Irene Manibuy Diharap Angkat Harkat dan Martabat Perempuan Papua
pada tanggal
Saturday 9 May 2015
MANOKWARI – Menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan Wakil Gubernur di Papua Barat, Irene Manibuy, diharapkan mampu mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan didaerah ini.
Anggota DPR Papua Barat (DPR-PB), Febri Jein Anjar mengatakan, sebagai sosok perempuan yang mampu berkiprah didunia birokrasi, diharapkan program yang memberdayakan kaum perempuan akan bermunculan.
“Diharapkan program yang bersentuhan dengan pemberdayaan kaum perempuan bermunculan. Ini menjadi tantangan jika kaum perempuan bisa bekerjasama dengan pria,” jelasnya, belum lama ini.
Menurutnya, yang masih menjadi problem bagi kaum perempuan saat ini adalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Selain pemahaman, dari sisi adat juga masih terkekang. Namun penyebab yang paling dominan adalah kebiasaan masyarakat.
“Ada yang mau terbuka soal masalah yang dihadapi, tapi, ada juga yang tertutup. Semoga hal ini dapat ditanggulangi bahkan dihilangkah dengan keberadaan perempuan sebagai pemimpin,” paparnya.
Senada, Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat (MRP-PB), Anike TH Sabami, menilai, pemilihan Irene Manibuy sebagai wakil, merupakan langkah bijak yang diambil Gubernur Papua Barat.
“Perempuan sebagai simbol perubahan, juga sebagai penolong dalam rangka meneruskan pemerintahan di Papua Barat,” katanya.
Ditambahkan, Irene Manibuy merupakan perempuan yang menunjukan perjuangan dan kiprah politik perempuan asli Papua ditanah ini. [MediaPapua]
Anggota DPR Papua Barat (DPR-PB), Febri Jein Anjar mengatakan, sebagai sosok perempuan yang mampu berkiprah didunia birokrasi, diharapkan program yang memberdayakan kaum perempuan akan bermunculan.
“Diharapkan program yang bersentuhan dengan pemberdayaan kaum perempuan bermunculan. Ini menjadi tantangan jika kaum perempuan bisa bekerjasama dengan pria,” jelasnya, belum lama ini.
Menurutnya, yang masih menjadi problem bagi kaum perempuan saat ini adalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Selain pemahaman, dari sisi adat juga masih terkekang. Namun penyebab yang paling dominan adalah kebiasaan masyarakat.
“Ada yang mau terbuka soal masalah yang dihadapi, tapi, ada juga yang tertutup. Semoga hal ini dapat ditanggulangi bahkan dihilangkah dengan keberadaan perempuan sebagai pemimpin,” paparnya.
Senada, Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat (MRP-PB), Anike TH Sabami, menilai, pemilihan Irene Manibuy sebagai wakil, merupakan langkah bijak yang diambil Gubernur Papua Barat.
“Perempuan sebagai simbol perubahan, juga sebagai penolong dalam rangka meneruskan pemerintahan di Papua Barat,” katanya.
Ditambahkan, Irene Manibuy merupakan perempuan yang menunjukan perjuangan dan kiprah politik perempuan asli Papua ditanah ini. [MediaPapua]