Jalur Ganja Lewat Jalan Tikus di Keerom dan Boven Digoel
pada tanggal
Sunday, 31 May 2015
KOTA JAYAPURA - Peredaran narkoba di Papua masih marak. Meski beberapa perlintasan kerap dipakai menyelundupkan narkotika jenis ganja sudah dijaga ketat, tapi para sindikat itu menggunakan jalan lain.
Badan Pengelola Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri (BPPKLN) Provinsi Papua mengklaim peredaran ganja di kawasan perbatasan melalui "jalan tikus". Kepala BPPKLN Provinsi Papua, Suzana Wanggai mengatakan, 'jalan tikus' ini yaitu jalan-jalan antardua negara, Indonesia dan Papua Nugini, bisa dilewati karena berada di kawasan yang tidak dipagar.
"Jadi masih ada wilayah perbatasan kita dengan Papua Nugini yang berada di hutan-hutan sehingga tidak dipasang pagar, biasanya ini yang menjadi jalan tikus bagi para pengedar," kata Suzanna, Kamis (28/5).
Menurut di, perbatasan antara Papua dan Papua Nugini yang panjang dan tidak dibatasi oleh tembok membuat celah bagi para penyelundup ganja.
Mereka sudah mengetahui jalur tikus kebanyakan dilewati masyarakat di sekitar perbatasan setiap harinya.
"Ini yang menyebabkan masih maraknya ganja masuk ke kita, lewat jalan tikus. Kebanyakan di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Boven Digoel," ujar Suzanna.
Dikatakan, mereka terus melakukan pengawasan jalur dipakai penyelundup. Kasus ganja melalui Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura sudah berkurang, termasuk juga lewat jalur laut.
"Sekarang ini mereka pintar, karena melihat pengawasan kita yang cukup ketat akhirnya mereka cari jalan-jalan tikus kita," ucap Suzanna.
Suzanna menambahkan, dalam pengawasan di laut sudah cukup baik. Hanya saja buat meloloskan barang ilegal, para penyelundup biasanya masuk saat jam operasional kantor, yaitu pada pagi hari dan juga subuh. [Antara]
Badan Pengelola Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri (BPPKLN) Provinsi Papua mengklaim peredaran ganja di kawasan perbatasan melalui "jalan tikus". Kepala BPPKLN Provinsi Papua, Suzana Wanggai mengatakan, 'jalan tikus' ini yaitu jalan-jalan antardua negara, Indonesia dan Papua Nugini, bisa dilewati karena berada di kawasan yang tidak dipagar.
"Jadi masih ada wilayah perbatasan kita dengan Papua Nugini yang berada di hutan-hutan sehingga tidak dipasang pagar, biasanya ini yang menjadi jalan tikus bagi para pengedar," kata Suzanna, Kamis (28/5).
Menurut di, perbatasan antara Papua dan Papua Nugini yang panjang dan tidak dibatasi oleh tembok membuat celah bagi para penyelundup ganja.
Mereka sudah mengetahui jalur tikus kebanyakan dilewati masyarakat di sekitar perbatasan setiap harinya.
"Ini yang menyebabkan masih maraknya ganja masuk ke kita, lewat jalan tikus. Kebanyakan di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Boven Digoel," ujar Suzanna.
Dikatakan, mereka terus melakukan pengawasan jalur dipakai penyelundup. Kasus ganja melalui Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura sudah berkurang, termasuk juga lewat jalur laut.
"Sekarang ini mereka pintar, karena melihat pengawasan kita yang cukup ketat akhirnya mereka cari jalan-jalan tikus kita," ucap Suzanna.
Suzanna menambahkan, dalam pengawasan di laut sudah cukup baik. Hanya saja buat meloloskan barang ilegal, para penyelundup biasanya masuk saat jam operasional kantor, yaitu pada pagi hari dan juga subuh. [Antara]