Triwulan Pertama 2015, Tiga pelajar Tewas Karena Laka Lantas dan Tak Pakai Helm
pada tanggal
Thursday, 30 April 2015
ARSO (KEEROM) – Secara Nasional, jalan raya merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia. Data ini nampaknya harus menjadi perhatian semua pihak terutama pemakai jalan agar berhati-hati di jalan raya. Penyebabnya tak lain rendahnya disiplin dan kesadaran berlalu-lintas pengguna jalan.
“Untuk di Keerom, saya lihat kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas masih perlu ditingkatkan. Baik menyangkut penggunaan standar pengaman atau safety riding dan juga masih banyak juga yang melakukan pelanggaran lalu lintas meski telah ditegur,” ungkap Kapolres AKBP. Ketut Suradnya, S.S, M.Si., kepada wartawan, di Kampung Yammua Arso VI, Keerom, pekan lalu.
Dengan semangat berupa tindakan pre-emtif untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas maka Polri menggelar operasi Simpatik Matoa 2015 termasuk di Polres Keerom.
“Tujuan dari operasi Simpatik Matoa yang baru lewat 1-21 April 2015 lalu memang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas masyarakat, secara khusus di Kabupaten Keerom,’’ katanya.
Sementara Kasatlantas Polres Keerom, Iptu. Made Putra Hari Suargana, menjelaskan bahwa selama triwulan pertama 2015 ini, ada tiga pelajar tewas karena kecelakaan lalu lintas. Sehingga diharapkan para pengendara agar berhati- hati pada saat membawa kendaraan dan patuhi rabu- rambu lalu lintas.
“Hal Ini juga menjadi keprihatinan kita, karena pelajar yang tewas karena laka lantas ini tidak menggunakan helm. Karenanya lewat operasi Simpatik Matoa, kita berharap kesadaran akan safety riding akan meningkat. Kita juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, tukang ojek, dan lainnya untuk meningkatkan kesadaran mematuhi dan tertib berlalu lintas,” ungkapnya.
Kapolres menambahkan, hal lain yang bakal menjadi perhatian Polres Keerom adalah banyaknya anak belum cukup umur yang membawa kendaraan di Keerom.
“Nanti kita akan dekati orang tua-orang tua agar memahami bahwa anak-anak yang belum cukup umur ini emosi mereka belum stabil,” pungkasnya.[Binpa]
“Untuk di Keerom, saya lihat kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas masih perlu ditingkatkan. Baik menyangkut penggunaan standar pengaman atau safety riding dan juga masih banyak juga yang melakukan pelanggaran lalu lintas meski telah ditegur,” ungkap Kapolres AKBP. Ketut Suradnya, S.S, M.Si., kepada wartawan, di Kampung Yammua Arso VI, Keerom, pekan lalu.
Dengan semangat berupa tindakan pre-emtif untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas maka Polri menggelar operasi Simpatik Matoa 2015 termasuk di Polres Keerom.
“Tujuan dari operasi Simpatik Matoa yang baru lewat 1-21 April 2015 lalu memang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas masyarakat, secara khusus di Kabupaten Keerom,’’ katanya.
Sementara Kasatlantas Polres Keerom, Iptu. Made Putra Hari Suargana, menjelaskan bahwa selama triwulan pertama 2015 ini, ada tiga pelajar tewas karena kecelakaan lalu lintas. Sehingga diharapkan para pengendara agar berhati- hati pada saat membawa kendaraan dan patuhi rabu- rambu lalu lintas.
“Hal Ini juga menjadi keprihatinan kita, karena pelajar yang tewas karena laka lantas ini tidak menggunakan helm. Karenanya lewat operasi Simpatik Matoa, kita berharap kesadaran akan safety riding akan meningkat. Kita juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, tukang ojek, dan lainnya untuk meningkatkan kesadaran mematuhi dan tertib berlalu lintas,” ungkapnya.
Kapolres menambahkan, hal lain yang bakal menjadi perhatian Polres Keerom adalah banyaknya anak belum cukup umur yang membawa kendaraan di Keerom.
“Nanti kita akan dekati orang tua-orang tua agar memahami bahwa anak-anak yang belum cukup umur ini emosi mereka belum stabil,” pungkasnya.[Binpa]