Beasiswa Mahasiswa Teologi Tidak Diakomodir LPMAK
pada tanggal
Friday, 29 May 2015
TIMIKA (MIMIKA) – Lembaga Pemasyarkatan Amungme dan Kamoro (LPMAK) melalui biro pendidikan mengumumkan penerimaan peserta beasiswa tahun 2015 sebanyak 70 pelajar.
Hal ini dikritisi oleh perwakilan mahasiswa yang bersekolah di Sekolah Tinggi Teologi (STT) jurusan Pendidikan Agama Kristen, Painus Magai. Menurutnya nasib mahasiswa penerima beasiswa LPMAK sebaiknya tidak dibeda-bedakan. Terlebih karena sebagai putra daerah dirinya tidak pernah merasakan bantuan dari LPMAK.
“Padahal kita kuliah untuk pendidikan anak-anak asli Papua juga,” katanya pada Kamis (28/5).
Kepala Biro Pendidikan LPMAK, Titus Kemong kepada Salam Papua menanggapi bijak hal tersebut, dengan menyatakan keputusan untuk tidak mengakomodir mahasiswa jurusan teologi dan PAK merupakan hasil keputusan BP dan BM LPMAK pada tahun 2006/2007.
Menurutnya jika ada mahasiswa dari dua suku asli dan lima suku kekerabatan yang ingin melanjutkan pendidikan kep bagian keagamaan. Itu merupakan tnaggung jawab masing-masing sinode gereja.
“Itu bukan bagian kita dan kita kembalikan ke gereja masing-masing,” ujarnya.
Dikatakan, LPMAK telah menjalin kerjasama dengan beberaoa sinode gereja di Kabupaten Mimika diantaranya Gereja Katolik Dekenat Mimika-Agimuga, Gereja Kemah Injili Indonesia (GKII) Klasis Mimika dan Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Klasis Mimika.
Selain itu dalam menjalin kerjasama dengan lembaga mitra pendidikan tingkat perguruan tinggi. Pihaknya menerapkan sebuah standar. Sekolah tersebut harus minimal mengantongi akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan TInggi.
“Di Timika ini kan tidak ada kampus dengan akreditasi B,” tandasnya.
Selain itu ia berharap agar media dapat membantu mempublikasikan hal ini agar mereka tidak lagi datang ke LPMAK untuk meminta biaya kuliah mereka dibayarkan. Kemungkinan juga, selama ini belum ada pemberitahuan secara tertulis sehingga mereka tidak mengetahui hal tersebut. [SalamPapua]
Hal ini dikritisi oleh perwakilan mahasiswa yang bersekolah di Sekolah Tinggi Teologi (STT) jurusan Pendidikan Agama Kristen, Painus Magai. Menurutnya nasib mahasiswa penerima beasiswa LPMAK sebaiknya tidak dibeda-bedakan. Terlebih karena sebagai putra daerah dirinya tidak pernah merasakan bantuan dari LPMAK.
“Padahal kita kuliah untuk pendidikan anak-anak asli Papua juga,” katanya pada Kamis (28/5).
Kepala Biro Pendidikan LPMAK, Titus Kemong kepada Salam Papua menanggapi bijak hal tersebut, dengan menyatakan keputusan untuk tidak mengakomodir mahasiswa jurusan teologi dan PAK merupakan hasil keputusan BP dan BM LPMAK pada tahun 2006/2007.
Menurutnya jika ada mahasiswa dari dua suku asli dan lima suku kekerabatan yang ingin melanjutkan pendidikan kep bagian keagamaan. Itu merupakan tnaggung jawab masing-masing sinode gereja.
“Itu bukan bagian kita dan kita kembalikan ke gereja masing-masing,” ujarnya.
Dikatakan, LPMAK telah menjalin kerjasama dengan beberaoa sinode gereja di Kabupaten Mimika diantaranya Gereja Katolik Dekenat Mimika-Agimuga, Gereja Kemah Injili Indonesia (GKII) Klasis Mimika dan Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Klasis Mimika.
Selain itu dalam menjalin kerjasama dengan lembaga mitra pendidikan tingkat perguruan tinggi. Pihaknya menerapkan sebuah standar. Sekolah tersebut harus minimal mengantongi akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan TInggi.
“Di Timika ini kan tidak ada kampus dengan akreditasi B,” tandasnya.
Selain itu ia berharap agar media dapat membantu mempublikasikan hal ini agar mereka tidak lagi datang ke LPMAK untuk meminta biaya kuliah mereka dibayarkan. Kemungkinan juga, selama ini belum ada pemberitahuan secara tertulis sehingga mereka tidak mengetahui hal tersebut. [SalamPapua]