Golden Felix Belum Pastikan Komitmen Pembangunan Smelter di Timika
pada tanggal
Friday, 29 May 2015
JAKARTA - Pemerintah Daerah Provinsi Papua mengaku sempat mendapatkan investor yang menyatakan bersedia membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di wilayahnya. Meski hingga kini investor tersebut belum kembali untuk menegaskan komitmen tersebut.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Povinsi Papua, Bangun S Manurung, mengatakan investor yang berminat membangun smelter tersebut berasal dari China yaitu Golden Felix.
"Untuk kemajuan smelter di Papua sudah ada perusahaan yang berminat," kata dia di Jakarta, Selasa (26/5).
Menurut Bangun, setelah sempat memberikan kepastian soal komitmennya, investor itu kembali ke kampung halamannya dengan alasan ingin menyusun konsep pembangunan smelter. Namun, hingga saat ini investor tersebut tak kunjung kembali.
"Tapi sampai sekarang belum datang lagi untuk membicarakan lagi bagaimana konsep mereka. Bagaimana time schedule mereka," ungkap Bangun.
Rencananya, Papua akan membangun smelter berkapasitas 900 ton, dengan nilai investasi US$ 1 miliar. Ditargetkan pembangunan smelter ini bisa dimulai di 2016.
"Ini masih kita tunggu time schedule. Karena sebelumnya juga ada diskusi yang ini. Sebenarnya tahun 2016 sudah bisa groundbreaking, seharusnya," pungkas dia.
Terkait pembangunan smelter ini, pemerintah akan memberikan fasilitas pengurangan pajak penghasilan neto atau tax allowance bagi pengusaha yang membangun fasilitas ini.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar mengatakan, keringanan pajak akan diberikan pengusaha yang membangun smelter di luar Jawa. Hal tersebut bertujuan untuk pemerataan pembangunan di daerah.[Liputab6]
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Povinsi Papua, Bangun S Manurung, mengatakan investor yang berminat membangun smelter tersebut berasal dari China yaitu Golden Felix.
"Untuk kemajuan smelter di Papua sudah ada perusahaan yang berminat," kata dia di Jakarta, Selasa (26/5).
Menurut Bangun, setelah sempat memberikan kepastian soal komitmennya, investor itu kembali ke kampung halamannya dengan alasan ingin menyusun konsep pembangunan smelter. Namun, hingga saat ini investor tersebut tak kunjung kembali.
"Tapi sampai sekarang belum datang lagi untuk membicarakan lagi bagaimana konsep mereka. Bagaimana time schedule mereka," ungkap Bangun.
Rencananya, Papua akan membangun smelter berkapasitas 900 ton, dengan nilai investasi US$ 1 miliar. Ditargetkan pembangunan smelter ini bisa dimulai di 2016.
"Ini masih kita tunggu time schedule. Karena sebelumnya juga ada diskusi yang ini. Sebenarnya tahun 2016 sudah bisa groundbreaking, seharusnya," pungkas dia.
Terkait pembangunan smelter ini, pemerintah akan memberikan fasilitas pengurangan pajak penghasilan neto atau tax allowance bagi pengusaha yang membangun fasilitas ini.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar mengatakan, keringanan pajak akan diberikan pengusaha yang membangun smelter di luar Jawa. Hal tersebut bertujuan untuk pemerataan pembangunan di daerah.[Liputab6]