Kali Mayon Harus Diperindah
pada tanggal
Wednesday, 29 April 2015
KUALA KENCANA (MIMIKA) – Sebagai salah satu objek wisata alternatif di Kota Timika, Kali Mayon pernah didatangi oleh puluhan hingga ratusan warga Mimika yang hendak berekreasi.
Namun kondisi tersebut tidak terjadi lagi setelah kali tersebut mengalami perubahan besar-besaran akibat dibuatnya jembatan beton oleh pemerintah daerah dalam satu tahun terakhir ini. Tempat yang sebelumnya terkesan asri dengan rumput hijaunya, berubah menjadi gundukan pasir.
Menurut salah seorang tokoh pemuda di Kompleks Jayanti, Agus Alua, yang menyatakan bahwa kali tersebut telah dirusak dan tidak diperbaiki.
“Sayang sekali kalau tempat yang banyak orang sering datangi, sekarang jadi sepi karena tidak dibuat seperti semula,” ujarnya kepada Salam Papua pada Senin (20/4).
Dikatakan pemerintah harus jeli melihat potensi wisata di sungai kecil ini.
“Sebab sekarang sudah tidak ada lagi tempat wisata pemandian gratis di Timika untuk semua orang dari berbagai kalangan,” ujarnya.
Dikatakan, potensi pemandian di Kali Mayon harus ditingkatkan, sehingga ada kompleks Jayanti yang sering dianggap mencekam, bisa berubah dan sekaligus dapat memberdayakan warga di sekitar dengan kehadiran obyek wisata ini.
“Dan kalau perlu pemerintah bisa buatkan kali ini sebagai tempat pemandian yang diperbesar dan dirapikan, sehingga banyak orang semakin banyak datang, lebih dari yang dulu, Karena pemda punya banyak uang untuk bangun obyek wisata tapi tidak dipergunakan,” tandas Agus. [SalamPapua]
Namun kondisi tersebut tidak terjadi lagi setelah kali tersebut mengalami perubahan besar-besaran akibat dibuatnya jembatan beton oleh pemerintah daerah dalam satu tahun terakhir ini. Tempat yang sebelumnya terkesan asri dengan rumput hijaunya, berubah menjadi gundukan pasir.
Menurut salah seorang tokoh pemuda di Kompleks Jayanti, Agus Alua, yang menyatakan bahwa kali tersebut telah dirusak dan tidak diperbaiki.
“Sayang sekali kalau tempat yang banyak orang sering datangi, sekarang jadi sepi karena tidak dibuat seperti semula,” ujarnya kepada Salam Papua pada Senin (20/4).
Dikatakan pemerintah harus jeli melihat potensi wisata di sungai kecil ini.
“Sebab sekarang sudah tidak ada lagi tempat wisata pemandian gratis di Timika untuk semua orang dari berbagai kalangan,” ujarnya.
Dikatakan, potensi pemandian di Kali Mayon harus ditingkatkan, sehingga ada kompleks Jayanti yang sering dianggap mencekam, bisa berubah dan sekaligus dapat memberdayakan warga di sekitar dengan kehadiran obyek wisata ini.
“Dan kalau perlu pemerintah bisa buatkan kali ini sebagai tempat pemandian yang diperbesar dan dirapikan, sehingga banyak orang semakin banyak datang, lebih dari yang dulu, Karena pemda punya banyak uang untuk bangun obyek wisata tapi tidak dipergunakan,” tandas Agus. [SalamPapua]