu dalam konteks sosial, lanjut Moeldoko, apabila seorang prajurit TNI menguasai bidang pertanian, hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat setempat agar mereka mengerti. Sehingga kemauan masyarakat bertambah dan tetap semangat karena didorong oleh anggota TNI yang sedang bertugas di daerah tersebut.
"Prajurit TNI tidak boleh menyakiti hati rakyat dan berbuat semena-mena kepada rakyat," tegasnya.
Saat ini, kata Moeldoko, masih ada prajurit TNI yang bertugas di kawasan tersebut dan meninggal karena terjangkit penyakit malaria. Oleh karena itu ia mengimbau kepada seluruh prajurit agar segera menuju ke rumah sakit di Jayapura jika merasakan gejala penyakit mematikan itu. Sebab obat-obatan dan peralatan medis di posko masih terbatas.
"Saya tidak menghendaki kalau masih ada yang meninggal karena sakit malaria, Prajurit TNI yang bertugas di perbatasan adalah sebagai pasukan yang terdepan," ucapnya.
Setelah memberikan pengarahan, Moeldoko yang masih ditemani Badrodin Haiti meninjau Rumah Sakit Apung KRI Soeharso yang berada di Pelabuhan Jayapura. Keduanya menyaksikan bakti sosial berupa pengobatan gratis, seperti operasi katarak, sunatan massal dan pengobatan gigi yang dilaksanakan tanggal 4 hingga 10 Mei 2015.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Asrenum Panglima TNI Mayjen Sumedy, Asintel Panglima TNI Mayjen (Mar) Faridz Washington, Asops Panglima TNI Mayjen Indra Hidayat, Aspers Panglima TNI Laksda Sugeng Darmawan, Aslog Panglima TNI Marsda Nugroho Prang Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen Ngakan Gede Sugiartha Garjitha, dan Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya. [Detik]