FIFA Beri Sanksi ke PSSI, Persipura Tetap Bangga
pada tanggal
Sunday, 31 May 2015
KOTA JAYAPURA - Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) secara resmi memberikan sanksi berupa penangguhak keanggotaan kepada Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) karena dinilai telah melanggar statuta FIFA.
"Dengan segala hormat, kami menyampaikan bahwa Komite Eksekutif FIFA telah memutuskan, sesuai dengan Statuta FIFA pasal 14 ayat 1 bahwa PSSI telah disanksi dengan efek yang sesegara mungkin dan berlaku sampai PSSI dapat memenuhi Statuta FIFA pasal 13 dan 17," demikian seperti dikutip surat FIFA kepada PSSI yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/5).
PSSI telah dianggap melanggar statuta FIFA pasal 13 dan 17 dengan adanya intervensi oleh pihak luar, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Badan Olahraga Profesional Indonesia.
"Komite Eksekutif FIFA memutuskan Kemenpora RI dan BOPI telah mengintervensi Kepengurusan PSSI dan membawa PSSI melanggar Statuta FIFA pasal 13 dan 17," jelas surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Jerome Valcke tersebut.
Dengan adanya sanksi tersebut, PSSI yang menjadi induk olahraga sepak bola Indonesia kehilangan keanggotaannya dan Timnas Indonesia dilarang mengikuti kegiatan skala internasional yang diadakan oleh FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
"Pada saat sanksi berlangsung, PSSI kehilangan hak keanggotaan mereka ( Statuta FIFA pasal 12 ayat 1 ) dan seluruh tim di Indonesia ( Klub dan Tim Nasional ) dilarang mengikuti Kompetisi Internasional yang diadakan FIFA dan AFC ( Statuta FIFA pasal 14 ayat 3 )," jelas surat tersebut.
PSSI juga tidak lagi berhak menerima keuntungan dari FIFA maupun AFC. Termasuk rencana tanding ulang antara Persipura Jayapura dan Penang FA yang sebelumnya telah digagalkan karena masalah administrasi keimigrasian.
"Sanksi FIFA juga melarang anggota dan ofisial menerima keuntungan dari FIFA dan AFC seperti Program Pengembangan, Kursus, atau Pelatihan saat Sanksi berlangsung," demikian surat FIFA
Akan tetapi federasi sepak bola dunia tersebut tetap memberi kesempatan pada Timnas U-23 untuk tetap berlaga di ajang SEA Games 2015 di Singapura.
Sebelumnya pada laman resmi web FIFA, Eksekutif Komite FIFA, Presiden Blatter menyatakan bahwa pihaknya menangguhkan keanggotaan PSSI hingga dua aturan dalam statuta FIFA kembali dijalankan.
"The Executive decided to suspend the Indonesia Football Association (PSSI) with immediate effect and until the PSSI would be able to comply with its obligations under arts. 13 and 17 of the FIFA Statutes. This decision resulted from the effective “take over” of the activities of PSSI by the Indonesian authorities," tulis rilis media oleh FIFA pada Sabtu (30/5)
Namun meski ditangguhkan, satu-satunya tim yang dipersilahkan untuk bermain di kancah antar negara hanyalah Timnas yang bertanding di SEA Games 2015 di Singapura.
"However, and as an exceptional measure, the national team would be allowed to continue their current participation in the 2015 Southeast Asian Games,"
Menanggapi hal tersebut Persipura Jayapura menyatakan tetap bangga meski tidak dapat lagi mengikuti AFC, sebab Persipura tersingkir tanpa pernah dikalahkan oleh satupun klub.
Melalui akun Twitter @Persipura_, klub asal Papua itu menyatakan bahwa kesempatan untuk melaju ke perempat final telah tertutup akibat adanya sanksi FIFA. "Indonesia resmi dibanned oleh FIFA, sudah tak ada lagi kesempatan bertanding. Selamat untuk @FAPahang yang lolos ke babak quarter-final," bunyi di akun tersebut.
Persipura berhasil melaju ke babak 16 besar setelah menjuarai Grup E dan berhadapan Pahang FA. Pertandingan kedua tim seharusnya digelar di Jayapura, tetapi ditunda karena tiga pemain klub Malaysia tersebut tidak mendapatkan visa dari Indonesia.
Dengan tersingkirnya Persipura, maka Pahang secara otomatis lolos ke babak selanjutnya. "Semoga semua punggawa Mutiara Hitam diberikan kesabaran melewati semua ini. Kalian keluar dari turnamen tanpa kalah dari siapapun. #pride," tulis akun Persipura.
Kemenpora jadi PSSI
Sementara Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Alfitra Salamm, mengatakan bahwa pemerintah siap mengambil alih PSSI setelah FIFA resmi menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia.
FIFA menjatuhkan sanksi terhadap PSSI setelah menggelar emergency meeting Komite Eksekutif di Zurich, Swiss, Sabtu (30/5). Putusan itu diketahui melalui surat yang dikirimkan Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke.
"Pemerintah akan mengambil tanggung jawab dan mengambil alih fungsi PSSI. Surat itu ditunjukkan untuk PSSI, jadi pemerintah belum menerimanya. Tetapi, bagaimana pun juga pemerintah akan mempelajari surat itu," ujar Alfitra di Jakarta, Sabtu (30/5).
Sepak bola Indonesia mati suri sejak pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada 17 April 2015 menolak mengakui seluruh kegiatan di bawah PSSI. PSSI kemudian bereaksi dengan menggugat SK Menpora ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) pada 22 April lalu.
Meski begitu, Menpora tetap pada pendiriannya. Menpora kemudian membentuk Tim Transisi yang diproyeksikan mengambil alih fungsi PSSI. dengan munculnya keputusan sela PTUN, Senin (25/5), yang menerima gugatan PSSI terhadap SK Menpora mengenai pembekuan PSSI, maka tim tersebut dihentikan.
"Dengan adanya sanksi, pencabutan (SK pembekuan dari hasil putusan sela PTUN) itu sudah tidak perlu lagi. Oleh karena itu, nanti Tim Transisi akan segera kembali bertugas lagi. Ini akan kami jadikan momen untuk membenahi sepak bola Indonesia," kata Alfitra. [FIFA/Antara/Kompas]
"Dengan segala hormat, kami menyampaikan bahwa Komite Eksekutif FIFA telah memutuskan, sesuai dengan Statuta FIFA pasal 14 ayat 1 bahwa PSSI telah disanksi dengan efek yang sesegara mungkin dan berlaku sampai PSSI dapat memenuhi Statuta FIFA pasal 13 dan 17," demikian seperti dikutip surat FIFA kepada PSSI yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/5).
PSSI telah dianggap melanggar statuta FIFA pasal 13 dan 17 dengan adanya intervensi oleh pihak luar, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Badan Olahraga Profesional Indonesia.
"Komite Eksekutif FIFA memutuskan Kemenpora RI dan BOPI telah mengintervensi Kepengurusan PSSI dan membawa PSSI melanggar Statuta FIFA pasal 13 dan 17," jelas surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Jerome Valcke tersebut.
Dengan adanya sanksi tersebut, PSSI yang menjadi induk olahraga sepak bola Indonesia kehilangan keanggotaannya dan Timnas Indonesia dilarang mengikuti kegiatan skala internasional yang diadakan oleh FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
"Pada saat sanksi berlangsung, PSSI kehilangan hak keanggotaan mereka ( Statuta FIFA pasal 12 ayat 1 ) dan seluruh tim di Indonesia ( Klub dan Tim Nasional ) dilarang mengikuti Kompetisi Internasional yang diadakan FIFA dan AFC ( Statuta FIFA pasal 14 ayat 3 )," jelas surat tersebut.
PSSI juga tidak lagi berhak menerima keuntungan dari FIFA maupun AFC. Termasuk rencana tanding ulang antara Persipura Jayapura dan Penang FA yang sebelumnya telah digagalkan karena masalah administrasi keimigrasian.
"Sanksi FIFA juga melarang anggota dan ofisial menerima keuntungan dari FIFA dan AFC seperti Program Pengembangan, Kursus, atau Pelatihan saat Sanksi berlangsung," demikian surat FIFA
Akan tetapi federasi sepak bola dunia tersebut tetap memberi kesempatan pada Timnas U-23 untuk tetap berlaga di ajang SEA Games 2015 di Singapura.
Sebelumnya pada laman resmi web FIFA, Eksekutif Komite FIFA, Presiden Blatter menyatakan bahwa pihaknya menangguhkan keanggotaan PSSI hingga dua aturan dalam statuta FIFA kembali dijalankan.
"The Executive decided to suspend the Indonesia Football Association (PSSI) with immediate effect and until the PSSI would be able to comply with its obligations under arts. 13 and 17 of the FIFA Statutes. This decision resulted from the effective “take over” of the activities of PSSI by the Indonesian authorities," tulis rilis media oleh FIFA pada Sabtu (30/5)
Namun meski ditangguhkan, satu-satunya tim yang dipersilahkan untuk bermain di kancah antar negara hanyalah Timnas yang bertanding di SEA Games 2015 di Singapura.
"However, and as an exceptional measure, the national team would be allowed to continue their current participation in the 2015 Southeast Asian Games,"
Menanggapi hal tersebut Persipura Jayapura menyatakan tetap bangga meski tidak dapat lagi mengikuti AFC, sebab Persipura tersingkir tanpa pernah dikalahkan oleh satupun klub.
Melalui akun Twitter @Persipura_, klub asal Papua itu menyatakan bahwa kesempatan untuk melaju ke perempat final telah tertutup akibat adanya sanksi FIFA. "Indonesia resmi dibanned oleh FIFA, sudah tak ada lagi kesempatan bertanding. Selamat untuk @FAPahang yang lolos ke babak quarter-final," bunyi di akun tersebut.
Persipura berhasil melaju ke babak 16 besar setelah menjuarai Grup E dan berhadapan Pahang FA. Pertandingan kedua tim seharusnya digelar di Jayapura, tetapi ditunda karena tiga pemain klub Malaysia tersebut tidak mendapatkan visa dari Indonesia.
Dengan tersingkirnya Persipura, maka Pahang secara otomatis lolos ke babak selanjutnya. "Semoga semua punggawa Mutiara Hitam diberikan kesabaran melewati semua ini. Kalian keluar dari turnamen tanpa kalah dari siapapun. #pride," tulis akun Persipura.
Kemenpora jadi PSSI
Sementara Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Alfitra Salamm, mengatakan bahwa pemerintah siap mengambil alih PSSI setelah FIFA resmi menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia.
FIFA menjatuhkan sanksi terhadap PSSI setelah menggelar emergency meeting Komite Eksekutif di Zurich, Swiss, Sabtu (30/5). Putusan itu diketahui melalui surat yang dikirimkan Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke.
"Pemerintah akan mengambil tanggung jawab dan mengambil alih fungsi PSSI. Surat itu ditunjukkan untuk PSSI, jadi pemerintah belum menerimanya. Tetapi, bagaimana pun juga pemerintah akan mempelajari surat itu," ujar Alfitra di Jakarta, Sabtu (30/5).
Sepak bola Indonesia mati suri sejak pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada 17 April 2015 menolak mengakui seluruh kegiatan di bawah PSSI. PSSI kemudian bereaksi dengan menggugat SK Menpora ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) pada 22 April lalu.
Meski begitu, Menpora tetap pada pendiriannya. Menpora kemudian membentuk Tim Transisi yang diproyeksikan mengambil alih fungsi PSSI. dengan munculnya keputusan sela PTUN, Senin (25/5), yang menerima gugatan PSSI terhadap SK Menpora mengenai pembekuan PSSI, maka tim tersebut dihentikan.
"Dengan adanya sanksi, pencabutan (SK pembekuan dari hasil putusan sela PTUN) itu sudah tidak perlu lagi. Oleh karena itu, nanti Tim Transisi akan segera kembali bertugas lagi. Ini akan kami jadikan momen untuk membenahi sepak bola Indonesia," kata Alfitra. [FIFA/Antara/Kompas]